DAULAH ISLAM
BÂQIYAH WA TATAMADDAD
Pada
tanggal 17 Muharram 1436, dunia mendengar pengumuman para mujahidin dari
Semenanjung Arab, Yaman, Sinai, Libia, dan Aljazair, mereka meng-ucapkan bai'at
mereka kepada khalifah kaum mus-limin, Abu Bakr al-Husayni al-Baghdadi
(hafidzahullāh).
Mereka
semua mendeklarasikan hal yang sama:
"Allah
- Ta'ala – berfirman; {Dan berpegang teguhlah pada tali (agama) Allah secara
bersama-sama dan janganlah kamu berpecah-belah} [QS. Ali Imran: 103]. Dan
Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Barangsiapa
meninggal tanpa memiliki ikatan bai’at, maka dia meninggal dalam kematian
jahiliyyah" [Sahih Muslim dari riwayat Imran]. Oleh karena itu, dalam
ketaatan kepada perintah Allah ('azza wa jalla) dan dalam ketaatan kepada Rasul
Nya (sallallahu 'alaihi wa sallam), yang berpesan untuk tidak berpecah-belah
dan untuk berpegang teguh dengan jama'ah mereka, kami mendeklarasikan bai'at
kepada khalifah Ibrāhīm Ibn 'Awwad bin Ibrāhīm al-Qurashi al-Husayni, berjanji
untuk selalu mendengar dan taat, baik pada saat kesulitan dan kemudahan, dan
pada saat gembira dan tidak suka. Kami berjanji untuk tidak membantah terhadap
setiap perintah, kecuali jika kita melihat ada kekufuran yang jelas yang kita
memiliki bukti dari Allah. Kami menyeru umat Islam di mana pun berada un-tuk
memberikan bai'at kepada Khalifah dan mendu-kungnya, dalam rangka ketaatan
kepada Allah dan menjalankan kewajiban yang banyak diabaikan pada zaman ini.
"
Mereka
kemudian menyampaikan pesan masing-masing dan nasihat mengenai kewajiban untuk
bersatu di bawah bendera Khilafah.
Para mujahidin dari Aljazair memberikan nasihat
kepada para mujahidin di mana pun mereka berada:
"Kami
secara khusus mengingatkan para mujahidin yang telah mengorbankan semua yang
mereka sayangi dan berharga, menjual jiwa mereka tanpa ragu-ragu, dan berseru
‘misi dan tujuan kami adalah menegakkan syariat Allah di muka bumi dan Khilafah
di atas manhaj kenabian’. Lalu mengapa kalian menunda ini sekarang? Kami
bertanya kepada kalian dengan nama Allah, apakah penundaan ini membawa kebahagiaan
bagi orang-orang yang beriman dan kemarahan bagi orang-orang kafir? Atau
sebaliknya? "
Para mujahidin dari Semenanjung Arab memberikan
informasi bagi para muwahhidīn yang ada di negeri mereka bahwa mereka tidak
perlu lagi melakukan perjalanan jauh untuk melakukan jihad di bawah bendera
Khilafah:
"Oleh karena itu, hai
orang-orang ahlut-tauhid di Semenanjung Arab, kebenaran telah muncul dan
menang. Jadi datanglah ke Daulahmu dan bersegeralah ke sekitar Khalifahmu.
Wahai muwahhidīn di tanah al-Haramain, kabar gembira, karena jihad yang telah
kalian siapkan pelana untuknya kini telah tiba ke depan pintu rumah-rumah
kalian, dan tidak ada batas yang akan menghambat kalian mencapainya, dan tidak
akan ada paspor atau visa yang mencegah kalian mencapainya. "
Para mujahidin dari Libia mengingatkan kaum Muslimin
akan kewajiban persatuan dan membantah keraguan terhadap kewajiban ini:
"Kami berjanji setia
karena tidak ada obat untuk khilāf (berbeda) selain Khilafah. Demikian juga,
kita mengajak setiap Muslim kepada kebaikan ini, karena sungguh, hal ini
sangatlah membuat rasa sakit bagi musuh-musuh Allah. Demi Allah, berkumpulnya
kita di bawah satu pemimpin lebih menyulitkan musuh-musuh Allah daripada ribuan
kemenangan di medan perang. Dan jangan tertipu oleh orang yang desersi dari
desertir. Ibnu Hazm (rahimahullah) berkata, "Adapun orang yang mengatakan
bahwa Imamah tidak berlaku kecuali dengan persetujuan pembesar umat di seluruh
negeri, maka ini adalah palsu, karena berarti meminta sesuatu yang tidak
mungkin bisa diraih, ini tidak akan mampu dilakukan siapa pun, dan beban yang
sangat berat, sedangkan Allah tidak membebani siapapun dengan apa yang di luar
kemampuan mereka. Allah berfirman, {Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak
menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.} [Al-Hajj: 78]. '"
Para mujahidin dari Sinai mengingatkan para mujahidin
akan kewajiban bersatu di bawah Khilafah:
"Adapun pesan kami kepada
saudara-saudara kami para mujahid di semua front, apa yang kalian inginkan? Apa
yang kalian cita-citakan? Setelah Daulah didirikan untuk Islam dan kaum
muslimin, dan Khalifah dan Amir untuk kaum mukminin diangkat, tiba-tiba kalian
mundur dengan tidak mendukungnya dan kalian meninggalkannya dengan tidak
berdiri di bawah panji-panjinya, pada saat yang sama ketika dunia bersatu untuk
melawannya. Apa yang salah dengan kalian? Apa alasan kalian, wahai mujahidin?
Persatuan kalian adalah kekuatan dan perpecahan kalian adalah kelemahan. Karena
kekua-tan itu adalah kekuatan kalian, andai saja kalian mengerti. Tidak ada
kebaikan pada diri kalian jika para musuh berhasil menghancurkannya sedangkan
kalian masih memiliki satu napas yang tersisa. Dan tidak pernah terbayang
padaku hal seperti ini terjadi pada kalian. Karena itu, selesaikanlah masalah
kalian, satukan barisan kalian dan dukunglah Daulah kalian, dan mari kita
saling menguatkan. Demi Allah, ini adalah kebenaran yang nyata dan didukung
oleh Allah, yang MahaPerkasa lagi Mahakuat. Takutlah kepada Allah Rabbmu.
Jangan biarkan Setan menipu kalian dengan propaganda dan fitnahnya. Sungguh, ia
adalah musuh yang nyata bagi kalian”.
Para mujahidin dari Yaman menasihati kaum muslimin
dengan nasihat kenabian di saat masa perpecahan:
"Rasulullah (sallallahu
'alaihi wa sallam) telah memberi kita kabar gembira akan Khilafah ‘ala manhajin
nubuwwah (khilafah di atas metodologi kenabian). Dan sungguh, demi Allah, kita
telah melihat hal itu sebagai khilafah di atas metodologi kenabian. Dan ketika
kita mendengar terompet orang Yahudi dan Kristen - penyeru kepada gerbang
neraka – kita harus memenuhi perintah Rasulullah (shallallahu alaihi wa
sallam), yakni wajib berpegang teguh kepada jama'ah kaum muslimin dan Imam
mereka, karena Hudzaifah (Radiyallahu 'anhu) mengatakan, "Orang-orang
bertanya kepada Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) tentang hal-hal baik,
dan aku bertanya kepadanya tentang kejahatan, karena khawatir hal itu akan
menimpaku ...” dalam hadits itu, salah satunya dia bertanya, "Apakah ada
kejahatan sete-lah kebaikan ini?" Nabi (shallallahu alaihi wa sallam)
menjawab, "Ya, para penyeru kepada gerbang neraka. Siapapun memenuhi
seruan mereka, mereka akan melemparkannya ke dalam neraka. " Dia berkata,
"Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku ciri-ciri mereka." Nabi
bersabda, “Kulit mereka sama dengan kulit kita dan lisan mereka sama dengan
lisan kita." Dia berkata, "Lalu apa yang engkau nasihatkan jika aku
mendapati keadaan seperti itu?" Beliau bersabda,"Lazimilah jama'ah
kaum muslimin dan imam mereka”. [Al-Bukhari dan Muslim]”.
Kemudian pada tanggal 20
Muharram 1436 H, Khalifah Ibrāhīm (hafidhahullāh) secara resmi mengumumkan
penerimaan bai'at mereka, pembentukan Wilayat, dan menghapus semua partai dan
kelompok di atasnya. Dalam salah satu pidato yang sangat tegas yang beliau sampaikan
sejak berdirinya Daulah Islam, ia berkata, "Kabar gembira, wahai umat
Islam, karena kita memberikan kabar baik dengan mengumumkan perluasan Daulah
Islam ke tanah baru, dari tanah al-Haramain dan Yaman ... ke Mesir, Libia, dan
Aljazair. Kami mengumumkan penerimaan bai'at dari orang-orang yang memberi
bai’at kepada kami di wilayah tersebut, menghapus kelompok-kelompok di
dalamnya, mengumumkan wilayah baru Daulah Islam, dan menunjuk wali untuk
mereka. "
Sebelum pengumuman wilayat baru,
sejumlah kelompok di Khurasan, Kaukasus, Indonesia, Nigeria, Filipina, dan di
tempat lain telah berjanji setia kepada khalifah, dan terus bertambah orang
yang melakukannya setiap hari. Daulah Islam mengumumkan penerimaan bai'at dari
semua kelompok dan individu - semoga Allah menerima sumpah mulia mereka dan
menjaga amal mereka setelah perjanjian mereka, dan bersih dari kegoyahan - tapi
pengumuman wilayat masing-masing tertunda, walau diakui bahwa beberapa kelompok
di wilayah tersebut lebih besar dan lebih kuat dari kelompok-kelompok yang baru
saja diumumkan wilayatnya. Penundaan ini harus diakhiri dengan baik, dengan
penunjukan atau pengakuan kepemimpinan oleh Khalifah atas wilayah di mana
beberapa kelompok telah memberikan bai'at dan bergabung, atau pembentukan jalur
komunikasi langsung antara Khilafah dan pemimpin Mujahid daerah yang belum
terhubung dengan Daulah Islam sehingga dengan demikian mereka dapat menerima
informasi dan arahan dari Khalifah. Semoga Allah membawa kabar gembira dari
daerah lainnya secepat mungkin dan mengisi hati orang yang beriman dengan
kegembiraan selanjutnya.
Khalifah Ibrāhīm mengatakan:
"Kami juga mengumumkan
penerimaan bai'at yang diberikan oleh kelompok dan individu di setiap daerah
yang kami sebutkan di atas dan lainnya. Kami juga meminta kepada setiap
individu di antara mereka untuk bergabung dengan Wilayah terdekat dia, dan
untuk mendengar dan mematuhi wali yang ditunjuk oleh kami di sana."
Dengan demikian, setelah
melewati delapan tahun sejak pendirian Daulah Islam di bulan Ramadan 1427, para
mujahidin yang tak tergoyahkan membawa kegembiraan dengan hati dan jiwa kepada
setiap muwahhid di permukaan bumi melalui persatuan dan ekspansi mereka.
Pencapaian ini hanya masalah kesabaran, karena Rasulullah (sallallahu 'alaihi
wa sallam) bersabda, "Ketahuilah bahwasanya ada banyak kebaikan dalam
bersabar menghadapi apa yang tidak kalian sukai, sesungguhnya bersama kesabaran
ada kemenangan, bersama penderitaan ada pertolongan, dan sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan" [Sahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu
'Abbas].
Namun, kebanyakan orang
menginginkannya secara tergesa-gesa, dengan hasil materi yang datang secara
spontan. Mereka adalah orang-orang yang Rasulullah (sallallahu 'alayhi wa
sallam) jelaskan dalam sabdanya, "Tapi kalian adalah orang yang
terburu-buru" [Shahih Bukhari dari Khabbab Radhiyallahu ‘anhu], dan karena
mereka tidak melihat ekspansi hari ini setelah deklarasi Daulah Islam delapan
tahun yang lalu, andai mereka melihat konspirasi Sahawat dan penarikan Daulah
Islam dari banyak wilayah ke gurun Anbar, mereka kehilangan harapan kemenangan
yang dijanjikan oleh Allah kepada para mujahidin muwahhid. Dan cukup bagi kita
adalah Allah, dan Dia adalah Pemelihara terbaik segala urusan.
Sekarang mereka yang telah
menjalankan ini semua dengan kesabaran – meskipun apa yang mereka hadapi dari
penjara, diburu oleh intelijen dan lembaga keamanan kafir, jauh dari teman dan
keluarga, kemiskinan, kematian sahabat, dan luka - telah menuai buah dari upaya
mereka demi kepentingan masa depan generasi Muslim di seluruh dunia. Semoga
Allah melestarikan para pemimpin dan tentaranya kesabaran, dan membalas mereka
dengan kebaikan yang besar atas nama Islam dan kaum muslimin.
Masing-masing wilayah baru
ini memiliki nilai penting untuk masa depan perluasan Daulah Islam dan
menyediakan pengalaman yang lebih besar dan sumber daya lebih banyak.
SEMENANJUNG
ARAB
Tanah wahyu ... tanah Nabi
dan Rasul terakhir... tanah al-Haramain ... tanah tauhid ... tanah yang dijaga
oleh darah murni sahabat ...
"Sesungguhnya Setan
telah berputus asa untuk disembah oleh orang yang shalat di Jazirah Arab, akan
tetapi ia menghasut mereka untuk berpecah belah satu sama lain"*. [Sahih
Muslim dari riwayat Jabir Radhiyallahu anhu].
Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa
sallam) bersabda, "Aku akan mengusir orang-orang Yahudi dan Nas-rani dari
Semenanjung Arab dan tidak menyisakan kecuali Muslim." [Sahih Muslim dari
riwayat 'Umar radhiyallahu anhu].
Rasulullah (sallallahu
'alaihi wa sallam) bersabda, "Tidak akan berkumpul dua agama di
Semenanjung Arab" [HR Al-Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah radhiyallahu
anha]. Dia (sallallahu 'alaihi wa sal-lam) juga bersabda di saat sebelum
meninggal, "Usirlah orang-orang musyrik dari Semenanjung Arab"
[HR Al-Bukhari dan Muslim dari riwayat Ibnu 'Abbas].
Semua ini ditambah dengan
berkah dan kebajikan al-Haramain yang terletak di wilayah diberkati al- Hijaz
di tengah Semenanjung Arab.
Rasulullah (sallallahu
'alaihi wa sallam) bersabda, "Islam bermula dalam keadaan asing, dan kelak
akan kembali asing sebagaimana dia bermula, dan dia akan kembali melingkar
(berpusat) di antara dua masjid [al-Haramain] seperti ular yang melingkar di
dalam lubangnya" [Sahih Muslim dari ri-wayat Abu Hurairah].
Dari tanah yang diberkati
ini, cahaya Islam menyebar ke seluruh sudut bumi dengan kitab (al-Quran)
sebagai penunjuk dan pedang pendukung.
Dan dari Semenanjung Arab,
Imam Muhammad Ibnu 'Abdil-Wahhab (rahimahullah) menghidupkan kembali dakwah
tauhid dan wala 'dan bara', mengajak untuk teguh di atas Sunnah Rasulullah
(sallallahu 'Alaihi wa sallam) tanpa kompromi.
Pelaku Istisyhadiyin 11
September, para tahanan di balik jeruji dan kawat di al-Hayir (penjara di
Semenanjung Arab) dan Guantanamo Bay, operasi terhadap Murtaddin dan tentara
salib di Semenanjung Arab, dan darah suci yang tertumpah di atas tanah yang
diberkati ini, semua adalah buah dan berkah dari cahaya yang bersinar dari
Semenanjung Arab.
Semenanjung Arab adalah
benteng bagi ilmu agama pendukung jihad, sebagaimana dicatat dengan keringat
dan darah ulama mujahid dan muridnya dalam majalah yang tak terlupakan
"Shaut al-jihad", sebuah majalah yang menyeru kepada Tauhid yang
murni, bebas dari Irja ', sehingga menye-but Alu Salul (baca: saudi), tentara,
pejabat mereka, agen mereka, dan Rafidah, sebagai orang kāfir, tanpa kompromi,
tidak terselubung dalam selimut politik "kebenaran" yang dihasilkan
dari "kebijaksanaan" dari pengaku jihad modern. Majalah ini dan
buku-buku yang diterbitkan menjadi landasan syar'i untuk mujahidin di banyak negeri.
Publikasinya yang disanjung tinggi oleh Syaikh Abu Mus'ab Az- Zarqawi dan
teman-temannya.
Semenanjung Arab telah
melahirkan orang-orang seperti Syaikh Usamah bin Ladin, Abu 'Abdir- Rahman
al-Athari (Sultan al-'Utaybī), 'Abdullah ar-Rashūd,' Isa Al 'Ushin, dan
lain-lain– semoga Allah mengampuni dosa mereka semua, dan mereka akan terus
menerangi jalan untuk generasi yang akan datang.
Sayangnya, setelah kesyahidan
dan penangkapan para mujahidin pada beberapa tahun yang lalu, metodologi rusak
yang disebarkan oleh pengaku jihad menyerukan penghentian semua operasi di
wilayah Semenanjung Arab, bahkan setelah kemampuan untuk meluncurkan mereka
telah kembali, sehingga menyebabkan jihad terhenti, hingga hati kembali bangkit
untuk menyerang Rafidah dan Alu Salul.
Khalifah (hafidhahullāh)
mengatakan dalam pidatonya:
"...karena itu hai putra-putra
al-Haramain ... Wahai manusia ahlut-tauhid ... Wahai orang-orang wala dan bara'
... kepala ular dan sumber penyakit ini di samping kalian. Maka hunuslah pedang
dan pecahkan sarungnya. Ceraikanlah dunia, karena tidak akan ada keamanan atau
istirahat untuk Alu Salul dan tentara mereka setelah hari ini. Tidak ada tempat
untuk kaum musyrikīn di semenanjung Muhammad (sallallahu 'alayhi wa sallam).
Hunus pedang kalian. Uruslah orang-orang Rafidah terlebih dahulu, di mana pun
kalian menemukan mereka, kemudian Alu Salul dan tentara mereka sebelum tentara
salib dan basis mereka. Seranglah Rafidah, Alu Salul, dan tentara mereka.
Potong anggota tubuh mereka. Sergap mereka secara kelompok dan individu.
Buatlah takut hidup mereka dan jadikanlah mereka sibuk dengan diri mereka
sendiri sebagai ganti diri kita. Bersabarlah dan jangan tergesa-gesa. Sebentar
lagi - Insya Allah – pasukan garis depan Daulah Islam akan sampai di sana.
"
Perluasan Daulah Islam ke
Semenanjung Arab telah menyebabkan takhta Alu Salul dan para thaghut teluk
lainnya gemetar tak henti-hentinya, sehingga mereka memerintahkan ulama istana
dan saluran media mereka untuk meningkatkan kampanye melawan Daulah Islam,
tetapi tidak ada gunanya, karena Allah akan menyelesaikan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang kafir membencinya.
Y
A M A N
Tanah
kebijaksanaan, iman, dan pemahaman ...
Rasulullah (sallallahu
'alaihi wa sallam) bersabda, "Telah datang orang-orang Yaman, mereka
memiliki hati paling lembut. Iman adalah Yaman, pemahaman adalah Yaman, dan
kebijaksanaan adalah Yaman" [Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari
Abu Hurairah].
Mereka tidak mempersulit
pengetahuan mereka dengan memfilsafatkan agama mereka dan sehingga bisa abstain
dari kewajiban melalui analisa kompleks. Sebaliknya pengetahuan mereka mengalir
begitu saja dari hati mereka, dan ini terlihat dalam pidato resmi mereka yang
singkat, seperti dikutip sebelumnya.
"Allah telah menghimpun
untukmu - wahai Khalifah kaum muslimin – di bawah perintahmu pasukan Syam,
Irak, dan Yaman. Dalam riwayat 'Abdullah Ibn Hawalah, ia mengatakan bahwa
Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, “Pada akhirnya umat Islam
akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan
satu pasukan lagi di Iraq [Sahih: Dilaporkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud].
"
Sayangnya, pemikiran yang
tersebar di Yaman, khususnya setelah apa yang disebut "Arab Spring",
adalah larangan menjadikan Rāfidī Houtsi sebagai target sasaran, karena mereka
dianggap "Muslim" dan dimaafkan karena ketidaktahuan! Ini adalah
Manhaj yang juga melarang untuk menjadikan pemerintah murtad, militer, polisi,
dan kekuatan intelijen sebagai target serangan, kecuali jika orang atau bangunan
tertentu yang secara terbuka dan terlibat langsung dalam serangan drone perang
salib, seolah-olah kemurtadan dan kejahatan para thaghut dan kekuatan mereka
tidak cukup untuk menjadi sebab melawan mereka, dalam sebuah wilayah dengan
kondisi yang sangat ideal untuk mengobarkan jihad skala besar! Sebuah Manhaj
yang malu untuk mencapai tamkīn (konsolidasi), karena itu tidak diperbolehkan
kecuali setelah mendapat persetujuan dari media penyihir, ulama istana, pihak
menyimpang dan ternak mereka, yang ini semua mereka sebut dengan istilah
"Umat!"
Untuk alasan ini dan bebarapa
lainnya, Syaikh Abu Muhammad al-'Adnānī (hafidzahullāh) mengatakan,
"Adapun Yaman, alangkah malang untuk apa yang telah terjadi atas Yaman.
Duhai! Alangkah malang untuk Sana’a..
Rafidī Houtsi telah memasukinya, namun bom mobil tidak juga memanggang kulit
mereka, begitu juga sabuk peledak dan IED tidak juga memutus sendi mereka.
Apakah tidak ada orang di Yaman yang akan membalas dendam bagi kita terhadap
Houtsi? {Dan jika kamu berpaling, Dia akan menggantikanmu dengan orang-orang selainmu,
kemudian mereka tidak akan menjadi orang sepertimu} [QS. Muhammad: 38]"
[Inna Rabbaka labil Mirshad].
Khalifah Ibrāhīm
(hafidzahullāh) mengatakan dalam pidatonya:
"Dan kalian wahai
tentara Yaman ... Wahai orang-orang yang mendukungan dan membantu ... Wa-hai
manusia kebijaksanaan dan iman ... jadilah kalian berlaku keras terhadap Houtsi
Rafidah, karena mereka adalah orang-orang murtad kafir. Lawanlah mereka dan
atasi mereka. Yakinlah bahwa giliran mereka telah datang dan akan menjadi
kebanggaan kalian, jadikan Rafidah sebagai kaum yang ditinggalkan. Jika mereka
telah menemukan muwahhidīn yang melawan mereka, kejahatan mereka tidak akan
membusuk. Karena itu mintalah pertolongan kepada Allah, agar kalian dapat
melawan mereka, insya Allah. Seranglah syirik dengan tauhid, maka Allah akan
menghancurkan kekuatan mereka. Allah akan mengirimkan kekayaan dan senjata
mereka kepada kalian. Kalian akan merebut itu semua dari tangan mereka sebagai
rampasan perang, di mana kalian akan mendukung agama Allah dan terus menjadi
kaum yang penguat. "
Dengan ekspansi ke Yaman,
Daulah Islam dapat mengakhiri kesalahan akidah dan manhaj yang disebarkan oleh
orang-orang yang kini tiba-tiba menyadari bahwa Rafidah adalah musuh Islam,
setelah bertahun-tahun mengkritik Syaikh Abu Mus'ab az-Zarqawi (rahimahullah)
dan para sahabatnya karena membuat takfir terhadap Rafidah dan membantai mereka
dengan bom truk, bom bus, dan bom mobil.
Para mujahidin wilayah
Semenanjung Arab dan Yaman sekarang saling bersatu, sehingga dengan demikian
dapat saling mendukung dalam perang melawan orang-orang murtad tersebut.
S
I N A I
Yaqut al-Hamwi mengatakan
dalam "Mu'jam al-Buldan," "Ini [Sinai] adalah nama dari sebuah
wilayah di Syam. "
Al-Qurtubi mengatakan dalam tafsir
tentang ayat berikut, {dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari
gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi
orang-orang yang makan.} [Al-Mukminun: 20], beliau mengatakan "Tur Sinai
adalah dari tanah Syam. Ini adalah gunung di mana Allah berbicara dengan Musa
('alaihis-Salam). Inilah pendapat yang Ibnu Abbas dan lainnya katakan. Hal ini
telah disebutkan sebelumnya dalam tafsir surat al- Baqarah dan al-A'raf. Dan
'tur' berarti gunung dalam bahasa Arab."
Oleh karena itu, semua
kebajikan dan berkah yang diriwayatkan tentang Syam berlaku juga untuk Sinai,
dan ini sangat banyak.
Rasulullah (sallallahu
'alaihi wa sallam) bersabda,
"AKU
LIHAT SEAKAN PILAR KITAB DIAMBIL DARI BAWAH BANTALKU,
SEHINGGA
AKU MELIHAT SINAR CAHAYA MEMANCAR MENUJU SYAM.
SESUNGGUHNYA
IMAN, DI SAAT ZAMAN FITNAH, ADA DI SYAM"
[Shahih: Diriwayatkan oleh
al-Hakim dari 'Abdullah Ibnu 'Amr].
Beliau (sallallahu 'alaihi wa
sallam) juga bersabda, "Kabar gembira untuk Syam, kabar gembira untuk
Syam, kabar gembira untuk Syam." Para sahabat bertanya,"Mengapa
begitu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Karena para malikat Allah
telah melebarkan sayapnya di atas negeri Syam" [Shahih: Dilansir
at-Tirmidzi dari Zaid bin Tsabit al-Anshari].
Dan beliau (sallallahu
'alaihi wa sallam) juga bersabda, "Jika orang-orang Syam telah menjadi
buruk, maka tidak ada lagi kebaikan pada kalian" [Shahih: Diriwayatan oleh
at-Tirmidzi dari Mu'awiyah Ibn Qurrah].
Di Sinai juga terdapat bukit
Thur, di mana Allah berbicara kepada Musa ('alaihis-Salam), dan di mana Allah
bersumpah di dalam Qur'an pada Surat at-Tur dan Surat at-Tin, yang ini
menunjukkan ke-besaran dan kemuliaannya.
Sinai juga front terdepan terhadap
orang Yahudi, langkah penting menuju pembebasan Baitul Maqdis. Ekspansi ini
akan mengarah pada pertempuran terakhir di mana orang-orang Yahudi bersembunyi
di balik pohon Gharqad untuk mendekati orang Islam. Dengan cara membersihkan
jalan dari rintangan yang diciptakan oleh rezim murtad dan para tentara
Fir'aun. Dan lagi, para mujahidin Sinai harus menghadapi oposisi orang-orang
yang dulu mengaku pemikul jihad, yang kini menyerukan untuk melanjutkan opsi
damai walau harus menghentikan jihad dan runtuhnya tauhid. Mereka mengabaikan
bisikan kemulian dan berjuang melawan Taghut sambil bertawakkal pada Allah
hingga mereka diberkahi oleh Rabb mereka dengan kemenangan dan tamkin.
Khalifah (hafidzahullāh) mengatakan:
"Dan wahai putra-putra aqidah di Sinai tercinta, selamat dan
kabar gembira. Selamat untukmu, wahai sekalian manusia. Selamat kepada kalian
yang telah melakukan kewajiban jihad melawan thaghut Mesir. Selamat untuk
kalian yang telah mendukung Baitul Maqdis. Selamat kepada kalian yang telah
membuat gentar orang-orang Yahudi. Apa yang bisa kita katakan kepada kalian,
karena kalian telah pecahkan sarung pedang kalian, membakar kapal kalian, dan
bergerak maju, merintis jalan kalian dengan bebatuan, dengan wajah penuh
kesabaran dan kepedihan dalam memegang bara. Sabarlah, karena kalian memiliki
kabar gembira, karena Allah akan menolong kalian."
Setelah pengumuman bai'at, wilayah baru ini kemudian merilis media
yang sangat kuat berjudul "Sawlat al-Ansar," memperlihatkan contoh
kecil dari operasi militer yang beragam yang dilakukan di Sinai terhadap orang-orang
murtad.
Sinai juga membarengi dua daerah lain, di mana ekspansi Daulah Islam
terjadi di sana: Aljazair dan Libia.
L I
B I A
Libia dan Aljazair memiliki sejarah yang sama, berasal dari Afrika
Utara, umat Muslim menaklukkan Spanyol dan masuk ke Eropa Barat, dan bertahan
selama berabad-abad. Dua tokoh yang paling penting dalam sejarah penaklukan
Ifriqiya (Afrika Utara) dan setelah itu al-Andalus adalah 'Uqbah bin Nafi' (pemimpin
tentara yang menaklukkan Ifriqiya selama Khalifah Mu'awiyah dan putranya Yazid)
dan Thariq bin Ziyad (pemimpin tentara Islam Afrika Utara yang menaklukkan al-
Andalus pada masa Daulah Umawiyah).
Libia
– salah satu daerah yang disebutkan dalam ekspansi resmi – adalah salah satu
yang terkuat statusnya di Daulah Islam, dengan kota-kota besar sudah dikelola
sendiri oleh para pemimpinnya dan tentaranya. Telah menerima Muhajirin dari
banyak negara, sejumlah dari mereka melakukan operasi syahid terhadap orang-orang
murtad dan selanjutnya melakukan konsolidasi dengan Daulah Islam. Selain itu,
banyak dari Muhajirin di Syam berasal dari Libia dan mereka menumpahkan darah
mulia mereka untuk menghidupkan kembali Khilafah di sana.
Sekali lagi, seperti di
negeri-negeri lain, Daulah Islam menumbangkan manhaj di Libia yang membolehkan
untuk bekerjasama dengan orang-orang Murtad – sekutu salib – dengan
memerintahkan secara langsung untuk menargetkan mereka, meskipun apa yang
mungkin dikatakan oleh orang-orang lemah hati dan sakit hati, mereka yang
menyatakan bahwa Libia seharusnya hanya menjadi lahan untuk "dakwah"
segera setelah pembunuhan Gaddafi, meskipun kelimpahan senjata dan kondisi
tawahhush (kekacauan) di sana sangat ideal untuk jihad.
A L
J A Z A I R
Aljazair adalah negeri tempat
dilancarkannya jihad oleh para Mujahidin terhadap Rezim Taghut, dan merupakan
yang paling lama dan terpanjang sejak penarikan tentara salib Eropa dari tanah
kaum Muslimin, dan membentuk perwakilan mereka, berupa pemerintahan murtad
untuk memerintah daerah yang telah mereka tinggalkan. Jihad mereka menghadapi
banyak kesengsaraan dan penyimpangan, yang terakhir adalah penyimpangan jihad
melawan rezim murtad, dengan memenuhi panggilan untuk hidup berdampingan secara
damai bersama rezim yang mereka sebut "Arab Springs" dan untuk
persatuan jahiliyah dengan sekuler, gerakan nasionalis untuk melawan “musuh
bersama" Mentalitas ini menyebabkan kebekuan operasi terhadap rezim
Aljazair, semua ini hanya demi revolusi yang tidak jelas dan merugikan tauhid
dan jihād.
Tapi, alhamdulillah, Daulah
Islam dengan cepat menemukan para mujahidin yang haus untuk kembali melancarkan
jihad mereka melawan rezim murtad, bahkan walaupun para pengaku jihad membenci
hal tersebut.
Khalifah (hafidzahullāh) mengatakan:
"Wahai singa-singa tauhid di
Libia, Aljazair, Tunisia, dan Maroko ... wahai para pahlawan jihad ... wahai
keturunan 'Uqbah, Tariq, dan Ibnu Tāshifīn ... sungguh tidak ada kebaikan pada
diri kalian jika kalian menyerahkan negeri kalian kepada anak-anak sekularisme
sedangkan kalian masih memiliki mata yang berkedip. Tidak ada kebaikan pada
diri kalian jika kalian membiarkan mereka merasa aman sedang kalian masih
memiliki nadi yang berdenyut. Tidak ada kebaikan pada diri kalian jika kalian
cenderung kepada dunia atau gurun atau kembali berbalik. Tidak, karena kalian
diciptakan untuk kebaikan dan kebaikan diciptakan untuk kalian. Kalian adalah
bahan bakar dan pendukung di setiap medan pertempuran jihad, dan kalian di
antara para pemimpinnya. Kami memohon kepada Allah untuk memuliakan kalian,
memberkahi kalian, dan memberikan kemenangan pada kalian."
Dan karena komitmen mereka
terhadap ‘al-wala dan bara', ketika Syaikh Abu Muhammad al-'Adnānī membuat
seruan untuk menargetkan tentara salib di setiap tempat, para mujahidin
Aljazair adalah yang tercepat untuk menjawab seruannya, mereka segera
memperlihatkan seorang tahanan Perancis untuk eksekusi jika Prancis tidak
menarik diri dari Koalisi Amerika menyerang Daulah Islam, dan kemudian dia
benar-benar dieksekusi ketika Perancis arogan dan bersikeras melanjutkan
kejahatan mereka.
Sekali lagi, Aljazair, Libia,
dan Sinai adalah daerah strategis yang dekat satu sama lain, sehingga
memungkinkan untuk melanjutkan ekspansi meskipun para thaghut membencinya, dan
untuk mendukung mujahidin yang telah berjanji setia kepada Khilafah di
negeri-negeri lain.
DAULAH ISLAM ADA DI SINI
DAN AKAN BERTAHAN
Banyak yang bertanya apa
sejarah kata "bāqiyah" (tersisa/bertahan), mereka tidak mengetahui
orang yang pertama mengatakan ini dan menulisnya ke dalam gulungan sejarah
dengan darahnya. Abu Umar al-Baghdadi (rahimahullah) mengatakan dalam pidatonya
yang paling terkenal "Hasad as-sinin bi Dawlat al-Muwahhidīn" (Panen
Tahunan di Daulah Muwahhidīn) pada bulan Rabi' al-Awwal 1428 (April 2007):
"Dan sungguh Daulah Islam
"bāqiyah" (akan tetap bertahan).
Ia "bāqiyah"
karena dibangun di atas mayat para syuhada dan disirami dengan darah mereka,
dan dengan demikian transaksi dengan surga telah lunas.
Ia "bāqiyah"
karena kemenangan yang diberikan oleh Allah dalam jihad ini lebih jelas
daripada matahari di siang yang terik.
Ia "bāqiyah" karena
tidak terkontaminasi oleh pemasukan yang haram atau manhaj yang terdistorsi.
Ia akan "bāqiyah"
dengan kejujuran pemimpin yang mengorbankan darah mereka dan kejujuran tentara
yang dengan lengan mereka daulah ini dibangun. Kami menganggap mereka seperti
itu dan Allah adalah hakim tertinggi mereka.
Ia
"bāqiyah" karena dia adalah gabungan dari para mujahidin
dan harapan orang-orang yang tertindas.
Ia "bāqiyah" karena Islam sudah mulai naik dan meninggi,
kabut sudah mulai menyebar, dan kekufuran sudah mulai tersingkap dan terbuka.
Ia
"bāqiyah" karena permohonan kaum tertindas, air mata orang
yang berduka, jeritan para tahanan, dan harapan anak-anak yatim.
Ia
"bāqiyah" karena kekufuran dalam semua agama dan sekte
berkumpul melawan kita, dan setiap pengkhianat dan tersesat mulai memfitnah dan
menjelek-jelekkan kita, sehingga kita menjadi yakin kepada tujuan kebenaran dan
jalan kebenaran.
Ia
"bāqiyah" karena kita yakin pada kepastian Allah yang
tidak akan mematahkan hati para muwahhidīn yang tertindas, dan bahwa Dia tidak
akan membiarkan orang-orang yang zhalim menertawakan kita.
Ia
"bāqiyah" karena Allah ta'ala telah menjanjikan dalam
wahyu-Nya yang pasti tepat, Dia berfirman, {Allah telah menjanjikan kepada
orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa
Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah
(keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa} [QS.
An-Nur: 55]. {Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengerti} [QS. Yusuf: 21].”
Daulah Islam di sini untuk bertahan (bāqiyah), meskipun semua Kristen,
Yahudi, mushrikīn, dan murtad membenci. Dan ia akan terus menyebar (tatamaddad)
ke seluruh penjuru bumi ...
Tsaubān meriwayatkan, bahwa Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam)
bersabda; “Sungguh Allah telah menghimpun untukku bumi, sehingga aku melihat
sisi timur dan baratnya, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa
yang telah Allah lipatkan untukku dari bumi”. [Sahih Muslim].
Khalifah berkata, "Dan motto yang diberkahi ini tidak akan
berhenti sampai kita menancapkan paku terakhir di peti mati dari konspirasi
Sykes- Picot". [Bāqiyah fil ‘Iraq wa Syam]. "Dan barisan para
mujahidin akan berlanjut sampai mereka mencapai Roma, dengan Izin Allah".
[Walaw Karihal Kafirun]*
Semoga
Allah melindungi Daulah Islam dan menolongnya hingga tentaranya melawan tentara
salib di dekat Dabiq.
Source
: DABIQ 05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar