Akan senantiasa Ada Segolongan dari Ummatku
yang Berperang di atas Perintah Alloh
Barang
siapa yang mengikuti pemberitaan Dawlah Islamiyyah dan melihat besaran fokusnya
terhadap serangan salibis yang dihadapi oleh tentara Dawlah dengan segenap keberanian
dan kegagahan, sedangkan ini adalah serangan yang terakhir dengan izin Alloh, niscaya
akan terbesit dalam benaknya bahwa prajurit Dawlah menganggap serangan terhadap
mereka ini sebagai putaran terakhir dan fase akhir dari jalan jihad yang panjang.
Barang
siapa yang mengenal hakekat Islam, dia akan memahami thoifah manshuroh (baca
: golongan yang mendapat pertolongan Alloh) tidak mungkin meletakkan senjata
mereka walau hanya sehari atau berhenti dari jihad melawan orang-orang musyrik,
karena kesyirikan di bumi akan terus ada hingga hari qiyamat. Tidak ada seorang
pun dari Ahlul Iman (walaupun sendiri) kecuali diwajibkan baginya untuk berjihad
melawan orang-orang musyrik dan memerangi mereka sampai mereka tunduk pada
hukum Alloh, sebagaimana orang-orang musyrik terus memerangi para Ahlul Iman selama
di atas muka bumi ini masih ada (walaupun) satu orang dari mereka, hingga
mereka dapat mengembalikan orang-orang mu’min menjadi murtad, jika mereka
mampu.
Karena Amerika yang menjadi pemimpin serangan
salibis atas umat islam ini, maka sungguh akhir serangan ini semakin dekat dengan
izin Alloh, dengan mundurnya Amerika untuk mengobati berbagai macam luka yang
menimpanya, mengganti berbagai kerugian yang ia terima dan juga untuk menjaga modal
yang termakan setelah sebelumnya memastikan akan mendapat untung, namun
ternyata menjadi beban yang berat. Hari
ini kita betul-betul melihat amerika mendorong sekutu-sekutunya untuk berpartisipasi
dalam menanggung beban serangan udara, juga untuk mendukung dan membiayai
angkatan darat murtaddin. Dengan mundurnya Amerika dari area ini,
Negara-negara salibis lain akan menderita dilema kelemahan untuk mencover
front-front pertempuran yang luas dan hilangnya elemen yang mengumpulkan
berbagai Negara koalisi.
Akan
tetapi siapa saja yang memiliki pandangan luas dan lebih, niscaya dia memahami
bahwa dunia ini penuh dengan orang-orang musyrik selain salibis. Di antaranya,
Yahudi, para atheis tak beragama, orang-orang musyrik hindu, budha dan paganis.
Ada juga para thowaghit pemimpin negeri-negeri muslimin yang terampas. Juga ada murtaddiin yang menisbatkan
diri mereka pada islam, seperti rofidhoh, dan quburiyyun (baca : para
penyembah kuburan), dan kaum demokratis. Diantaranya ada juga ada para
shohawat murtad yang loyal kepada kelompok musyrikin manapun yang berjuang
agar syari’at tidak menjadi hukum dan juga agar agama itu tidak sepenuhnya menjadi
milik Alloh. Ada pula selain mereka yang belum kita ketahui sampai saat ini,
akan tetapi Alloh tahu kapan kemunculan mereka dan penolakan mereka terhadap
Ahlut Tawhid dengan cara memusuhi dan memerangi.
Golongan-golongan
syirik tidak lebih sedikit permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman bila
dibandingankan golongan nashoro salibis, bahkan mereka adalah manusia yang
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang mu’min, sebagaimana firman
Alloh ta’ala,
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً
لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
{ Sungguh kamu akan
menemui manusia yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang
beriman itu adalah orang-orang yahudi dan orang-orang yang telah melakukan
kesyirikan.} [al-Maidah: 42]
Sebagian besar dari golongan
(syirik) ini menceburkan diri dalam memerangi islam dan pemeluknya. Sedangkan
cerita mereka dalam melemahkan muslimin dan perang mereka terhadap syi’ar-syi’ar
islam yang nyata tidaklah asing bagi kita.
Berbagai
peristiwa bersejarah masih mengingatkan kita pada contoh-contoh kejahatan
golongan syirik terhadap Ahlul Islam. Tidak ada yang lebih menjadi bukti selain
dari kisah kaum Pagan Mongol yang memerangi muslimin di pusat negeri mereka.
Mongol telah melenyapkan negara dan khilafah mereka, merusak peradaban mereka,
menumpahkan darah mereka, menimpakan tragedi yang terus menerus atas muslimin
yang membuat mereka terhina. Sebagaimana kisah konflik muslimin, khususnya di
masa lalu, dengan para thowaghit murtad yang menisbatkan diri mereka kepada
islam, justru lebih mengenaskan dibandingkan kisah konflik dengan kaum salibis
yang datang dari seberang laut.
Serangan
salibis ini tidak akan berhenti --dengan izin Alloh-, hingga diikuti dengan
serangan demi serangan dar berbagai golongan musyrik. Wajib atas muslimin untuk
berjihad melawan mereka dan bersabar menghadapi serangan mereka, sebagaimana
mereka telah bersabar menghadapi serangan salibis yang telah lalu. Hingga
seandainya serangan musyrikin ini telah berhenti dari menyerang negeri islam,
maka termasuk kewajiban muslimin untuk mencari orang-orang musyrik ke wilayah
mereka, menyerang mereka melalui pintu (mereka), menghancurkan kekuatan mereka,
melepas bendera mereka dan terus mengejarmereka, sampai seluruh bumi ini hanya
berundang-undang dengan agama Alloh semata, sehingga orang-orang musyrik
tunduk terhadap hukum Alloh ‘azza wa jalla.
Sesungguhnya
konsistensi peperangan muslimin terhadap musyrikin yang akan berlangsung
selamanya adalah salah satu ketetapan Alloh yang telah Dia khususkan pada agama
yang agung ini dan para pemeluknya. Alloh benar-benar mengikat kebangkitan
agama ini dengan peperangan tersebut, sebagaimana sabda Nabi shollaAllohu ‘alayhi
wa sallam :
«لَنْ
يَبْرَحَ هَذَا الدِّينُ قَائِمًا، يُقَاتِلُ عَلَيْهِ عِصَابَةٌ مِنَ
الْمُسْلِمِينَ، حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ»
“AGAMA INI AKAN
TERUS TEGAK
SELAMA
ADA SEGOLONGAN KECIL
DARI MUSLIMIN
YANG TERUS BERPERANG
DEMI AGAMA INI
HINGGA HARI QIYAMAT.”
[Diriwayatkan oleh Muslim]
dan sabdanya shollaAllohu ‘alayhi wa sallam:
«لَا تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ
اللهِ، قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى
تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ»
“AKAN SENANTIASA
TERUS ADA SEGOLONGAN KECIL DARI UMATKU
YANG SELALU
BERPERANG DI ATAS PERINTAH ALLOH,
MEREKA TAKLUKAN
MUSUH-MUSUH MEREKA,
TIDAK AKAN
MENCELAKAI MEREKA
ORANG-ORANG YANG
MENYELISIHI MEREKA
SAMPAI TIBA HARI
QIYAMAT
DAN MEREKA TETAP DEMIKIAN.”
[Diriwayatkan oleh Muslim].
Maka
hendaknya setiap muslim bersemangat untuk berada dalam barisan golongan kecil
dari para muwahhidiin yang tidak terputus hingga hari qiyamat ini. Karena
sesungguhnya tidak akan dapat mencelakai mereka siapapun yang menyelisihi dan menelantarkan
mereka sedang mereka senantiasa dalam jihad mereka menurut qodar (ketetapan)
Alloh yang menggiring mereka kepadanya. Hendaknya setiap mujahid bersemangat
untuk memperbaiki niatnya untuk terus-menerus memerangi musyrikiin sampai ajal
mendatanginya, sehingga Alloh membangkitkannya dalam golongan orang-orang yang
Alloh beri ni’mat pada mereka dari golongan para Nabi, shodiqiin dan para
syuhadaa, sedang mereka adalah sebaik-baik teman.
Selesai ditarjamah
dengan memuji Alloh, dari Surat Kabar an-Naba’ edisi 44.
-[ Penyebar Berita
]-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar