7/10/2019

PERANG ELEKTRONIK


Perang Elektronik

Kala meriam-meriam mengguncang tanah di tengah panasnya pertempuran antara para wali Allah dan wali setan, ada pertempuran lain yang menentukan kalah menangnya baku tembak dan hujan mortar ini. Pertempuran ini terjadi di front lain, tepatnya pada hati dan anggota badan seorang muwahhid yang memanggul senjata. Pergulatan antara ketaatan dan maksiat, antara tawakal kepada Allah dan tawakal kepada sebab terus berlangsung. Di sini Allah hendak menguji kesabaran dan keyakinan orang-orang mukmin.

Musuh juga menghadapi pertempuran berbeda yang berada jauh dari panasnya medan perang. Nampaknya bagi mereka pertempuran itu adalah perang yang sebenarnya. Perang itu adalah pertempuran sebab-sebab materi yang merupakan tulang punggung operasi mereka. Dalam pandangan si kafir, faktor pendukung materi yang dimilikinya adalah satu-satunya mesin penggerak segala sesuatu. Faktor materi itulah yang akan mengestimasi kemungkinan, mengilustrasikan peta masa depan, dan menentukan waktu kehidupan serta kematian.

Namun Allahlah yang menciptakan kekuatan dan kelemahan, kalam-Nya, Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS al-Ankabut: 41). 


Kekuatan materi yang dimiliki orang-orang kafir justru menjadi sebab kelemahan dan kekalahan mereka karena mereka bertopang hanya padanya tidak pada Allah. Semua telah menyaksikan bagaimana mental musuh jatuh tiba-tiba ketika Allah menghendakinya. Bagaimana mereka tinggalkan seluruh kekuatan materinya berupa kendaraan lapis baja, meriam dan pertahanan mereka untuk dirampas oleh mujahidin. Mereka kabur begitu saja tanpa mengerti bagaimana rasa gentar menusuk-nusuk dada mereka.

Meskipun demikian, orang-orang mukmin tetap diperintahkan untuk menerjuni faktor pendukung materi dan memanfaatkannya. Namun perbedaannya adalah bahwa orang-orang mukmin selamanya tidak bersandar total pada sebab-sebab materi ini. Mereka memanfaatkannya dalam rangka menaati Allah saja. Memanfaatkan faktor pendukung materi adalah merupakan perintah Rabbani yang tidak boleh ditinggalkan, jika tidak maka seorang mukmin telah jatuh dalam maksiat
yang ditakutkan dampaknya.

Sebagian kaum muslimin ada yang meninggalkan sebab-sebab materi tersebut karena mengira hal itu bagian dari tawakal atau keberanian. Pemikiran ini jauh dari sunnah yang dilakoni oleh kaum muslimin sejak kurun pertama yang mulia sampai Thaifah Manshurah terakhir yang memerangi Dajjal.

Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa beramal dengan ilmu yang benar adalah laksana pedang yang menusuk musuh dan perisai untuk berlindung. Sebagaimana juga bahwa beramal tanpa ilmu adalah bencana besar yang harus dijauhi oleh seorang mujahid.

Peribahasa mengatakan, “Si bodoh itu musuh dirinya sendiri.”

Diantara faktor pendukung kekuatan musuh adalah eksploitasi terhadap alat-alat elektronik modern, yang dikenal dengan nama Perang Elektronik. Maka penting bagi mujahid untuk mengerti sarana yang digunakan dalam perang ini dan bagaimana penggunaannya. Hal itu karena perang ini saling terkait dengan perang konvensional modern.

Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa tulang punggung perang elektronik ini adalah informasi dan metode pengirimannya. Diantaranya metodenya yaitu dengan memutus komunikasi antara mujahidin dan komandannya untuk menciptakan kekacauan barisan, atau memutus komunikasi antar mujahidin untuk mencegah koordinasi. Juga menyadap komunikasi untuk memata-matai informasi yang mengalir dan mengidentifikasi lokasi pengirim dan penerima. Penyadapan itu juga berfungsi mengetahui lokasi penyimpanan data yang berlanjut dengan penyadapannya sehingga kekuatan dan titik lemah mujahidin bisa diketahui, atau penyimpanan data tersebut dihancurkan untuk melumpuhkan kemampuan mujahidin mengambil keputusan yang benar.

Diantara metode perang ini adalah yang berkaitan dengan perang psikologis dengan menyebarkan kabar burung yang membesar-besarkan kekuatan musuh dan menanamkan rasa gentar dalam hati mujahid atas keunggulan teknologinya sehingga melumpuhkan pergerakannya dan menghalanginya dari melakukan perlawanan apalagi menyerbunya.

Bahkan terkadang ada yang sampai pada kesyirikan akibat menggelembungnya rasa takut dari kekejaman orang-orang musyrik.

Dengan ijin Allah, jika kita bisa memahami karakter perang elektronik ini, mengerti sarana, prasarana dan metodenya maka memungkinkan bagi kita untuk melawan skema musuh dalam area ini. Bahkan kita bisa berpindah dari posisi bertahan menuju menyerang dengan memanfaatkan teknologi ini dalam rangka mendukung perang konvensional kita dan menimpakan tikaman dari pintu yang sama yang mereka gunakan untuk menyerang kita.

Pada kesempatan ini kita akan menjelaskan beberapa istilah dasar dalam elektronika modern yang digunakan untuk memerangi mujahidin, diantaranya:

Jaringan Internet

Gambaran yang benar mengenai komunikasi antara dua pihak melalu jaringan internet adalah bahwa komunikasi itu sesungguhnya merupakan transmisi informasi kepada musuh terlebih dahulu lalu kemudian diteruskan kepada pihak kedua.

Disinilah pentingnya enkripsi data yang kuat, dan bahayanya enkripsi palsu. Penting juga diperhatikan bahwa dengan memata-matai komunikasi yang mengalir maka akan didapatkan banyak informasi tanpa perlu men-dekripsi lagi. Seseorang yang menerima banyak aliran komunikasi maka sangat mungkin dia adalah orang penting sehingga kematiannya akan berdampak besar pada pergerakan mujahidin.

Komunikasi Nirkabel

Gambaran yang benar mengenai komunikasi nirkabel antara dua pihak adalah komunikasi itu sesungguhnya merupakan transmisi informasi melalui udara ke seluruh penjuru, baik kepada teman maupun kepada musuh. Dengan ini, penerima sinyal dan telepon nirkabel yang dimiliki musuh adalah sumber informasi berharganya. Jika seorang mujahid memahami metode komunikasi musuh maka ia akan memahami mengapa musuh terkadang men-jamming sarana komunikasi tertentu dan  membiarkan yang lain, kapan dia akan mendisrupsi seluruh bentuk komunikasi dan tidak memata-matai lagi, dan bagaimana cara komunikasi masing masing mereka ketika men-jamming mujahidin.

Enkripsi Data

Enkripsi data adalah senjata yang kuat. Bisa digambarkan bahwa enkripsi adalah sebuah peti terkunci rapat yang di dalamnya ada surat. Peti ini tidak bisa dibuka kecuali oleh pihak yang mempunyai kunci dekripsinya. Enkripsi yang bagus akan m embuat musuh buta t erhadap isi komunikasi mujahidin. Maka terkadang musuh berusaha meretas perangkat salah satu pihak tersebut tanpa sepengetahuannya untuk mengetahui isi komunikasi itu. Oleh karena itu, perangkat yang digunakan untuk berkomunikasi harus diproteksi dari penetrasi dengan sebaik-baiknya.

Iden_fikasi Lokasi

Musuh menggunakan berbagai sarana untuk mengidentifikasi lokasi yang hendak ditarget. Diantaranya dengan meretas perangkat komunikasi yang memuat system GPS. Juga dengan menjejaki sumber pengirim sinyal nirkabel. Diantaranya juga dengan memanfaatkan intel-intel yang telah disebar.

Perlu diperhatikan juga bahwa percakapan melalui internet yang terjadi di antara dua pihak menggunakan smartphone amat cukup untuk mengiden_fikasi lokasi keduanya, belum ditambah dengan data lainnya.

Citra Satelit dan Thermal Imaging

Dua hal ini adalah mata musuh yang tak pernah terpejam. Seorang mujahid cerdas harus mengetahui kemungkinan-kemungkinannya tanpa berlebihan atau meremehkan dalam hal sebab-sebab materi ini. Citra satelit menghasilkan gambar beresolusi tinggi dari jarak yang jauh. Sekalipun demikian, gambar yang dihasilkan tetap tidak bisa menampilkan wajah manusia secara detail dari jarak beberapa kilometer.

Jika hal itu mungkin tentu musuh tidak membutuhkan intel. Adapun thermal imaging tidak menghasilkan gambar sedetail citra satelit. Yang ditampilkan adalah panas tubuh manusia. Sehingga seseorang yang bersembunyi dibalik pepohonan akan tetap terlihat karena perbedaan suhu antara tubuh manusia dengan pohon.

Dengan demikian, kita bisa mengelabuhi thermal imaging ini dengan menaburkan tanah kering dan rumput liar dari medan pertempuran pada tubuh setelah suhu tubuh dihalangi dengan aluminium foil misalnya. Sedangkan untuk mengelabuhi citra satelit adalah dengan menutupi tubuh dengan benda berbagai warna yang sesuai dengan medan pertempuran seperti yang dilakukan sniper yang berkamuflase untuk menipu mata manusia dan citra satelit.



Dampak Psikologis Perang Elektronik

Yaitu musuh menyebarkan berbagai isu seputar peristiwa yang sama sekali tidak terjadi, atau dengan membesar-besarkan peristiwa yang terjadi, dengan bersandarkan pada kebodohan si penerima yang menelan mentah-mentah berita seputar kemampuan militer dan intelijen musuh.

Desas-desus ini bertopang pada ketidaktahuan si penerima mengenai hakikat dan keterbatasan sains modern. Keberhasilan perang psikologis ini bertumpu pada seberapa besar ketakutan kepada musuh. Kita dapati sampai-sampai sebagian kelompok dan faksi murtad itu sangat berhati-hati dengan apa yang dikatakannya kepada anak-anak dan istrinya di rumah lantaran ketakutannya kepada Salibis. Kita juga telah mendengar ada orang yang mengatakan bahwa Amerikalah yang mengatur cuaca dengan peralatan modernnya. Jika iman yang sedikit itu “berjabat tangan” dengan kebodohan ditambah lagi sedikit kedunguan, maka rasa takut kepada selain Allah bisa jadi adalah hasil dari kerjasama ini, wal iyadzu billah.

Dalam beberapa tulisan kedepan Insya Allah kita akan memberikan penjelasan singkat mengenai beberapa sarana perang elektronik yang sudah diketahui. Kami mohon kepada Allah agar tulisan ini bermanfaat bagi mujahidin di jalan-Nya, juga sebagai bentuk bantuan pada mereka. Wal hamdu lillahi rabbil 'alamin.

Source: AL FATIHIN 05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...