KEHIDUPAN DAN SEHATNYA HATI
TIDAK AKAN DIDAPAT KECUALI
DENGAN MENGETAHUI, MENGINGINKAN DAN
MENGUTAMAKAN KEBENARAN
DARIPADA YANG LAIN
Oleh : Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Hati memiliki dua kekuatan: Pertama,
kekuatan ilmu dan pembeda. Kedua, kekuatan keinginan dan cinta.
Kesempurnaan dan kebaikan
hati bisa dicapai dengan menggunakan dua kekuatan tersebut untuk hal-hal yang
bermanfaat baginya, serta untuk kebaikan dan kebahagiaannya. Jadi, kesempurnaan
hati terletak pada kekuatan ilmu dalam mengetahui dan memahami kebenaran, serta
dalam membedakan antara kebenaran itu dengan kebatilan. Juga dengan menggunakan
kekuatan keinginan dan cinta dalam mencari dan mencintai kebenaran serta dalam
mengutamakan kebenaran daripada kebatilan.
Siapa yang tidak mengetahui
kebenaran maka dia tersesat.
Siapa yang mengetahui kebenaran tapi mengutamakan
yang lain daripadanya maka dia adalah orang yang mendapat murka.
Dan siapa yang
mengetahui kebenaran lalu mengikutinya maka dia adalah orang yang mendapat
kenikmatan.
Allah memerintahkan kita
agar memohon kepada-Nya dalam shalat kita, supaya Dia menunjuki kita pada jalan
orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, bukan jalan orang-orang yang
dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.
Karena
itu, orang-orang Nasrani disebut sebagai orang yang sesat sebab
mereka adalah umat yang bodoh terhadap ajarannya.
Dan
orang-orang Yahudi disebut sebagai orang-orang yang dimurkai karena
mereka adalah umat yang durhaka dan menentang.
Adapun
umat ini (umat Islam) adalah umat
yang mendapat anugerah nikmat.
Karena itu, Sufyan bin
Uyainah berkata, "Siapa yang rusak dari orang-orang yang ahli ibadah di
antara kita maka dia menyerupai orang-orang Nasrani. Dan siapa yang rusak dari
ulama-ulama kita maka dia menyerupai orang-orang Yahudi."
Sebab orang-orang Nasrani
menyembah Allah tanpa ilmu, dan orang-orang Yahudi mengetahui kebenaran tetapi
mereka menyimpang daripadanya.
Dalam Al-Musnad dan Sunan
Tirmidzi dari hadits Adi bin Hatim, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda,
الْيَهُودُ مَغْضُوبٌ عَلَيْهِم, وَالنَّصَارَى ضَالُّونِ
"Orang-orang Yahudi itu
dimurkai, dan orang-orang Nasrani itu sesat." (Diriwayatkan
Tirmidzi, Ath-Thayalisi dan selain keduanya, dengan sanad hasan).
Allah telah mengumpulkan
(penyebutan) dua hal pokok tersebut dalam banyak Al-Qur'an, di antaranya,
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا
دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
"Dan
bila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segalaperintah)Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenar-an." (Al-Baqarah:186).
Dalam
ayat di atas Allah mengumpulkan masalah pengabulan doa dengan keimanan
terhadap-Nya. Ayat senada adalah firman-Nya tentang Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam,
ٱلَّذِينَ
يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِيَّ ٱلۡأُمِّيَّ ٱلَّذِي يَجِدُونَهُۥ مَكۡتُوبًا
عِندَهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡهَىٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ
عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَٰٓئِثَ وَيَضَعُ عَنۡهُمۡ إِصۡرَهُمۡ وَٱلۡأَغۡلَٰلَ ٱلَّتِي
كَانَتۡ عَلَيۡهِمۡۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُواْ
ٱلنُّورَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ
"Maka
orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an),
mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Al-A'raaf:
157).
الٓمٓ
١ ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ ٢ ٱلَّذِينَ
يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ
يُنفِقُونَ ٣ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن
قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ ٤ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن
رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٥
"Alif
laam miim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
orang yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang
mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka, dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan
kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk
dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang ber-untung." (Al-Baqarah:
1-5).
۞لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ
وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ
بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۧنَ
وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ
وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى
ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ
وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ
وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧
"Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timurdan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anakyatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati
janjinya bila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al-Baqarah:
177).
Dan
Allah juga befirman,
وَٱلۡعَصۡرِ
١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
"Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati
kebenaran dan nasihat-menasihat supaya menetapi kesabaran." (Al-'Ashr:
1-3).
Dalam ayat di atas Allah Ta'ala
bersumpah dengan masa yakni waktu dilakukannya perbuatan-perbuatan yang
menguntungkan atau merugikan. Dan bahwa setiap manusia akan berada dalam
kerugian, kecuali orang yang sempurna kekuatan ilmunya dengan beriman kepada
Allah dan sempurna kekuatan amaliahnya dengan melakukan ketaatan kepada-Nya.
Dan ini adalah kesempurnaan yang ada pada dirinya.
Lalu dia menyempurnakan
orang lain dengan menasihatkan hal tersebut kepada mereka, memerintahkan untuk
menetapinya serta agar menguasai hal tersebut, yakni dengan kesabaran. Maka,
dia menyempurnakan dirinya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, dan
menyempurnakan orang lain dengan mengajarkan hal tersebut kepada mereka serta
menasihatkan kesabaran atasnya. Karena itu Imam Syafi'i Rahimahullah berkata,
"Seandainya manusia memikirkan tentang surat wal 'Ashri tentu sudah
cukup buat mereka."
Al-Qur'an banyak
membicarakan masalah ini. Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang bahagia
adalah orang yang mengetahui kebenaran lalu mengikutinya, dan orang yang celaka
adalah orang yang tidak mengetahui kebenaran serta tersesat daripadanya, atau
dia mengetahuinya tetapi ia menyelisihi dan mengikuti yang lain.
Dan wajib Anda ketahui, dua
kekuatan ini tidak akan pernah berhenti dalam hati. Jika dia tidak menggunakan
kekuatan ilmiahnya untuk mengetahui dan memahami kebenaran maka ia akan
menggunakannya untuk mengetahui kebatilan. Jika dia tidak menggunakan kekuatan
keinginan beramal untuk mengamalkan ketaatan maka dia akan menggunakan untuk
yang sebaliknya. Manusia itu adalah senantiasa berkeinginan (hammam) secara
naluriah. Sampai-sampai Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
أَصْدَقُ
الْأَسْمَاءِ: حَارِثٌ
وَهَمَامٌ
"Sejujur-jujur nama
adalah Harits (yang giat bekerja) dan Hamntam (yang berkeinginan kuat). "*'
Al-Harits
adalah orang yang bekerja dan membanting tulang, sedangkan Al-Hammam
yaitu orang yang berkeinginan kuat. Setiap manusia selalu bergerak dengan
keinginan, dan pergerakannya dengan keinginan itu merupakan sesuatu yang lazim
ada dalam dirinya. Dan keinginan itu mengharuskan adanya gambaran jelas tentang
sesuatu yang diinginkannya, juga keistimewaan-keistimewaannya menurut dirinya.
Jika yang tergambar, yang dicari dan yang diinginkannya itu bukan suatu
kebenaran maka yang tergambar, yang dicari dan yang diinginkannya pasti akan
berupa kebatilan.
*)
Diriwayatkan oleh Ibnu Wahab dalam Al-Jami', hal. 7. la berkata,
"Ibnu Luhai'ah mengabarkan kepadaku dari Ja'far bin Rabi'ah dari Rabi'ah
bin Yazid dari Abdullah bin Amir Al-Yahshibi secara mursal, bahwasanya
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sebaik-baik nama
adalah Abdullah dan Abdurrahman, dan yang sejenisnya, dan sejujur-jujur nama
adalah Al-Harits dan Hammam." Sanad hadits ini shahih mursal. la
memiliki syahid (penguat) yang dikeluarkan oleh Ahmad (19054), Abu Daud
(4950), Nasa'i dalam Sunan-nya (6/218) dari Uqail bin Syabib dari Abi
Wahb Al-Jusyami bin Al-Yahshiti, dan sanad-nya dha'if tetapi ia
menguatkan hadits ini dalam Majmu' Fatawa (1/379) dan beliau menisbatkan
kepada Shahih Muslim dari Ibnu Umar. Ini adalah suatu kealpaan beliau Rahimahullah,
sebab dalam hadits Ibnu Umar tidak disebutkan Al-Harits dan Hammam.
Source:
Ringkasan - MANAJEMEN QOLBU - (Melumpuhkan Senjata
Syetan )
Judul
Asli: Mawaridul Aman Al-Muntaqa min Ighatsatul Lahfan fi Mashayidisy Syaithan
Penulis:
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Penerjemah: Ainul Haris Umar Arifin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar