PEMBAGIAN OBAT PENYAKIT
HATI:
ALAMIAH DAN SYA’IYAH
Oleh : Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Penyakit hati itu ada Dua Macam:
Pertama, orang yang bersangkutan seketika itu tidak merasakan
sakit apa-apa, dan inilah jenis penyakit terdahulu, seperti: Penyakit
kebodohan, penyakit syubhat dan keraguan serta penyakit syahwat. Penyakit hati
ini adalah jenis penyakit yang paling besar, tetapi karena hati telah rusak
maka ia tidak merasakan sakit apa-apa. Sebab mabuk kebodohan dan hawa nafsu
telah menghalanginya dari mengetahui penyakit. Jika tidak, tentu ia akan
merasakan-nya, sebab penyakit itu ada pada dirinya. Tetapi ia tidak
mempedulikan-nya karena sibuk dengan hal lain yang tak ada sangkut pautnya
dengan masalah yang ia hadapi. Inilah jenis penyakit had yang paling berbahaya
dan paling sulit. Yang bisa melakukan pengobatannya hanyalah para rasul dan
pengikutnya, merekalah dokter-dokter dari jenis penyakit ini.
Kedua, penyakit hati yang menimbulkan sakit seketika, seperti: Sedih, gundah,
resah dan marah. Penyakit ini terkadang bisa hilang de-ngan obat-obat alamiah.
Seperti dengan menghilangkan sebab-sebabnya, atau mengobatinya dengan sesuatu
yang berlawanan dengan sebab-sebab yang dimaksud atau dengan sesuatu yang bisa
menyehatkannya. Dan, sebagaimana hati terkadang merasa sakit dengan sakit yang
dirasa-kan oleh badan, demikian pula badan, ia sering merasa sakit dengan sakit
yang dirasakan oleh hati, ia menjadi malang karena kemalangan yang dirasakan
oleh hati.
Beberapa
penyakit hati yang bisa dihilangkan dengan obat-obat alamiah adalah termasuk
jenis penyakit badan. Dan hal itu terkadang tidak menjadi faktor satu-satunya
yang menyebabkannya celaka atau disiksa setelah ia mati. Adapun
penyakit-penyakit hati yang tidak bisa sembuh kecuali dengan obat Imaniyah
Nabawiyah maka itulah yang menjadi faktor penentu bagi kecelakaan dan siksa
kekal, jika ia tidak mendapatkan
obat-obat yang merupakan lawan daripadanya. Jika ia menggunakan obat-obatan itu
maka penyakitnya akan sembuh. Karena itu dikatakan, "Ia telah sembuh dari
marahnya." Bila musuh hati sedang menguasai maka hal itu akan
menyakitkannya dan bila ia sadar daripadanya maka hatinya akan sembuh.
Allah befirman,
قَٰتِلُوهُمۡ
يُعَذِّبۡهُمُ ٱللَّهُ بِأَيۡدِيكُمۡ وَيُخۡزِهِمۡ وَيَنصُرۡكُمۡ عَلَيۡهِمۡ
وَيَشۡفِ صُدُورَ قَوۡمٖ مُّؤۡمِنِينَ ١٤ وَيُذۡهِبۡ غَيۡظَ قُلُوبِهِمۡۗ
وَيَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَىٰ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ١٥
"Perangilah mereka,
niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan
Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta
melegakan hati orang-orang yang beriman dan menghilangkan kemarahan orang-orang
Mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya." (At-Taubah:
14-15).
Allah memerintahkan agar
mereka memerangi musuh-musuh mereka, dan Dia memberitahukan bahwa di dalamnya
ada enam manfaat.
Marah
adalah menyakitkan hati, obatnya dengan meredakan kemarahan itu, jika ia
mengobatinya dengan yang haq, niscaya ia akan sembuh, tetapi jika ia
mengobatinya dengan kezaliman dan kebatilan maka penyakit itu akan semakin
bertambah, sedang dia menyangka bahwa hal itu akan menyembuhkannya. Ia laksana
orang yang mengobati penyakit rindu dengan melakukan maksiat bersama orang yang
dirindukannya, padahal itu akan menambah penyakitnya, akan timbul penyakit lain
yang lebih sulit dari sekedar rindu. Hal ini Insya Allah akan kita bahas
kemudian secara rinci. Kegundahan, kegelisahan dan kesedihan juga merupakan
penyakit-penyakit hati, dan untuk mengobatinya yaitu dengan mencarikan hal yang
berlawanan dengannya yakni kesenangan dan kegembiraan. Jika hal itu ia obati
dengan haq maka hati akan menjadi sembuh dan sehat dari penyakitnya. Dan jika
diobati dengan yang batil niscaya penyakit itu akan tetap bersembunyi dan
menyelinap, ia akan tetap ada bahkan menyebabkan penyakit-penyakit lain yang
lebih sulit dan lebih berbahaya.
Demikian
pula kebodohan, ia adalah penyakit yang menyakitkan hati, dan di antara manusia
ada yang mengobatinya dengan ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, sedang dia
mempercayai bahwa dengan ilmu-ilmu tersebut maka penyakitnya telah hilang.
Padahal yang sesungguhnya, hal itu
hanya malah menambah penyakit lain atas penyakitnya, tetapi hati tidak mau
mempedulikan sakit yang dikandungnya, disebabkan oleh kebodohannya dengan
ilmu-ilmu yang bermanfaat, yang ia merupakan syarat bagi kesehatan dan
kesembuhannya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda tentang
orang-orang yang berfatwa dengan kebodohannya, sehingga menjerumuskan
orang-orang yang meminta fatwa padanya, beliau bersabda,
قَتَلُوْهُ
قَتَلَهُمُ اللهُ, أَلَا سَأَلُوا إِذْلَمْ يَعْلَمُوا؟ فَإِنَّمَا شِفَاءُ
الْعِيِّ السُّؤَالُ
"Mereka
membunuh orang tersebut, semoga Allah membunuh mereka, mengapa mereka tidak
bertanya saat mereka tidak mengerti? Sesungguhnya sembuhnya penyakit adalah
dengan bertanya. "*(
Demikian pula dengan orang
yang ragu dan bingung, hatinya akan merasa sakit sampai ia mendapatkan ilmu dan
keyakinan. Dan karena keraguan membuat hati menjadi panas maka kepada orang
yang mendapatkan keyakinan dikatakan, hatinya sejuk, keyakinan membuatnya
sejuk. Juga seseorang akan merasa sempit dengan kebodohan dan ketersesatannya
dari jalan kebenaran. Sebaliknya, akan merasa lapang dengan petunjuk dan ilmu.
Allah befirman,
فَمَن
يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهۡدِيَهُۥ يَشۡرَحۡ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِۖ وَمَن يُرِدۡ
أَن يُضِلَّهُۥ يَجۡعَلۡ صَدۡرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجٗا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي ٱلسَّمَآءِۚ
كَذَٰلِكَ يَجۡعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجۡسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ ١٢٥
"Siapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscayaDia melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama) Islam. Dan siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya,
niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seakan-akan ia sedang
mendaki ke langit." (Al-An'am: 125).
Pembahasan mengenai sesak
dada, sebab dan pengobatannya insya Allah akan kita kaji kemudian.
Maksudnya, di antara
penyakit hati ada yang hilang dengan obat-obatan alamiah, tetapi ada pula di
antaranya yang tidak dapat hilang kecuali dengan obat-obatan syariat dan iman.
Dan hati memiliki kehidupan dan kematian, sakit dan sehat, dan itulah sesuatu
yang paling agung yang dimiliki oleh badan.
*) Abu Daud dan Daruquthni meriwayatkan
dari Jabir, ia berkata, "Kami keluar dalam suatu perjalanan, lalu seorang
dari kami tertimpuk batu sehingga ia terluka kepalanya, kemudian ia mimpi
basah, lalu ia bertanya kepada para sahabatnya, 'Apakah kalian mendapatkan rukhshah
untukku sehingga aku bertayamum?' Mereka menjawab, 'Kami tidak mendapatkan rukhshah
untukmu, sedangkan engkau bisa menggunakan air.' Orang itu lalu mandi dan
kemudian meninggal. Ketika kami menghadap Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
kepada beliau dikisahkan peristiwa tersebut. Maka beliau bersabda, 'Mereka
telah membunuhnya, semoga Allah membunuh mereka. Mengapa mereka tidak bertanya
saat mereka tidak menge-tahui?" (Lihat Muntaqal Akhbar, 1/161,
no.452).
Source:
Ringkasan - MANAJEMEN QOLBU - (Melumpuhkan Senjata
Syetan )
Judul
Asli: Mawaridul Aman Al-Muntaqa min Ighatsatul Lahfan fi Mashayidisy Syaithan
Penulis:
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Penerjemah:
Ainul Haris Umar Arifin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar