7/14/2019

PERBARUI NIAT DAN PERBAIKI HATI


Serial Bisikan-bisikan Pada Telinga Mujahid
Perbarui Niat dan Perbaiki Hati

Segala puji bagi Alloh, sholawat dan salam semoga terlimpah kepada Rosululloh, keluarganya, para sahabatnya, dan siapa saja yang loyal padanya. Amma ba’d;

Agama kita yang hanif telah mendorong seluruh manusia kepada akhlaq yang mulia dan memperingatkan mereka akan akhlaq yang tercela dalam semua kondisi dan urusan mereka. Sementara ia secara khusus memerintahkan beberapa golongan tertentu dari manusia agar menghias diri dengan sekumpulan adab yang berkaitan dengan mereka lebih banyak daripada selain mereka, seperti adab-adab penuntut ilmu, adab-adab para pengusung al-Qur-an (para hafizh), adab-adab para qodhi, serta adab-adab mufti dan mustafti (orang yang meminta fatwa). Dan engkau, wahai mujahid di jalan Alloh, engkau wajib menghias diri dengan akhlaq-akhlaq dan adab-adab khusus yang dituntut darimu lebih banyak daripada selainmu. Engkau sedang menjalani sebuah ibadah yang besar. Engkau mengusung keprihatinan umat. Dan engkau dilihat tidak sebagaimana orang lain dilihat. Karena itu, engkau harus menjadi panutan dalam segala sesuatu.

Dari sini, kami —saudara-saudaramu yang mencintai di jalan Alloh— akan menunjukkanmu dalam serial ini kepada sifat-sifat terpuji yang penting, yang bagus bagimu untuk menghias diri dengannya. Dan kami akan memperingatkanmu dari sifat-sifat yang tidak layak bagimu sebagai seorang mujahid, yang tersebar di antara barisan-barisan para mujahid saat ini, dan tidak ada satu medan jihad pun yang sama sekali bersih darinya. Agar engkau dapat memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dan menjauhi apa yang harus dijauhi darinya, terutama untuk membuat ridho Robbmu ‘azza wa jalla, dan yang kedua untuk mengangkat “Kepala” Khilafah Islam yang engkau wakili.

Adab pertama dan terpenting di antara adab-adab yang engkau wajib menghias diri dengannya, wahai saudaraku, adalah mengikhlaskan (memurnikan) niat kepada Alloh ta’ala dalam jihad dan menginginkan ridho Alloh jalla jalaluhu semata, bukan menginginkan harta benda atau keuntungan-keuntungan dunia. Keikhlasan dalam jihad terwujud dengan saudara meniatkan dalam jihadnya perkara-perkara yang syar’iy, seperti; menegakkan syari’ah Alloh, mencegah kezholiman, membebaskan tawanan, menjaga agama, terbunuh sebagai syahid dan niat-niat yang baik lainnya. Sementara akan merusak keikhlasan mujahid dan menjerumuskannya ke lembah riya’ jika niatnya adalah selain itu, seperti ghanimah, reputasi, kebanggaan, posisi terdepan, kedudukan, kepemimpinan, dan niat-niat yang rusak lainnya, wal ‘iyadzu billah.

Dalam ash-Shohihayn, diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari rodhiyallohu ‘anhu, dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi shollallohu ‘alayhi wasallam dan berkata: “Laki-laki berperang demi ghanimah, laki-laki berperang demi reputasi, dan laki-laki berperang agar dilihat keberadaanya, siapakah yang di jalan Alloh?” Beliau bersabda,

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَ فَهُوَ سَبِيلِ اللهِ
Barang siapa berperang agar kalimat Alloh menjadi yang tertinggi, maka dia di jalan Alloh.”

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa laki-laki itu bertanya kepada Rosululloh shollallohu ‘alayhi wasallam: “Apa itu perang di jalan Alloh? Sesungguhnya seorang dari kami berperang karena marah dan berperang karena antusiasme.” Beliau shollallohu ‘alayhi wasallam pun bersabda kepadanya:

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَ فَهُوَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Barang siapa berperang agar kalimat Alloh menjadi yang tertinggi, maka dia di jalan Alloh ‘azza wa jalla.”

Ketauhilah, saudaraku di jalan Alloh, bahwa pengaruh-pengaruh keikhlasan niat dalam jihad itu terlalu banyak untuk dihitung dan buah-buahnya terlalu banyak untuk dibatasi. Di antaranya sebagai contoh:

1. Diterimanya Amal

Jihad adalah ‘ibadah. Dan ia harus memenuhi syarat keikhlasan agar diterima. Ia tidak akan diterima kecuali jika murni untuk Alloh subhanahu, sebagaimana Dia jalla fii ‘ulahu berfirman:

وَمَاأُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُ اللهَ مَحِلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ
“Padahal mereka tidak diperintah kecuali untuk menyembah Alloh dengan mengikhlaskan agama ini kepada-Nya dan bersikap hanif.” [al-Bayyinah: 5]

Diriwayatkan dari Abu Umamah rodhiyallohu ‘anhu, dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rosululloh shollallohu ‘alayhi wasallam dan berkata, “Tidakkah Anda melihat seorang laki-laki berperang demi mencari bayaran dan reputasi, apa yang didapatkannya?” Rosululloh shollallohu ‘alayhi wasallam bersabda,
لَا شَيْءَ لَهُ
“Tak sesuatu pun yang dia dapatkan.”

Laki-laki itu mengulanginya tiga kali dan Rosululloh berkata kepadanya “Tak sesuatu pun didapatkan yang dia dapatkan.” Kemudian beliau shollallohu ‘alayhi wasallam bersabda:

إِنَّ اللهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَاكَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهَهُ
“Sesungguhnya Alloh tidak menerima ‘amal kecuali yang murni untuk-Nya dan dengannya ingin dicapai ridho-Nya.” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa’i, dan dinilai hasan oleh al-Hafizh al-‘Iroqiy dan al-Mundziri]

Ibnul Qoyyim berkata,

وَالْأَعَمَالُ أَرْبَعَةٌ, وَاحِدٌ مَقْبُولٌ وَثَلَاثَةٌ مَرْدُودَةٌ, فَالْمَقْبُولُ مَاكَانَ لِلَّهِ خَالِصًا وَلِلسُّنَّةِ مُوَافِقًا, وَالْمَرْدُودُ مَافُقِدَ مِنْهُ الْوَصْفَانِ أَوْ أَحَدُ هُمَا


“Dan amal-amal itu ada empat. Satu diterima dan tiga ditolak. Yang diterima adalah yang murni untuk Alloh dan sesuai dengan as-Sunnah. Dan yang ditolak adalah yang tidak memiliki kedua sifat ini atau salah satu dari keduanya.” [I’lamul Muwaqqi’in ‘an Robbil ‘Alamin]

2. at-Tawfiq dan as-Sadad (Kesesuaian dan Kelurusan)

Alloh ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا, وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, Kami benar-benar akan tunjukkan jalan-jalan Kami kepada mereka. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” [al-‘Ankabut: 69]

Pertama sekali ayat ini membatasi jalan jihad (berjihad di jalan Kami). Alloh subhanahu tidak mengatakan “berjihad” saja. Tetapi Dia subhanahu mensifati jihad yang menghasilkan hidayah sebagai jihad yang murni demi ridho Alloh (di jalan Kami).

Dalam komentarnya terhadap ayat ini, as-Sa’di berkata: “Ini menunjukkan bahwa manusia yang paling pantas untuk selaras dengan kebenaran adalah para pelaku jihad, dan bahwa barang siapa mengerjakan dengan baik apa yang diperintahkan kepadanya maka Alloh akan menolongnya dan memudahkan baginya sebab-sebab hidayah.” [Taysirul Karimir Rohman fi Tafsiri Kalamil Mannan]

3. Masuk surga yang penuh kenikmatan

Alloh ta’ala berfirman,
إَلَّا عِبَادَ اللهِ الْمُحْلَصِينَ, أُولَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ, فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرِمُونَ, فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Kecuali hamba-hamba Alloh yang terpilih / yang ikhlash. Mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan. (Yaitu) buah-buahan, dan mereka dimuliakan. Di dalam surga-surga yang penuh keni’matan.” [ash-Shoffat: 40-43]

Penduduk Madinah dan Kufah membaca dengan memfathahkan lam (al-mukhlashin), artinya: orang-orang yang dipilih oleh Alloh untuk menaati-Nya dan mentauhidkan-Nya. Dan sebagiannya membaca dengan mengkasrohkan lam (al-mukhlishin), artinya: orang-orang yang memurnikan ibadah dan tauhid untuk Alloh. [Fathul Qadir al-Jami’ bayna Fannayr Riwayah wad Diroyah min ‘Ilmit Tafsir karya asy-Syawkaniy]

4. Penjagaan dari tipu daya setan

Alloh ta’ala berfirman,

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ, إِلَّا عِبادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

Dia (Iblis) berkata: wahai Robb-ku, oleh karena Engkau telah menyesatkanku, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih / yang ikhlash.” [al-Hijr: 39-40]

Dan Alloh subhanahu berfirman tentang nabi-Nya yang mulia, Yusuf ash-Shiddiq ‘alayhis salam:
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ, إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُحْلَصِينَ

“Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih / yang ikhlash.” [Yusuf: 24]

5. Sebab kemenangan dan tamkin

Diriwayatkan dari Sa’d bin Abu Waqqosh rodhiyallohu ‘anhu berkata, Nabi shollallohu ‘alayhi wasallam bersabda,

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا, بِدَعْوَتِهِمْ وَ صَلَاتِهِمْ وَإِخْلَاصِهِمْ
“Sesungguhnya Alloh memberikan kemenangan kepada umat ini karena orang-orang lemahnya, karena doa mereka, sholat mereka dan keikhlasan mereka.” [Diriwayatkan oleh an-Nasa’i dengan sanad yang shohih, dan pokoknya ada dalam Shohih al-Bukhoriy]

al-Mundziriy berkata, “Maknanya adalah bahwa ibadah orang-orang lemah dan doa mereka lebih ikhlas, karena bersihnya hati mereka dari kecintaan pada perhiasan dunia. Dan mereka menjadikan tujuan mereka satu. Maka doa mereka dikabulkan dan amal-amal mereka menjadi bersih.” [‘Awnul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud karya Syamsul Haq Abadi]

Maka, wahai orang-orang yang menantikan kemenangan atas koalisi Salibis yang saat ini sedang memerangi Daulah Islam! Kalian harus menjaga keikhlasan. Kalian harus menjaga keikhlasan. Sebab, di dalamnya terdapat keselamatan, dengan izin Alloh ta’ala.

6. Turunnya kelapangan dan keselamatan dari bencana
serta pertolongan dalam kesulitan

Mungkin engkau akan merasa heran jika mengetahui bahwa Alloh ta’ala memberikan kelapangan kepada orang musyrik karena keikhlasan, seandainya dia sedikit berbuat ikhlas kepada Alloh, padahal dia seorang musyrik. Lalu bagaimana menurutmu dengan orang mu’min? Alloh ta’ala berfirman:

وَإِذَا غَشِيَهُمْ مَوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ, فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ, وَمَا يَجْحَدُ بِأَيَاتِنَا إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُورٍ

Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Alloh dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya. Tetapi ketika Alloh menyelamatkan mereka sampai di daratan, maka di antara mereka ada yang sedang-sedang saja (dalam ber’amal). Dan tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami kecuali setiap pengkhianat yang tidak bersyukur.” [Luqman: 32]

Maka, wahai para muqotil di jalan Alloh, yang berada di front-front pertempuran! Wahai para murobith di perbatasan-perbatasan! Wahai para junud Khilafah semuanya! Ikhlaskan dan murnikanlah niat untuk Alloh. Sebab, di dalamnya terdapat kelapangan yang dekat in syaa-a Alloh.

7. Merasakan ketenangan dan kedamaian iman

Alloh ta’ala berfirman:

لَقَدْ رَضِيَ اللهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحَتَ الشَّجَرَةِ, فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ, فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيِهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًاقَرِيبًا

Sungguh Alloh telah meridhoi orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon. Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka. Maka Dia menurunkan kedamaian pada mereka dan membalas mereka dengan kemenangan yang dekat.” [al-Fath: 18]

Ath-Thobariy berkata dalam Tafsirnya: “Firman-Nya: ‘Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka.’ Alloh ta’ala dzikruhu berfirman: Robbmu, wahai Muhammad, mengetahui apa yang ada dalam hati orang-orang yang beriman di antara para sahabatmu ketika mereka bersumpah setia kepadamu di bawah pohon, yakni kejujuran niat, penepatan apa yang mereka sumpahkan kepadamu dan kesabaran untuk menyertaimu. Dia berfirman: Maka Dia menurunkan ketenangan dan keteguhan di atas apa yang mereka tetapi, yakni agama mereka dan penglihatan mereka yang baik terhadap kebenaran yang Alloh tunjukkan kepada mereka.”

Ibnun Nuhas berkata dalam Tafsirnya: “‘Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka,’ yakni keikhlasan. Ayat ini adalah dalil bahwa Alloh ta’ala meneguhkan orang yang mukhlis dalam jihad dengan kemenangan, pertolongan untuk menjalankan ketaatan, penguatan iman, dan ganjaran di dunia selain itu, di luar ganjaran akhirat.

أللهم ارزقنا الإخلاص في القول و العمل
Ya Alloh! Karuniakanlah kepada kami keikhlasan dalam perkataan dan perbuatan.

Judul Asli : Jaddidin Niyyah wa Ashlihit Thowiyyah
Diterbitkan oleh Maktabah al-Himmah di Dawlah Islam
Judul Tarjamah : Perbarui Niat dan Perbaikit Hati
Ditarjamah dan diterbitkan oleh Tim Penyebar Berita
http://penyebarberita.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...