7/24/2019

KEHIDUPAN DAN SEHATNYA HATI


KEHIDUPAN DAN SEHATNYA HATI
TIDAK AKAN DIDAPAT KECUALI
DENGAN MENGETAHUI, MENGINGINKAN DAN
MENGUTAMAKAN KEBENARAN
DARIPADA YANG LAIN
Oleh : Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

Hati memiliki dua kekuatan: Pertama, kekuatan ilmu dan pembeda. Kedua, kekuatan keinginan dan cinta.
Kesempurnaan dan kebaikan hati bisa dicapai dengan menggunakan dua kekuatan tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat baginya, serta untuk kebaikan dan kebahagiaannya. Jadi, kesempurnaan hati terletak pada kekuatan ilmu dalam mengetahui dan memahami kebenaran, serta dalam membedakan antara kebenaran itu dengan kebatilan. Juga dengan menggunakan kekuatan keinginan dan cinta dalam mencari dan mencintai kebenaran serta dalam mengutamakan kebenaran daripada kebatilan.

Siapa yang tidak mengetahui kebenaran maka dia tersesat. 
Siapa yang mengetahui kebenaran tapi mengutamakan yang lain daripadanya maka dia adalah orang yang mendapat murka. 
Dan siapa yang mengetahui kebenaran lalu mengikutinya maka dia adalah orang yang mendapat kenikmatan.

Allah memerintahkan kita agar memohon kepada-Nya dalam shalat kita, supaya Dia menunjuki kita pada jalan orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.

Karena itu, orang-orang Nasrani disebut sebagai orang yang sesat sebab mereka adalah umat yang bodoh terhadap ajarannya.
Dan orang-orang Yahudi disebut sebagai orang-orang yang dimurkai karena mereka adalah umat yang durhaka dan menentang.
Adapun umat ini (umat Islam) adalah umat yang mendapat anugerah nikmat.

Karena itu, Sufyan bin Uyainah berkata, "Siapa yang rusak dari orang-orang yang ahli ibadah di antara kita maka dia menyerupai orang-orang Nasrani. Dan siapa yang rusak dari ulama-ulama kita maka dia menyerupai orang-orang Yahudi."

Sebab orang-orang Nasrani menyembah Allah tanpa ilmu, dan orang-orang Yahudi mengetahui kebenaran tetapi mereka menyimpang daripadanya.

Dalam Al-Musnad dan Sunan Tirmidzi dari hadits Adi bin Hatim, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, 


الْيَهُودُ مَغْضُوبٌ عَلَيْهِم, وَالنَّصَارَى ضَالُّونِ

"Orang-orang Yahudi itu dimurkai, dan orang-orang Nasrani itu sesat." (Diriwayatkan Tirmidzi, Ath-Thayalisi dan selain keduanya, dengan sanad hasan).

Allah telah mengumpulkan (penyebutan) dua hal pokok tersebut dalam banyak Al-Qur'an, di antaranya,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ

"Dan bila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segalaperintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenar-an." (Al-Baqarah:186).

Dalam ayat di atas Allah mengumpulkan masalah pengabulan doa dengan keimanan terhadap-Nya. Ayat senada adalah firman-Nya tentang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِيَّ ٱلۡأُمِّيَّ ٱلَّذِي يَجِدُونَهُۥ مَكۡتُوبًا عِندَهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَىٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَٰٓئِثَ وَيَضَعُ عَنۡهُمۡ إِصۡرَهُمۡ وَٱلۡأَغۡلَٰلَ ٱلَّتِي كَانَتۡ عَلَيۡهِمۡۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُواْ ٱلنُّورَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

"Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Al-A'raaf: 157).


الٓمٓ ١ ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ ٢ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ ٤ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٥

"Alif laam miim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang ber-untung." (Al-Baqarah: 1-5).


۞لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timurdan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anakyatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya bila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al-Baqarah: 177).

Dan Allah juga befirman,

وَٱلۡعَصۡرِ ١  إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihat supaya menetapi kesabaran." (Al-'Ashr: 1-3).

Dalam ayat di atas Allah Ta'ala bersumpah dengan masa yakni waktu dilakukannya perbuatan-perbuatan yang menguntungkan atau merugikan. Dan bahwa setiap manusia akan berada dalam kerugian, kecuali orang yang sempurna kekuatan ilmunya dengan beriman kepada Allah dan sempurna kekuatan amaliahnya dengan melakukan ketaatan kepada-Nya. Dan ini adalah kesempurnaan yang ada pada dirinya.

Lalu dia menyempurnakan orang lain dengan menasihatkan hal tersebut kepada mereka, memerintahkan untuk menetapinya serta agar menguasai hal tersebut, yakni dengan kesabaran. Maka, dia menyempurnakan dirinya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, dan menyempurnakan orang lain dengan mengajarkan hal tersebut kepada mereka serta menasihatkan kesabaran atasnya. Karena itu Imam Syafi'i Rahimahullah berkata, "Seandainya manusia memikirkan tentang surat wal 'Ashri tentu sudah cukup buat mereka."

Al-Qur'an banyak membicarakan masalah ini. Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang bahagia adalah orang yang mengetahui kebenaran lalu mengikutinya, dan orang yang celaka adalah orang yang tidak mengetahui kebenaran serta tersesat daripadanya, atau dia mengetahuinya tetapi ia menyelisihi dan mengikuti yang lain.

Dan wajib Anda ketahui, dua kekuatan ini tidak akan pernah berhenti dalam hati. Jika dia tidak menggunakan kekuatan ilmiahnya untuk mengetahui dan memahami kebenaran maka ia akan menggunakannya untuk mengetahui kebatilan. Jika dia tidak menggunakan kekuatan keinginan beramal untuk mengamalkan ketaatan maka dia akan menggunakan untuk yang sebaliknya. Manusia itu adalah senantiasa berkeinginan (hammam) secara naluriah. Sampai-sampai Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

أَصْدَقُ الْأَسْمَاءِ: حَارِثٌ وَهَمَامٌ

"Sejujur-jujur nama adalah Harits (yang giat bekerja) dan Hamntam (yang berkeinginan kuat). "*'

Al-Harits adalah orang yang bekerja dan membanting tulang, sedangkan Al-Hammam yaitu orang yang berkeinginan kuat. Setiap manusia selalu bergerak dengan keinginan, dan pergerakannya dengan keinginan itu merupakan sesuatu yang lazim ada dalam dirinya. Dan keinginan itu mengharuskan adanya gambaran jelas tentang sesuatu yang diinginkannya, juga keistimewaan-keistimewaannya menurut dirinya. Jika yang tergambar, yang dicari dan yang diinginkannya itu bukan suatu kebenaran maka yang tergambar, yang dicari dan yang diinginkannya pasti akan berupa kebatilan.

*) Diriwayatkan oleh Ibnu Wahab dalam Al-Jami', hal. 7. la berkata, "Ibnu Luhai'ah mengabarkan kepadaku dari Ja'far bin Rabi'ah dari Rabi'ah bin Yazid dari Abdullah bin Amir Al-Yahshibi secara mursal, bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sebaik-baik nama adalah Abdullah dan Abdurrahman, dan yang sejenisnya, dan sejujur-jujur nama adalah Al-Harits dan Hammam." Sanad hadits ini shahih mursal. la memiliki syahid (penguat) yang dikeluarkan oleh Ahmad (19054), Abu Daud (4950), Nasa'i dalam Sunan-nya (6/218) dari Uqail bin Syabib dari Abi Wahb Al-Jusyami bin Al-Yahshiti, dan sanad-nya dha'if tetapi ia menguatkan hadits ini dalam Majmu' Fatawa (1/379) dan beliau menisbatkan kepada Shahih Muslim dari Ibnu Umar. Ini adalah suatu kealpaan beliau Rahimahullah, sebab dalam hadits Ibnu Umar tidak disebutkan Al-Harits dan Hammam.

Source:
Ringkasan  - MANAJEMEN QOLBU - (Melumpuhkan Senjata Syetan )
Judul Asli: Mawaridul Aman Al-Muntaqa min Ighatsatul Lahfan fi Mashayidisy Syaithan
Penulis: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Penerjemah: Ainul Haris Umar Arifin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...