7/12/2019

PARA DERMAWAN ADALAH PARA PEMIMPIN MANUSIA DI DUNIA


Akhi Mujahid

PARA DERMAWAN ADALAH PARA
PEMIMPIN MANUSIA DI DUNIA

Akhi Mujahid, kedermawanan memiliki beberapa makna agung yang dianjurkan dan dimotivasi oleh Islam, serta menyiapkan pahala besar bagi pelakunya dan menyebut orang-orangnya sebagai orang-orang beruntung. Allah Ta’ala berfirman, “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9)
Kedermawanan adalah memberi dengan keelokan jiwa tanpa membanggakan diri dengan pemberian tersebut atau mengharapkan imbalan setelah berinfak. Tingkatan kedermawanan tertinggi adalah saat seseorang mendermakan diri di jalan “Tuannya” (Allah), lalu memerangi musuh-musuhNya demi menegakkan hukum-Nya. Meskipun dalam prosesnya harus menanggung intimidasi, rasa lapar, dan letih. Dia mempersembahkan harta, keluarga, dan anaknya. Barangsiapa dermawan melalui dirinya, niscaya segala hal selainnya akan terasa ringan bagi dirinya. Karena sifat dermawan dan keberanian adalah dua hal yang tidak terpisahkan.
Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Dengan keberanian dan kedermawanan di jalan Allah, maka Allah memuliakan para pendahulu. Allah ta’ala berfirman, ‘Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik,’ (Al-Hadid: 10).” (Majmu’ Fatawa)
Dari Jabir radhiallahua'anh yang berkata, “Tidak pernah Nabi shallallahu’alaihi wasallam dimintai sesuatu kemudian menjawab “Tidak”.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam sejarah para sahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ketika menyiapkan pasukan Perang Tabuk ada teladan bagi kita. Abu Bakar Ash-Shiddiq mendermakan seluruh hartanya. Umar bin Al-Khattab datang dengan separuh hartanya. Utsman bin Affan membekali sepertiga pasukan. Abdurrahman bin Auf bersedekah dengan 200 uqiyah perak. Ashim bin ‘Adi mendermakan 70 wasaq kurma. Para Wanita bersedekah dengan perhiasan di lengan dan gelang-gelang mereka. Dan Al-Abbas bersedekah dengan 90 ribu.
Sirah bercerita kepada kita bahwa Utsman bin ‘Affan ta’ala telah membeli Sumur Rumiyah dari orang Yahudi yang biasa menjual airnya kepada umat Islam dengan harga tinggi. Dia memberinya untuk umat Islam tanpa imbalan. Dia juga terkenal gemar memerdekakan budak.
Imam Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Kedudukan infak tergolong yang paling mulia dalam agama dan manusia berbeda-beda dalam hal ini sesuai kadar kedermawanan yang ada pada dirinya. Lawan katanya adalah sifat bakhil dan kikir. Yang pertama adalah terpuji berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, sedangkan yang kedua adalah tercela berdasarkan keduanya. Allah Ta’ala telah menganjurkan para hamba-Nya untuk berinfak karena besarnya manfaat dan sisi positifnya serta begitu besar pahalanya.” (Fathul Majid)
Sebagian ulama berkata, “Kedermawanan memiliki banyak bentuk, tidak hanya terbatas pada pembelanjaan harta semata, tetapi lebih umum dan lebih menyeluruh. Di antaranya, upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan orang lain dan menghilangkan kesedihan mereka. Bersikap dermawan dalam jabatan, yaitu dengan mengerahkan kemampuannya untuk memberikan rekomendasi dalam hal yang baik, mengerahkan kemampuan untuk memenangkan yang benar, menolong orang yang terzalimi, membantu orang yang lemah dan orang yang mendermakan waktunya demi memberikan manfaat untuk orang banyak, seperti mengajar, melatih, dan yang lainnya, memberikan nasehat dan arahan. Di antara bentuknya yang lain adalah tersenyum di hadapan manusia dan memaafkan orang yang berbuat buruk kepadanya.”
Akhi Mujahid, berinfaklah dan bergembiralah dengan pahala, serta bergembiralah, tidak perlu engkau takut atau bersedih. Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” (Al-Baqarah: 262)
Akhi Mujahid, berinfaklah, karena Allah telah menjamin bagi yang mau memberi bahwa Dia akan mengganti dan memberinya rezeki. Sebagaimana Dia berfirman, Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Saba`: 39)
Maka, perhatikanlah akhi segenap teks penuh keberkahan ini. Ingatlah selalu dan jadikanlah sebagai motivasi untuk bermurah hati dalam semua kondisi, niscaya engkau akan mendapat anugerah tanpa batas dari Allah Ta’ala.

Source: AL FATIHIN 09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...