Pembatal Keislaman Kedelapan:
Tolong-Menolong dengan Kaum
Musyrikin
dan Bantu-Membantu dengan Mereka dalam
Menghadapi Kaum Muslimin
dan Bantu-Membantu dengan Mereka dalam
Menghadapi Kaum Muslimin
Syaikh -Rahimahullah- mengatakan: “Pembatal
keislaman yang kesembilan adalah :
TOLONG MENOLONG DENGAN KAUM MUSYRIKIN DAN SALING
MEMBANTU DENGAN MEREKA DALAM MENGHADAPI KAUM MUSLIMIN.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ
فَإِنَّهُ مِنْهُمْ
“BARANGSIAPA DI ANTARA KALIAN YANG
TOLONG-MENOLONG DENGAN MEREKA,
MAKA IA TERMASUK GOLONGAN MEREKA”.
(Al-Maidah : 51).
Tolong-menolong dengan kaum musyrikin dan bantu-membantu dengan
mereka untuk menghadapi kaum muslimin merupakan fitnah yang besar yang telah
meluas dan membutakan mata merupakan musibah yang menulikan telinga, dan
merupakan fitnah yang telah mempesona hati sehingga akhirnya setiap hati yang
terfitnahpun terbius untuk mencintai orang-orang musyrik, lebih-lebih pada masa
sekarang ini yang banyak diwarnai oleh kejadian, berkurangnya ilmu (agama),
tersebar luasnya berbagai fitnah, berkuasanya hawa nafsu serta terhapusnya
panji-panji sunnah dan atsar.
Menurut hemat saya, ini semua dìsebabkan oleh berpalingnya ummat
manusia dari mempelajari ilmu-ilmu
syari’at dan sebaliknya justru mereka mempelajari ilmu-ilmu Yunani dan
filsafat. La Haula wala Quwwata illa Billah. Yang ma’ruf berubah menjadi munkar
dan yang munkarpun berubah menjadi ma’ruf, dan ini menimpa segala kalangan,
baik muda maupun tua. Orang yang berpegang pada kebenaran pada han ini terlihat
asing di tengah-tengah manusia dan asing di tengah-tengah keluarganya Jika ia
mencari seorang (pembela), maka ia tak akan mendapatkannya; jika mencari orang
yang memegang sunnah, maka ia harus bersusah payah dalam menemukannya.
“Keasingan” Islam telah merata dimana-mana dan islam benar-benar telah kembali
asing sebagaìmana semula, maka beruntunglah orang-orang yang asing yang selalu
berbuat ishlah terhadap apa yang dirusak oleh manusia.
Di antara bentuk ishlah itu adalah memberikan peringatan
terhadap kaum muslimah agar tidak saling tolong-menolong dengan kaum musyrikin
dan bantu-membantu dengan mereka, sebab, tolong—menolong dengan mereka berarti
riddah (kemurtadan) dari Islam.
Al-Allamah Abdullah bin Abdul-lathif pernah ditanya mengenai
perbedaan antara al-muwalat dengan at-tawalli, lalu beliau menjawab bahwa
at-tawalli merupakan kekufuran yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam,
karena hal itu artinya seperti membela/
mempertahankan mereka (kaum musyrikin) serta membantu mereka dengan
harta, raga dan pikiran.
Sekiranya kaum muslimin menjadi “tangan yang satu untuk
menghadapi para thaqhut pendosa itu serta saling tolong-menolong dan
bantu-membantu di antara sesama mereka, maka tentulah kondisi Islam dan kaum
muslimin tidak seperti yang kita alami sekarang ini. Dan, tentulah kaum kuffar
itu menjadi rendah dan hina, mereka akan membayar jizyah seperti yang pernah
mereka bayarkan pada Nabi dan para sahabat dengan patuh, sedangkan mereka dalam
keadaan tunduk. Selanjutnya ketahuilah bahwa yang namanya membantu kaum kuffar
itu bisa berupa dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan bantuannya yang
dapat memperkuat mereka untuk menghadapi kaum muslimin, baik yang berupa sarana
maupun prasarana.
Wallahu A‘lam.
Source:
Judul Ash : At-Tibyan, Syarh Nawaqidh Al Islam li Al-Imam
Mujaddid Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab -Rahimahullah
Penyusun : Sulaiman bin Nashir bin Abdullah Al Ulwan
Penerbit : Darul Muslim, Riyadh
Cetakan : tahun 1417 H. / 1996 M.
Edisi Indon : Penjelasan Tentang Pembatal Keislanan
Penerjemah : Abu Sayyid Sayyaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar