7/15/2019

DAULAH ISLAM BAQIYAH WA TATAMADDAD


DAULAH ISLAM
BÂQIYAH WA TATAMADDAD


Pada tanggal 17 Muharram 1436, dunia mendengar pengumuman para mujahidin dari Semenanjung Arab, Yaman, Sinai, Libia, dan Aljazair, mereka meng-ucapkan bai'at mereka kepada khalifah kaum mus-limin, Abu Bakr al-Husayni al-Baghdadi (hafidzahullāh).

Mereka semua mendeklarasikan hal yang sama:
"Allah - Ta'ala – berfirman; {Dan berpegang teguhlah pada tali (agama) Allah secara bersama-sama dan janganlah kamu berpecah-belah} [QS. Ali Imran: 103]. Dan Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Barangsiapa meninggal tanpa memiliki ikatan bai’at, maka dia meninggal dalam kematian jahiliyyah" [Sahih Muslim dari riwayat Imran]. Oleh karena itu, dalam ketaatan kepada perintah Allah ('azza wa jalla) dan dalam ketaatan kepada Rasul Nya (sallallahu 'alaihi wa sallam), yang berpesan untuk tidak berpecah-belah dan untuk berpegang teguh dengan jama'ah mereka, kami mendeklarasikan bai'at kepada khalifah Ibrāhīm Ibn 'Awwad bin Ibrāhīm al-Qurashi al-Husayni, berjanji untuk selalu mendengar dan taat, baik pada saat kesulitan dan kemudahan, dan pada saat gembira dan tidak suka. Kami berjanji untuk tidak membantah terhadap setiap perintah, kecuali jika kita melihat ada kekufuran yang jelas yang kita memiliki bukti dari Allah. Kami menyeru umat Islam di mana pun berada un-tuk memberikan bai'at kepada Khalifah dan mendu-kungnya, dalam rangka ketaatan kepada Allah dan menjalankan kewajiban yang banyak diabaikan pada zaman ini. " 


Mereka kemudian menyampaikan pesan masing-masing dan nasihat mengenai kewajiban untuk bersatu di bawah bendera Khilafah.

Para mujahidin dari Aljazair memberikan nasihat kepada para mujahidin di mana pun mereka berada:
 "Kami secara khusus mengingatkan para mujahidin yang telah mengorbankan semua yang mereka sayangi dan berharga, menjual jiwa mereka tanpa ragu-ragu, dan berseru ‘misi dan tujuan kami adalah menegakkan syariat Allah di muka bumi dan Khilafah di atas manhaj kenabian’. Lalu mengapa kalian menunda ini sekarang? Kami bertanya kepada kalian dengan nama Allah, apakah penundaan ini membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang beriman dan kemarahan bagi orang-orang kafir? Atau sebaliknya? " 


Para mujahidin dari Semenanjung Arab memberikan informasi bagi para muwahhidīn yang ada di negeri mereka bahwa mereka tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh untuk melakukan jihad di bawah bendera Khilafah:
 "Oleh karena itu, hai orang-orang ahlut-tauhid di Semenanjung Arab, kebenaran telah muncul dan menang. Jadi datanglah ke Daulahmu dan bersegeralah ke sekitar Khalifahmu. Wahai muwahhidīn di tanah al-Haramain, kabar gembira, karena jihad yang telah kalian siapkan pelana untuknya kini telah tiba ke depan pintu rumah-rumah kalian, dan tidak ada batas yang akan menghambat kalian mencapainya, dan tidak akan ada paspor atau visa yang mencegah kalian mencapainya. " 


Para mujahidin dari Libia mengingatkan kaum Muslimin akan kewajiban persatuan dan membantah keraguan terhadap kewajiban ini:
 "Kami berjanji setia karena tidak ada obat untuk khilāf (berbeda) selain Khilafah. Demikian juga, kita mengajak setiap Muslim kepada kebaikan ini, karena sungguh, hal ini sangatlah membuat rasa sakit bagi musuh-musuh Allah. Demi Allah, berkumpulnya kita di bawah satu pemimpin lebih menyulitkan musuh-musuh Allah daripada ribuan kemenangan di medan perang. Dan jangan tertipu oleh orang yang desersi dari desertir. Ibnu Hazm (rahimahullah) berkata, "Adapun orang yang mengatakan bahwa Imamah tidak berlaku kecuali dengan persetujuan pembesar umat di seluruh negeri, maka ini adalah palsu, karena berarti meminta sesuatu yang tidak mungkin bisa diraih, ini tidak akan mampu dilakukan siapa pun, dan beban yang sangat berat, sedangkan Allah tidak membebani siapapun dengan apa yang di luar kemampuan mereka. Allah berfirman, {Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.} [Al-Hajj: 78]. '"

Para mujahidin dari Sinai mengingatkan para mujahidin akan kewajiban bersatu di bawah Khilafah:

"Adapun pesan kami kepada saudara-saudara kami para mujahid di semua front, apa yang kalian inginkan? Apa yang kalian cita-citakan? Setelah Daulah didirikan untuk Islam dan kaum muslimin, dan Khalifah dan Amir untuk kaum mukminin diangkat, tiba-tiba kalian mundur dengan tidak mendukungnya dan kalian meninggalkannya dengan tidak berdiri di bawah panji-panjinya, pada saat yang sama ketika dunia bersatu untuk melawannya. Apa yang salah dengan kalian? Apa alasan kalian, wahai mujahidin? Persatuan kalian adalah kekuatan dan perpecahan kalian adalah kelemahan. Karena kekua-tan itu adalah kekuatan kalian, andai saja kalian mengerti. Tidak ada kebaikan pada diri kalian jika para musuh berhasil menghancurkannya sedangkan kalian masih memiliki satu napas yang tersisa. Dan tidak pernah terbayang padaku hal seperti ini terjadi pada kalian. Karena itu, selesaikanlah masalah kalian, satukan barisan kalian dan dukunglah Daulah kalian, dan mari kita saling menguatkan. Demi Allah, ini adalah kebenaran yang nyata dan didukung oleh Allah, yang MahaPerkasa lagi Mahakuat. Takutlah kepada Allah Rabbmu. Jangan biarkan Setan menipu kalian dengan propaganda dan fitnahnya. Sungguh, ia adalah musuh yang nyata bagi kalian”. 


Para mujahidin dari Yaman menasihati kaum muslimin dengan nasihat kenabian di saat masa perpecahan:

"Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) telah memberi kita kabar gembira akan Khilafah ‘ala manhajin nubuwwah (khilafah di atas metodologi kenabian). Dan sungguh, demi Allah, kita telah melihat hal itu sebagai khilafah di atas metodologi kenabian. Dan ketika kita mendengar terompet orang Yahudi dan Kristen - penyeru kepada gerbang neraka – kita harus memenuhi perintah Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam), yakni wajib berpegang teguh kepada jama'ah kaum muslimin dan Imam mereka, karena Hudzaifah (Radiyallahu 'anhu) mengatakan, "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) tentang hal-hal baik, dan aku bertanya kepadanya tentang kejahatan, karena khawatir hal itu akan menimpaku ...” dalam hadits itu, salah satunya dia bertanya, "Apakah ada kejahatan sete-lah kebaikan ini?" Nabi (shallallahu alaihi wa sallam) menjawab, "Ya, para penyeru kepada gerbang neraka. Siapapun memenuhi seruan mereka, mereka akan melemparkannya ke dalam neraka. " Dia berkata, "Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku ciri-ciri mereka." Nabi bersabda, “Kulit mereka sama dengan kulit kita dan lisan mereka sama dengan lisan kita." Dia berkata, "Lalu apa yang engkau nasihatkan jika aku mendapati keadaan seperti itu?" Beliau bersabda,"Lazimilah jama'ah kaum muslimin dan imam mereka”. [Al-Bukhari dan Muslim]”.

Kemudian pada tanggal 20 Muharram 1436 H, Khalifah Ibrāhīm (hafidhahullāh) secara resmi mengumumkan penerimaan bai'at mereka, pembentukan Wilayat, dan menghapus semua partai dan kelompok di atasnya. Dalam salah satu pidato yang sangat tegas yang beliau sampaikan sejak berdirinya Daulah Islam, ia berkata, "Kabar gembira, wahai umat Islam, karena kita memberikan kabar baik dengan mengumumkan perluasan Daulah Islam ke tanah baru, dari tanah al-Haramain dan Yaman ... ke Mesir, Libia, dan Aljazair. Kami mengumumkan penerimaan bai'at dari orang-orang yang memberi bai’at kepada kami di wilayah tersebut, menghapus kelompok-kelompok di dalamnya, mengumumkan wilayah baru Daulah Islam, dan menunjuk wali untuk mereka. "

Sebelum pengumuman wilayat baru, sejumlah kelompok di Khurasan, Kaukasus, Indonesia, Nigeria, Filipina, dan di tempat lain telah berjanji setia kepada khalifah, dan terus bertambah orang yang melakukannya setiap hari. Daulah Islam mengumumkan penerimaan bai'at dari semua kelompok dan individu - semoga Allah menerima sumpah mulia mereka dan menjaga amal mereka setelah perjanjian mereka, dan bersih dari kegoyahan - tapi pengumuman wilayat masing-masing tertunda, walau diakui bahwa beberapa kelompok di wilayah tersebut lebih besar dan lebih kuat dari kelompok-kelompok yang baru saja diumumkan wilayatnya. Penundaan ini harus diakhiri dengan baik, dengan penunjukan atau pengakuan kepemimpinan oleh Khalifah atas wilayah di mana beberapa kelompok telah memberikan bai'at dan bergabung, atau pembentukan jalur komunikasi langsung antara Khilafah dan pemimpin Mujahid daerah yang belum terhubung dengan Daulah Islam sehingga dengan demikian mereka dapat menerima informasi dan arahan dari Khalifah. Semoga Allah membawa kabar gembira dari daerah lainnya secepat mungkin dan mengisi hati orang yang beriman dengan kegembiraan selanjutnya.

Khalifah Ibrāhīm mengatakan:
"Kami juga mengumumkan penerimaan bai'at yang diberikan oleh kelompok dan individu di setiap daerah yang kami sebutkan di atas dan lainnya. Kami juga meminta kepada setiap individu di antara mereka untuk bergabung dengan Wilayah terdekat dia, dan untuk mendengar dan mematuhi wali yang ditunjuk oleh kami di sana."

Dengan demikian, setelah melewati delapan tahun sejak pendirian Daulah Islam di bulan Ramadan 1427, para mujahidin yang tak tergoyahkan membawa kegembiraan dengan hati dan jiwa kepada setiap muwahhid di permukaan bumi melalui persatuan dan ekspansi mereka. Pencapaian ini hanya masalah kesabaran, karena Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Ketahuilah bahwasanya ada banyak kebaikan dalam bersabar menghadapi apa yang tidak kalian sukai, sesungguhnya bersama kesabaran ada kemenangan, bersama penderitaan ada pertolongan, dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" [Sahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu 'Abbas].

Namun, kebanyakan orang menginginkannya secara tergesa-gesa, dengan hasil materi yang datang secara spontan. Mereka adalah orang-orang yang Rasulullah (sallallahu 'alayhi wa sallam) jelaskan dalam sabdanya, "Tapi kalian adalah orang yang terburu-buru" [Shahih Bukhari dari Khabbab Radhiyallahu ‘anhu], dan karena mereka tidak melihat ekspansi hari ini setelah deklarasi Daulah Islam delapan tahun yang lalu, andai mereka melihat konspirasi Sahawat dan penarikan Daulah Islam dari banyak wilayah ke gurun Anbar, mereka kehilangan harapan kemenangan yang dijanjikan oleh Allah kepada para mujahidin muwahhid. Dan cukup bagi kita adalah Allah, dan Dia adalah Pemelihara terbaik segala urusan.

Sekarang mereka yang telah menjalankan ini semua dengan kesabaran – meskipun apa yang mereka hadapi dari penjara, diburu oleh intelijen dan lembaga keamanan kafir, jauh dari teman dan keluarga, kemiskinan, kematian sahabat, dan luka - telah menuai buah dari upaya mereka demi kepentingan masa depan generasi Muslim di seluruh dunia. Semoga Allah melestarikan para pemimpin dan tentaranya kesabaran, dan membalas mereka dengan kebaikan yang besar atas nama Islam dan kaum muslimin. 

Masing-masing wilayah baru ini memiliki nilai penting untuk masa depan perluasan Daulah Islam dan menyediakan pengalaman yang lebih besar dan sumber daya lebih banyak.


SEMENANJUNG ARAB

Tanah wahyu ... tanah Nabi dan Rasul terakhir... tanah al-Haramain ... tanah tauhid ... tanah yang dijaga oleh darah murni sahabat ...

"Sesungguhnya Setan telah berputus asa untuk disembah oleh orang yang shalat di Jazirah Arab, akan tetapi ia menghasut mereka untuk berpecah belah satu sama lain"*. [Sahih Muslim dari riwayat Jabir Radhiyallahu anhu].

Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Aku akan mengusir orang-orang Yahudi dan Nas-rani dari Semenanjung Arab dan tidak menyisakan kecuali Muslim." [Sahih Muslim dari riwayat 'Umar radhiyallahu anhu].

Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Tidak akan berkumpul dua agama di Semenanjung Arab" [HR Al-Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah radhiyallahu anha]. Dia (sallallahu 'alaihi wa sal-lam) juga bersabda di saat sebelum meninggal, "Usirlah orang-orang musyrik dari Semenanjung Arab" [HR Al-Bukhari dan Muslim dari riwayat Ibnu 'Abbas].

Semua ini ditambah dengan berkah dan kebajikan al-Haramain yang terletak di wilayah diberkati al- Hijaz di tengah Semenanjung Arab.

Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Islam bermula dalam keadaan asing, dan kelak akan kembali asing sebagaimana dia bermula, dan dia akan kembali melingkar (berpusat) di antara dua masjid [al-Haramain] seperti ular yang melingkar di dalam lubangnya" [Sahih Muslim dari ri-wayat Abu Hurairah].

Dari tanah yang diberkati ini, cahaya Islam menyebar ke seluruh sudut bumi dengan kitab (al-Quran) sebagai penunjuk dan pedang pendukung.

Dan dari Semenanjung Arab, Imam Muhammad Ibnu 'Abdil-Wahhab (rahimahullah) menghidupkan kembali dakwah tauhid dan wala 'dan bara', mengajak untuk teguh di atas Sunnah Rasulullah (sallallahu 'Alaihi wa sallam) tanpa kompromi.

Pelaku Istisyhadiyin 11 September, para tahanan di balik jeruji dan kawat di al-Hayir (penjara di Semenanjung Arab) dan Guantanamo Bay, operasi terhadap Murtaddin dan tentara salib di Semenanjung Arab, dan darah suci yang tertumpah di atas tanah yang diberkati ini, semua adalah buah dan berkah dari cahaya yang bersinar dari Semenanjung Arab.

Semenanjung Arab adalah benteng bagi ilmu agama pendukung jihad, sebagaimana dicatat dengan keringat dan darah ulama mujahid dan muridnya dalam majalah yang tak terlupakan "Shaut al-jihad", sebuah majalah yang menyeru kepada Tauhid yang murni, bebas dari Irja ', sehingga menye-but Alu Salul (baca: saudi), tentara, pejabat mereka, agen mereka, dan Rafidah, sebagai orang kāfir, tanpa kompromi, tidak terselubung dalam selimut politik "kebenaran" yang dihasilkan dari "kebijaksanaan" dari pengaku jihad modern. Majalah ini dan buku-buku yang diterbitkan menjadi landasan syar'i untuk mujahidin di banyak negeri. Publikasinya yang disanjung tinggi oleh Syaikh Abu Mus'ab Az- Zarqawi dan teman-temannya.

Semenanjung Arab telah melahirkan orang-orang seperti Syaikh Usamah bin Ladin, Abu 'Abdir- Rahman al-Athari (Sultan al-'Utaybī), 'Abdullah ar-Rashūd,' Isa Al 'Ushin, dan lain-lain– semoga Allah mengampuni dosa mereka semua, dan mereka akan terus menerangi jalan untuk generasi yang akan datang.

Sayangnya, setelah kesyahidan dan penangkapan para mujahidin pada beberapa tahun yang lalu, metodologi rusak yang disebarkan oleh pengaku jihad menyerukan penghentian semua operasi di wilayah Semenanjung Arab, bahkan setelah kemampuan untuk meluncurkan mereka telah kembali, sehingga menyebabkan jihad terhenti, hingga hati kembali bangkit untuk menyerang Rafidah dan Alu Salul.

Khalifah (hafidhahullāh) mengatakan dalam pidatonya:
"...karena itu hai putra-putra al-Haramain ... Wahai manusia ahlut-tauhid ... Wahai orang-orang wala dan bara' ... kepala ular dan sumber penyakit ini di samping kalian. Maka hunuslah pedang dan pecahkan sarungnya. Ceraikanlah dunia, karena tidak akan ada keamanan atau istirahat untuk Alu Salul dan tentara mereka setelah hari ini. Tidak ada tempat untuk kaum musyrikīn di semenanjung Muhammad (sallallahu 'alayhi wa sallam). Hunus pedang kalian. Uruslah orang-orang Rafidah terlebih dahulu, di mana pun kalian menemukan mereka, kemudian Alu Salul dan tentara mereka sebelum tentara salib dan basis mereka. Seranglah Rafidah, Alu Salul, dan tentara mereka. Potong anggota tubuh mereka. Sergap mereka secara kelompok dan individu. Buatlah takut hidup mereka dan jadikanlah mereka sibuk dengan diri mereka sendiri sebagai ganti diri kita. Bersabarlah dan jangan tergesa-gesa. Sebentar lagi - Insya Allah – pasukan garis depan Daulah Islam akan sampai di sana. " 

Perluasan Daulah Islam ke Semenanjung Arab telah menyebabkan takhta Alu Salul dan para thaghut teluk lainnya gemetar tak henti-hentinya, sehingga mereka memerintahkan ulama istana dan saluran media mereka untuk meningkatkan kampanye melawan Daulah Islam, tetapi tidak ada gunanya, karena Allah akan menyelesaikan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya.

Y A M A N
Tanah kebijaksanaan, iman, dan pemahaman ...

Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Telah datang orang-orang Yaman, mereka memiliki hati paling lembut. Iman adalah Yaman, pemahaman adalah Yaman, dan kebijaksanaan adalah Yaman" [Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah].

Mereka tidak mempersulit pengetahuan mereka dengan memfilsafatkan agama mereka dan sehingga bisa abstain dari kewajiban melalui analisa kompleks. Sebaliknya pengetahuan mereka mengalir begitu saja dari hati mereka, dan ini terlihat dalam pidato resmi mereka yang singkat, seperti dikutip sebelumnya.

"Allah telah menghimpun untukmu - wahai Khalifah kaum muslimin – di bawah perintahmu pasukan Syam, Irak, dan Yaman. Dalam riwayat 'Abdullah Ibn Hawalah, ia mengatakan bahwa Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, “Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq [Sahih: Dilaporkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud]. "

Sayangnya, pemikiran yang tersebar di Yaman, khususnya setelah apa yang disebut "Arab Spring", adalah larangan menjadikan Rāfidī Houtsi sebagai target sasaran, karena mereka dianggap "Muslim" dan dimaafkan karena ketidaktahuan! Ini adalah Manhaj yang juga melarang untuk menjadikan pemerintah murtad, militer, polisi, dan kekuatan intelijen sebagai target serangan, kecuali jika orang atau bangunan tertentu yang secara terbuka dan terlibat langsung dalam serangan drone perang salib, seolah-olah kemurtadan dan kejahatan para thaghut dan kekuatan mereka tidak cukup untuk menjadi sebab melawan mereka, dalam sebuah wilayah dengan kondisi yang sangat ideal untuk mengobarkan jihad skala besar! Sebuah Manhaj yang malu untuk mencapai tamkīn (konsolidasi), karena itu tidak diperbolehkan kecuali setelah mendapat persetujuan dari media penyihir, ulama istana, pihak menyimpang dan ternak mereka, yang ini semua mereka sebut dengan istilah "Umat!"

Untuk alasan ini dan bebarapa lainnya, Syaikh Abu Muhammad al-'Adnānī (hafidzahullāh) mengatakan, "Adapun Yaman, alangkah malang untuk apa yang telah terjadi atas Yaman. Duhai! Alangkah malang untuk Sana’a.. Rafidī Houtsi telah memasukinya, namun bom mobil tidak juga memanggang kulit mereka, begitu juga sabuk peledak dan IED tidak juga memutus sendi mereka. Apakah tidak ada orang di Yaman yang akan membalas dendam bagi kita terhadap Houtsi? {Dan jika kamu berpaling, Dia akan menggantikanmu dengan orang-orang selainmu, kemudian mereka tidak akan menjadi orang sepertimu} [QS. Muhammad: 38]" [Inna Rabbaka labil Mirshad].

Khalifah Ibrāhīm (hafidzahullāh) mengatakan dalam pidatonya:

"Dan kalian wahai tentara Yaman ... Wahai orang-orang yang mendukungan dan membantu ... Wa-hai manusia kebijaksanaan dan iman ... jadilah kalian berlaku keras terhadap Houtsi Rafidah, karena mereka adalah orang-orang murtad kafir. Lawanlah mereka dan atasi mereka. Yakinlah bahwa giliran mereka telah datang dan akan menjadi kebanggaan kalian, jadikan Rafidah sebagai kaum yang ditinggalkan. Jika mereka telah menemukan muwahhidīn yang melawan mereka, kejahatan mereka tidak akan membusuk. Karena itu mintalah pertolongan kepada Allah, agar kalian dapat melawan mereka, insya Allah. Seranglah syirik dengan tauhid, maka Allah akan menghancurkan kekuatan mereka. Allah akan mengirimkan kekayaan dan senjata mereka kepada kalian. Kalian akan merebut itu semua dari tangan mereka sebagai rampasan perang, di mana kalian akan mendukung agama Allah dan terus menjadi kaum yang penguat. "

Dengan ekspansi ke Yaman, Daulah Islam dapat mengakhiri kesalahan akidah dan manhaj yang disebarkan oleh orang-orang yang kini tiba-tiba menyadari bahwa Rafidah adalah musuh Islam, setelah bertahun-tahun mengkritik Syaikh Abu Mus'ab az-Zarqawi (rahimahullah) dan para sahabatnya karena membuat takfir terhadap Rafidah dan membantai mereka dengan bom truk, bom bus, dan bom mobil.

Para mujahidin wilayah Semenanjung Arab dan Yaman sekarang saling bersatu, sehingga dengan demikian dapat saling mendukung dalam perang melawan orang-orang murtad tersebut.


S I N A I

Yaqut al-Hamwi mengatakan dalam "Mu'jam al-Buldan," "Ini [Sinai] adalah nama dari sebuah wilayah di Syam. "

Al-Qurtubi mengatakan dalam tafsir tentang ayat berikut, {dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan.} [Al-Mukminun: 20], beliau mengatakan "Tur Sinai adalah dari tanah Syam. Ini adalah gunung di mana Allah berbicara dengan Musa ('alaihis-Salam). Inilah pendapat yang Ibnu Abbas dan lainnya katakan. Hal ini telah disebutkan sebelumnya dalam tafsir surat al- Baqarah dan al-A'raf. Dan 'tur' berarti gunung dalam bahasa Arab."

Oleh karena itu, semua kebajikan dan berkah yang diriwayatkan tentang Syam berlaku juga untuk Sinai, dan ini sangat banyak.

Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda,
"AKU LIHAT SEAKAN PILAR KITAB DIAMBIL DARI BAWAH BANTALKU,
SEHINGGA AKU MELIHAT SINAR CAHAYA MEMANCAR MENUJU SYAM.
SESUNGGUHNYA IMAN, DI SAAT ZAMAN FITNAH, ADA DI SYAM"
[Shahih: Diriwayatkan oleh al-Hakim dari 'Abdullah Ibnu 'Amr].

Beliau (sallallahu 'alaihi wa sallam) juga bersabda, "Kabar gembira untuk Syam, kabar gembira untuk Syam, kabar gembira untuk Syam." Para sahabat bertanya,"Mengapa begitu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Karena para malikat Allah telah melebarkan sayapnya di atas negeri Syam" [Shahih: Dilansir at-Tirmidzi dari Zaid bin Tsabit al-Anshari].

Dan beliau (sallallahu 'alaihi wa sallam) juga bersabda, "Jika orang-orang Syam telah menjadi buruk, maka tidak ada lagi kebaikan pada kalian" [Shahih: Diriwayatan oleh at-Tirmidzi dari Mu'awiyah Ibn Qurrah].

Di Sinai juga terdapat bukit Thur, di mana Allah berbicara kepada Musa ('alaihis-Salam), dan di mana Allah bersumpah di dalam Qur'an pada Surat at-Tur dan Surat at-Tin, yang ini menunjukkan ke-besaran dan kemuliaannya.

Sinai juga front terdepan terhadap orang Yahudi, langkah penting menuju pembebasan Baitul Maqdis. Ekspansi ini akan mengarah pada pertempuran terakhir di mana orang-orang Yahudi bersembunyi di balik pohon Gharqad untuk mendekati orang Islam. Dengan cara membersihkan jalan dari rintangan yang diciptakan oleh rezim murtad dan para tentara Fir'aun. Dan lagi, para mujahidin Sinai harus menghadapi oposisi orang-orang yang dulu mengaku pemikul jihad, yang kini menyerukan untuk melanjutkan opsi damai walau harus menghentikan jihad dan runtuhnya tauhid. Mereka mengabaikan bisikan kemulian dan berjuang melawan Taghut sambil bertawakkal pada Allah hingga mereka diberkahi oleh Rabb mereka dengan kemenangan dan tamkin.

Khalifah (hafidzahullāh) mengatakan:
"Dan wahai putra-putra aqidah di Sinai tercinta, selamat dan kabar gembira. Selamat untukmu, wahai sekalian manusia. Selamat kepada kalian yang telah melakukan kewajiban jihad melawan thaghut Mesir. Selamat untuk kalian yang telah mendukung Baitul Maqdis. Selamat kepada kalian yang telah membuat gentar orang-orang Yahudi. Apa yang bisa kita katakan kepada kalian, karena kalian telah pecahkan sarung pedang kalian, membakar kapal kalian, dan bergerak maju, merintis jalan kalian dengan bebatuan, dengan wajah penuh kesabaran dan kepedihan dalam memegang bara. Sabarlah, karena kalian memiliki kabar gembira, karena Allah akan menolong kalian."

Setelah pengumuman bai'at, wilayah baru ini kemudian merilis media yang sangat kuat berjudul "Sawlat al-Ansar," memperlihatkan contoh kecil dari operasi militer yang beragam yang dilakukan di Sinai terhadap orang-orang murtad.

Sinai juga membarengi dua daerah lain, di mana ekspansi Daulah Islam terjadi di sana: Aljazair dan Libia.

L I B I A

Libia dan Aljazair memiliki sejarah yang sama, berasal dari Afrika Utara, umat Muslim menaklukkan Spanyol dan masuk ke Eropa Barat, dan bertahan selama berabad-abad. Dua tokoh yang paling penting dalam sejarah penaklukan Ifriqiya (Afrika Utara) dan setelah itu al-Andalus adalah 'Uqbah bin Nafi' (pemimpin tentara yang menaklukkan Ifriqiya selama Khalifah Mu'awiyah dan putranya Yazid) dan Thariq bin Ziyad (pemimpin tentara Islam Afrika Utara yang menaklukkan al- Andalus pada masa Daulah Umawiyah).
Libia – salah satu daerah yang disebutkan dalam ekspansi resmi – adalah salah satu yang terkuat statusnya di Daulah Islam, dengan kota-kota besar sudah dikelola sendiri oleh para pemimpinnya dan tentaranya. Telah menerima Muhajirin dari banyak negara, sejumlah dari mereka melakukan operasi syahid terhadap orang-orang murtad dan selanjutnya melakukan konsolidasi dengan Daulah Islam. Selain itu, banyak dari Muhajirin di Syam berasal dari Libia dan mereka menumpahkan darah mulia mereka untuk menghidupkan kembali Khilafah di sana.

Sekali lagi, seperti di negeri-negeri lain, Daulah Islam menumbangkan manhaj di Libia yang membolehkan untuk bekerjasama dengan orang-orang Murtad – sekutu salib – dengan memerintahkan secara langsung untuk menargetkan mereka, meskipun apa yang mungkin dikatakan oleh orang-orang lemah hati dan sakit hati, mereka yang menyatakan bahwa Libia seharusnya hanya menjadi lahan untuk "dakwah" segera setelah pembunuhan Gaddafi, meskipun kelimpahan senjata dan kondisi tawahhush (kekacauan) di sana sangat ideal untuk jihad.

A L J A Z A I R

Aljazair adalah negeri tempat dilancarkannya jihad oleh para Mujahidin terhadap Rezim Taghut, dan merupakan yang paling lama dan terpanjang sejak penarikan tentara salib Eropa dari tanah kaum Muslimin, dan membentuk perwakilan mereka, berupa pemerintahan murtad untuk memerintah daerah yang telah mereka tinggalkan. Jihad mereka menghadapi banyak kesengsaraan dan penyimpangan, yang terakhir adalah penyimpangan jihad melawan rezim murtad, dengan memenuhi panggilan untuk hidup berdampingan secara damai bersama rezim yang mereka sebut "Arab Springs" dan untuk persatuan jahiliyah dengan sekuler, gerakan nasionalis untuk melawan “musuh bersama" Mentalitas ini menyebabkan kebekuan operasi terhadap rezim Aljazair, semua ini hanya demi revolusi yang tidak jelas dan merugikan tauhid dan jihād.

Tapi, alhamdulillah, Daulah Islam dengan cepat menemukan para mujahidin yang haus untuk kembali melancarkan jihad mereka melawan rezim murtad, bahkan walaupun para pengaku jihad membenci hal tersebut.

Khalifah (hafidzahullāh) mengatakan:
"Wahai singa-singa tauhid di Libia, Aljazair, Tunisia, dan Maroko ... wahai para pahlawan jihad ... wahai keturunan 'Uqbah, Tariq, dan Ibnu Tāshifīn ... sungguh tidak ada kebaikan pada diri kalian jika kalian menyerahkan negeri kalian kepada anak-anak sekularisme sedangkan kalian masih memiliki mata yang berkedip. Tidak ada kebaikan pada diri kalian jika kalian membiarkan mereka merasa aman sedang kalian masih memiliki nadi yang berdenyut. Tidak ada kebaikan pada diri kalian jika kalian cenderung kepada dunia atau gurun atau kembali berbalik. Tidak, karena kalian diciptakan untuk kebaikan dan kebaikan diciptakan untuk kalian. Kalian adalah bahan bakar dan pendukung di setiap medan pertempuran jihad, dan kalian di antara para pemimpinnya. Kami memohon kepada Allah untuk memuliakan kalian, memberkahi kalian, dan memberikan kemenangan pada kalian." 

Dan karena komitmen mereka terhadap ‘al-wala dan bara', ketika Syaikh Abu Muhammad al-'Adnānī membuat seruan untuk menargetkan tentara salib di setiap tempat, para mujahidin Aljazair adalah yang tercepat untuk menjawab seruannya, mereka segera memperlihatkan seorang tahanan Perancis untuk eksekusi jika Prancis tidak menarik diri dari Koalisi Amerika menyerang Daulah Islam, dan kemudian dia benar-benar dieksekusi ketika Perancis arogan dan bersikeras melanjutkan kejahatan mereka.

Sekali lagi, Aljazair, Libia, dan Sinai adalah daerah strategis yang dekat satu sama lain, sehingga memungkinkan untuk melanjutkan ekspansi meskipun para thaghut membencinya, dan untuk mendukung mujahidin yang telah berjanji setia kepada Khilafah di negeri-negeri lain.


DAULAH ISLAM ADA DI SINI
DAN AKAN BERTAHAN

Banyak yang bertanya apa sejarah kata "bāqiyah" (tersisa/bertahan), mereka tidak mengetahui orang yang pertama mengatakan ini dan menulisnya ke dalam gulungan sejarah dengan darahnya. Abu Umar al-Baghdadi (rahimahullah) mengatakan dalam pidatonya yang paling terkenal "Hasad as-sinin bi Dawlat al-Muwahhidīn" (Panen Tahunan di Daulah Muwahhidīn) pada bulan Rabi' al-Awwal 1428 (April 2007):

"Dan sungguh Daulah Islam "bāqiyah" (akan tetap bertahan).
Ia "bāqiyah" karena dibangun di atas mayat para syuhada dan disirami dengan darah mereka, dan dengan demikian transaksi dengan surga telah lunas.
Ia "bāqiyah" karena kemenangan yang diberikan oleh Allah dalam jihad ini lebih jelas daripada matahari di siang yang terik.
Ia "bāqiyah" karena tidak terkontaminasi oleh pemasukan yang haram atau manhaj yang terdistorsi.
Ia akan "bāqiyah" dengan kejujuran pemimpin yang mengorbankan darah mereka dan kejujuran tentara yang dengan lengan mereka daulah ini dibangun. Kami menganggap mereka seperti itu dan Allah adalah hakim tertinggi mereka.
Ia "bāqiyah" karena dia adalah gabungan dari para mujahidin dan harapan orang-orang yang tertindas.
 Ia "bāqiyah" karena Islam sudah mulai naik dan meninggi, kabut sudah mulai menyebar, dan kekufuran sudah mulai tersingkap dan terbuka.
Ia "bāqiyah" karena permohonan kaum tertindas, air mata orang yang berduka, jeritan para tahanan, dan harapan anak-anak yatim.
Ia "bāqiyah" karena kekufuran dalam semua agama dan sekte berkumpul melawan kita, dan setiap pengkhianat dan tersesat mulai memfitnah dan menjelek-jelekkan kita, sehingga kita menjadi yakin kepada tujuan kebenaran dan jalan kebenaran.
Ia "bāqiyah" karena kita yakin pada kepastian Allah yang tidak akan mematahkan hati para muwahhidīn yang tertindas, dan bahwa Dia tidak akan membiarkan orang-orang yang zhalim menertawakan kita.
Ia "bāqiyah" karena Allah ta'ala telah menjanjikan dalam wahyu-Nya yang pasti tepat, Dia berfirman, {Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa} [QS. An-Nur: 55]. {Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti} [QS. Yusuf: 21].” 

Daulah Islam di sini untuk bertahan (bāqiyah), meskipun semua Kristen, Yahudi, mushrikīn, dan murtad membenci. Dan ia akan terus menyebar (tatamaddad) ke seluruh penjuru bumi ...

Tsaubān meriwayatkan, bahwa Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) bersabda; “Sungguh Allah telah menghimpun untukku bumi, sehingga aku melihat sisi timur dan baratnya, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah Allah lipatkan untukku dari bumi”. [Sahih Muslim].

Khalifah berkata, "Dan motto yang diberkahi ini tidak akan berhenti sampai kita menancapkan paku terakhir di peti mati dari konspirasi Sykes- Picot". [Bāqiyah fil ‘Iraq wa Syam]. "Dan barisan para mujahidin akan berlanjut sampai mereka mencapai Roma, dengan Izin Allah". [Walaw Karihal Kafirun]*

Semoga Allah melindungi Daulah Islam dan menolongnya hingga tentaranya melawan tentara salib di dekat Dabiq.

Source : DABIQ 05






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...