7/23/2019

Tolong-Menolong dengan Kaum Musyrikin dan Bantu-Membantu dengan Mereka dalam Menghadapi Kaum Muslimin



Pembatal Keislaman Kedelapan:
Tolong-Menolong dengan Kaum Musyrikin
dan Bantu-Membantu dengan Mereka dalam
Menghadapi Kaum Muslimin

Syaikh -Rahimahullah- mengatakan: “Pembatal keislaman yang kesembilan adalah :
TOLONG MENOLONG DENGAN KAUM MUSYRIKIN DAN SALING MEMBANTU DENGAN MEREKA DALAM MENGHADAPI KAUM MUSLIMIN.

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ

BARANGSIAPA DI ANTARA KALIAN YANG
TOLONG-MENOLONG DENGAN MEREKA,
MAKA IA TERMASUK GOLONGAN MEREKA”.
(Al-Maidah : 51).

Tolong-menolong dengan kaum musyrikin dan bantu-membantu dengan mereka untuk menghadapi kaum muslimin merupakan fitnah yang besar yang telah meluas dan membutakan mata merupakan musibah yang menulikan telinga, dan merupakan fitnah yang telah mempesona hati sehingga akhirnya setiap hati yang terfitnahpun terbius untuk mencintai orang-orang musyrik, lebih-lebih pada masa sekarang ini yang banyak diwarnai oleh kejadian, berkurangnya ilmu (agama), tersebar luasnya berbagai fitnah, berkuasanya hawa nafsu serta terhapusnya panji-panji sunnah dan atsar.

Menurut hemat saya, ini semua dìsebabkan oleh berpalingnya ummat manusia dari mempelajari  ilmu-ilmu syari’at dan sebaliknya justru mereka mempelajari ilmu-ilmu Yunani dan filsafat. La Haula wala Quwwata illa Billah. Yang ma’ruf berubah menjadi munkar dan yang munkarpun berubah menjadi ma’ruf, dan ini menimpa segala kalangan, baik muda maupun tua. Orang yang berpegang pada kebenaran pada han ini terlihat asing di tengah-tengah manusia dan asing di tengah-tengah keluarganya Jika ia mencari seorang (pembela), maka ia tak akan mendapatkannya; jika mencari orang yang memegang sunnah, maka ia harus bersusah payah dalam menemukannya. “Keasingan” Islam telah merata dimana-mana dan islam benar-benar telah kembali asing sebagaìmana semula, maka beruntunglah orang-orang yang asing yang selalu berbuat ishlah terhadap apa yang dirusak oleh manusia.

Di antara bentuk ishlah itu adalah memberikan peringatan terhadap kaum muslimah agar tidak saling tolong-menolong dengan kaum musyrikin dan bantu-membantu dengan mereka, sebab, tolong—menolong dengan mereka berarti riddah (kemurtadan) dari Islam.

Al-Allamah Abdullah bin Abdul-lathif pernah ditanya mengenai perbedaan antara al-muwalat dengan at-tawalli, lalu beliau menjawab bahwa at-tawalli merupakan kekufuran yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, karena hal itu artinya seperti membela/  mempertahankan mereka (kaum musyrikin) serta membantu mereka dengan harta, raga dan pikiran.

Sekiranya kaum muslimin menjadi “tangan yang satu untuk menghadapi para thaqhut pendosa itu serta saling tolong-menolong dan bantu-membantu di antara sesama mereka, maka tentulah kondisi Islam dan kaum muslimin tidak seperti yang kita alami sekarang ini. Dan, tentulah kaum kuffar itu menjadi rendah dan hina, mereka akan membayar jizyah seperti yang pernah mereka bayarkan pada Nabi dan para sahabat dengan patuh, sedangkan mereka dalam keadaan tunduk. Selanjutnya ketahuilah bahwa yang namanya membantu kaum kuffar itu bisa berupa dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan bantuannya yang dapat memperkuat mereka untuk menghadapi kaum muslimin, baik yang berupa sarana maupun prasarana.


Wallahu A‘lam.




Source:
Judul Ash   : At-Tibyan, Syarh Nawaqidh Al Islam li Al-Imam Mujaddid Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab -Rahimahullah

Penyusun    : Sulaiman bin Nashir bin Abdullah Al Ulwan

Penerbit    : Darul Muslim, Riyadh

Cetakan     : tahun 1417 H. / 1996 M.

Edisi Indon : Penjelasan Tentang Pembatal Keislanan

Penerjemah : Abu Sayyid Sayyaf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...