Ayat Pertama Yang Diturunkan
TENTANG J I H A D
Al-Hajj,
ayat 39-40
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ
عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ (39) الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ
حَقٍّ إِلا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ
بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ
يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ
إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (40)
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong
mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman
mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, "Tuhan kami
hanyalah Allah.” Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian
manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara
Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang
di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang
yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Mahakuasa lagi Mahaperkasa”.
*******************
Abu
Bakar berkata, "Mereka mengusir nabinya. Inna Lillahi Wainna Ilaihi
Raji'un, tentulah mereka pasti binasa." Ibnu Abbas mengatakan bahwa
lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Telah diizinkan (berperang) bagi
orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka itu. (Al-Hajj:
39) Abu Bakar r.a. berkata, "Maka saya mengetahui bahwa bakal terjadi
peperangan."
Imam
Ahmad meriwayatkannya dari Ishaq ibnu Yusuf Al-Azraq dengan lafaz yang sama,
dan dia menambahkan, bahwa Ibnu 'Abbas telah mengatakan bahwa ayat ini
merupakan mula-mula ayat yang diturunkan berkenaan dengan peperangan.
*******************
وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ
لَقَدِيرٌ
“Dan
sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka itu.” (Al-Hajj: 39)
Yakni
Dia mampu menolong hamba-hamba-Nya yang mukmin tanpa melibatkan mereka dalam
peperangan, tetapi Dia berkehendak agar hamba-hamba-Nya mencurahkan jerih payah
mereka dalam bertaat kepada-Nya, seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat lain
melalui firman-Nya:
فَإِذا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا
فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ
فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا
ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ
بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ
أَعْمَالَهُمْ. سَيَهْدِيهِمْ وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ وَيُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ
عَرَّفَهَا لَهُمْ
“Apabila
kalian bertemu dengan orang-orang kafir (di
medan perang), Maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila
kalian telah mengalahkan mereka, maka tawanlah mereka dan sesudah itu kalian
boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti.
Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka,
tetapi Allah hendak menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain. Dan
orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal
mereka. Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan
mereka, dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenal-kan-Nya
kepada mereka”. (Muhammad: 4-6)
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ
بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ
مُؤْمِنِينَ. وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ
وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Perangilah
mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian dan Allah akan
menghinakan mereka dan menolong kalian terhadap mereka, serta melegakan hati
orang-orang yang beriman, dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. Dan
Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana”. (At-Taubah: 14-15)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا
وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ
دُونِ اللَّهِ وَلا رَسُولِهِ وَلا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللَّهُ خَبِيرٌ
بِمَا تَعْمَلُونَ
“Apakah
kalian mengira bahwa kalian akan dibiarkan (begitu
saja), sedangkan Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang
yang berjihad di antara kalian dan tidak mengambil menjadi teman yang setia
selain Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kalian kerjakan”. (At-Taubah: 16)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا
الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ
الصَّابِرِينَ
“Apakah
kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah
orang-orang yang berjihad di antara kalian dan belum nyata orang-orang yang
sabar”. (Ali Imran: 142)
Dan firman Allah Swt.:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ
الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
“Dan
sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui
orang-prang yang berjihad dan bersabar di antara kalian dan agar Kami
menyatakan (baik buruknya) hal ikhwalmu”. (Muhammad:
31)
Ayat-ayat
yang semakna cukup banyak.
Karena
itulah Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya
Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka itu. (Al-Hajj: 39) bahwa memang
Allah telah melakukannya.
Sesungguhnya
Allah mensyariatkan jihad hanyalah dalam waktu yang sesuai dengannya; karena
sesungguhnya ketika kaum muslim berada di Mekah, jumlah kaum Musyrik jauh lebih
banyak. Seandainya kaum muslim diperintahkan untuk memerangi kaum musyrik,
tentulah amat berat bagi mereka melakukannya, mengingat jumlah mereka hanya
sepersepuluh jumlah kaum musyrik, bahkan kurang dari itu. Karena itulah setelah
penduduk Yatsrib (Madinah) berbaiat kepada Rasulullah Saw. di malam 'Aqabah,
yang saat itu jumlah mereka ada delapan puluh orang lebih, mereka berkata,
"Wahai Rasulullah, bolehkan kami menyerang penduduk lembah ini?"
Mereka bermaksud orang-orang yang ada di Mina di malam-malam Mina. Maka
Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya aku belum diperintahkan untuk
melakukannya."
Setelah
kaum musyrik bersikap kelewat batas dan mengusir Nabi Saw. dari kalangan
mereka, bahkan hampir saja mereka membunuhnya, sebagian di antara para
sahabatnya berpencar, pergi meninggalkan Mekah; sebagian di antara mereka
berhijrah ke Abesinia, dan sebagian lainnya ke Madinah. Setelah mereka semua
berada di Madinah, lalu Rasulullah Saw. datang kepada mereka. Maka mereka
bersatu dibawah pimpinan Rasulullah Saw. dan menolong beliau. Sehingga jadilah
Madinah merupakan kota Islam dan bentengnya, tempat kaum muslim berlindung.
Saat itulah Allah memerintahkan berjihad melawan musuh-musuh mereka. Dan ayat
ini merupakan awal ayat jihad yang diturunkan, yaitu firman-Nya: Telah
diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
Mahakuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari
kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar. (Al-Hajj: 39-40)
Al-Aufi
telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa mereka diusir dari Mekah ke Madinah
tanpa alasan yang benar, yakni Muhammad dan para sahabatnya.
*******************
إِلا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ
“kecuali
karena mereka berkata, "Tuhan kami hanyalah Allah.” (Al-Hajj: 40)
Yakni
mereka sama sekali tidak pernah berbuat jahat terhadap kaumnya dan mereka tidak
mempunyai dosa apa pun terhadap kaumnya, melainkan hanya karena mereka mengesakan
Allah dan menyembah-Nya serta tidak mempersekutukan-Nya. Istisna dalam
ayat ini bersifat munqati' jika ditinjau dari kejadian yang sebenarnya.
Adapun bagi kaum musyrik hal tersebut (mengesakan Allah) merupakan suatu
pelanggaran berat, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ
أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ
“mereka
mengusir Rasul dan (mengusir) kalian karena kalian
beriman kepada Allah, Tuhan kalian”. (Al-Mumtahanah: 1)
Dan
firman Allah Swt. dalam kisah ashabul ukhdud, yaitu:
وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَنْ
يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
“Dan
mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang
mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. (Al-Buruj: 8)
Karena
itulah kaum muslimin mengucapkan syair-syair berikut saat mereka membangun
parit untuk pertahanan:
Ya Allah, seandainya bukan karena
Engkau, tentulah kami tidak akan mendapat petunjuk, dan tidak akan bersedekah
serta tidak akan salat;
maka turunkanlah ketenangan kepada kami
dan teguhkanlah telapak kaki kami saat bersua musuh.
Sesungguhnya mereka (orang-orang musyrik
dan sekutu-sekutunya) itu telah berlaku kelewat batas kepada kami; mereka
bermaksud memfitnah (agama) kami, tetapi kami menolak.
Rasulullah
Saw. menyetujui ucapan mereka itu dan beliau ikut mengucapkannya bersama
mereka, bait demi bait. Bila mereka mengucapkan "Mereka (kaum musyrik)
bermaksud memfitnah (agama) kami, tetapi kami menolak," maka Nabi Saw.
mengucapkan kalimat yang terakhir itu dengan suara yang keras.
*******************
Firman Allah Swt.:
وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ
بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ
“Dan
sekiranya Allah tiada menolak (keganasan)
sebagian manusia dengan sebagian yang lain”. (Al-Hajj: 40)
Yakni
seandainya Allah tidak menolak suatu kaum dengan kaum yang lain dan mencegah
kejahatan sebagian manusia agar jangan menimpa sebagian yang lainnya, melalui
sarana dan penyebab yang telah diciptakan-Nya dan yang telah digariskan oleh
takdir-Nya, tentulah bumi ini akan rusak dan si kuat akan memakan yang lemah.
لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ
“tentulah telah dirobohkan
biara-biara”. (Al-Hajj: 40)
Sawami'
adalah tempat-tempat ibadat yang
kecil yang dipakai oleh para rahib. Demkianlah menurut Ibnu Abbas, Mujahid,
Abul Aliyah, Ikrimah Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.
وَبِيَعٌ
“gereja-gereja”.
(Al-Hajj: 40)
Tempat
peribadatan ini jauh lebih besar daripada yang pertama dan memuat lebih banyak
orang di dalamnya; milik orang-orang Nasrani pula, sama dengan yang pertama.
Demikianlah menurut pendapat Abul Aliyah, Qatadah, Ad-Dahhak, Ibnu Sakhr,
Muqatil ibnu Hayyan, dan Khasif serta lain-lainnya.
Ibnu
Jubair telah meriwayatkan dari Mujahid dan lain-lainnya, bahwa biya'un adalah
tempat-tempat peribadatan orang-orang Yahudi (yang sekarang disebut sinagog).
Firman
Allah Swt.:
وَصَلَوَاتٌ
“rumah-rumah
ibadat orang Yahudi”. (Al-Hajj:
40)
Al-Aufi
telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa salawat adalah gereja-gereja.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Ad-Dahhak, dan Qatadah, bahwa salawat
adalah gerejanya orang Yahudi; mereka menamainya salawat.
Ibnu
AbuNujaih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa salawat adalah
masjidnya Ahli Kitab dan juga masjidnya kaum muslim. Hanya saja istilah masjid
khusus bagi kaum muslim.
Firman
Allah Swt.:
يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا
“yang di dalamnya banyak disebutkan
nama Allah”. (Al-Hajj: 40)
Menurut suatu pendapat, damir yang
terdapat di dalam firman-Nya:
يُذْكَرَ فِيهَا
“yang di dalamnya disebut”. (Al-Hajj: 40)
merujuk
kepada masajid, karena lafaz masajid merupakan lafaz yang paling
dekat dengannya.
Ibnu
Jarir mengatakan, makna yang dimaksud yang benar adalah bahwa tentulah telah
dirobohkan kuil-kuil para rahib, gereja-gereja orang Nasrani, sinagog-sinagog
orang Yahudi, dan masjid-masjid kaum muslim, yang di dalamnya banyak disebut
nama Allah. Pengertian inilah yang dipakai dan terkenal dalam pembicaraan
orang-orang Arab, sehubungan dengan peristilahan tersebut.
Sebagian
ulama mengatakan bahwa ungkapan ini bersifat gambaran grafik dari yang terkecil
sampai yang terbesar dan sampai pada puncaknya, yaitu masjid-masjid; karena
masjid memiliki jumlah yang banyak dan orang-orang yang melakukan ibadah di
dalamnya lebih banyak. Jadi, merekalah yang dimaksudkan dalam ayat ini sebagai
orang-orang yang banyak menyebut nama Allah di dalam masjid-masjidnya.
Firman Allah Swt.:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ
يَنْصُرُهُ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong
orang yang menolong (agama)-Nya " (Al-Hajj:
40)
Ayat ini semakna dengan apa yang
disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ
تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ. وَالَّذِينَ كَفَرُوا
فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ
“Hai
orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan
meneguhkan kedudukan kalian. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah
bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka”. (Muhammad: 7-8)
Adapun firman Allah Swt.:
إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Sesungguhnya Allah benar-benar
Mahakuat lagi Mahaperkasa”. (Al-Hajj:
40)
Dalam
Ayat ini Allah Swt. memberikan gambaran bahwa diri-Nya mempunyai sifat Mahakuat
dan Mahaperkasa, dengan kekuatan-Nya Dia menciptakan segala sesuatu dan
menentukan batasan ciptaan-Nya. Dengan keperkasaan-Nya pula tiada seorang pun
yang dapat mengalahkan-Nya, bahkan segala sesuatu hina di hadapan-Nya dan
berhajat kepada-Nya. Orang yang ditolong oleh Yang Mahaperkasa lagi Mahakuat,
berarti dia pasti mendapat kemenangan,sedangkan musuh-musuhnya akan kalah.
Allah Swt. telah berfirman:
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا
لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ. إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ. وَإِنَّ
جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan
sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
(yaitu) sesungguhnya mereka
itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah
yang pasti menang”. (Ash-Shaffat: 171-173)
Dan firman Allah Swt.:
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا
وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Allah
telah menetapkan, 'Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah
Mahakuat lagi Mahaperkasa”. (Al-Mujadilah:
21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar