SURAT
WASIAT KHOTTHOB
KEPADA ANAKNYA
*Ditulis untuk anaknya yang bernama Sholeh, ketika usianya
belum genap tiga bulan.
Ditulis di daerah Dar-Gho Cechnya.
“Nasehat
Komandan untuk putranya :
surat dari
medan tempur Chechnya."
Sesungguhnya sejarah Islam tidak akan
menggoreskan tintanya kecuali untuk para lelaki yang berlaku jujur kepada Alloh
dan kepada siapa saja yang menyertainya; yang mempraktekkan kata-katanya, dan
maju di barisan tempur paling depan.
Percayalah, Sholih, dulu para penyembah
dirham, dunia, dan penyembah barat, menyibukkanku dengan profesi dan gaji, dan pahala
di sisi Alloh adalah lebih baik dari semua ini. Maka habislah satu generasi dan
generasi berikutnya hanya dengan kehidupan rutinitas yang mematikan, tak jauh
berbeda dengan kehidupan binatang. Kita bangun pagi hari, sarapan, kemudian
pergi ke tempat kerja, setelah itu makan siang, kemudian pulang ke rumah,
kemudian makan malam, dan kemudian tidur. Tidak ada tujuan dalam hidup.
Sholih, percayalah padaku, sejauh mana
seseorang tekad dan tujuan dalam hidupnya maka sejauh itu pulalah ia diberi
rezeki dan taufik. Sedangkan permasalahan-permasalahan hidup tidak akan pernah habis,
ia hanya berkutat pada masalah pekerjaan, kendaraan, istri, anak, dan tempat
tinggal. Setiap kali engkau berhasil pecahkan satu masalah, datang masalah
lain. Engkau pecahkan sepuluh masalah, datang dua puluh masalah. Padahal umur
semakin habis, sementara masalah tidak habis-habis.
Dunia Islam hari ini, memiliki berbagai
tipe masyarakat, ada yang ulama, pencari ilmu, usahawan, insinyur, pegawai
masjidil haram, dan orang-orang yang hidup pas-pasan dan terkekang: yaitu para tentara
tauhid dan jihad sebagai ajaran tertinggi Islam.
Telah tiba waktu untuk berjihad, bangsa
kafir datang dan tidak ada kata lain selain pedang. Sungguh, Alloh telah
memberikan anugerah kepada umat Islam di zaman sekarang dengan dibukanya jihad,
saya tidak katakan di zaman Rosululloh dan para shahabatnya.
Kalau tidak percaya, lihatlah bagaimana
mungkin bangsa termiskin di dunia mampu menyerang Uni Soviet, bangsa termiskin
berani masuk melancarkan serangan ke jantung Rusia dan di Rusia. Kalau bukan karena
aku hidup langsung dengan bangsa-bangsa semacam ini, aku tidak percaya ini bisa
terjadi.
Percaya padaku, wahai Sholih, kematian
adalah seni yang bisa diatur, hanya saja ilmunya ada di sisi Alloh mengenai di
mana dan kapan kematian itu terjadi. Kejarlah kematian, niscaya engkau akan raih
kehidupan. Yakin dan berbaik sangkalah kepada Alloh. Memang kita hari ini
mengaku beriman kepada Alloh, tetapi kita masih meragukan datangnya pertolongan
dari Alloh untuk kita. Kita berprasangka yang bukan-bukan, kita tergentarkan
oleh pesawat dan tank-tank musuh-musuh Alloh ketika perang Teluk. Perang Teluk telah
meluluh lantakkan apa saja yang dimiliki kaum muslimin. Tapi setelah keyakinan
diri kepada Alloh kembali ke dalam diri kaum muslimin pasca kekalahan Uni
Soviet oleh Afghanistan, terhinakanlah kekuatan barat dan timur di hadapan
kekuatan iman kepada Alloh.
Lalu datanglah bangsa barat ke negeri
Islam, untuk menggelar pentas yang membuat umat Muhammad ketakutan. Padahal
Saddam sendiri belum mampus, ia menjelma menjadi manusia buas yang menakut-nakuti
kaum muslimin dengan perang ini, kaum muslimin harus diperas hartanya dan
menanggung hutang bertumpuk-tumpuk lantaran perang yang memakan waktu satu
tahun ini, dengan perahan yang betul-betul habis.
Sholeh! Engkau akan mati sendirian, tinggal
di kubur sendirian, dan akan dibangkitkan sendirian. Padahal jalan yang harus
ditempuh begitu panjang, sedangkan bekal kita sedikit. Maka, berbekallah dengan
takwa dan jihad di jalan Alloh, sebab jihad adalah kemuliaan di dunia dan
akhirat.
Buah hatiku! Kamu sekarang memang masih
kecil, tetapi kami telah merintis jalan buatmu dan manusia-manusia seusiamu
sekarang, kami menyiapkan dan memberikan pelajaran kepada kalian. Apa yang tidak
bisa diberikan kakek-kakek kalian kepada kami, maka tinggalah harapan umat ini
ditumpukan kepada generasi kalian. Ketika kami nanti sudah tua, harapan kami
hanya kepada Alloh, setelah itu kepada kalian.
Sayangku dan permata hatiku… Pemuda hari
ini menjadi budak syetan, berupa televisi, sepak bola, rekreasi, dan mobil.
Hindarilah mati karena kecelakaan atau tabrakan. Mintalah khusnul khotimah kepada
Alloh; mati syahid. Dengan ini engkau akan dikumpulkan bersama sang Nabi
tercinta dan terpilih, Muhammad SAW, dan para shahabatnya. Mereka berada di
derajat para nabi, kemudian shiddiiqiin (orang-orang yang imannya kuat),
kemudian para syuhada.
Wahai penyejuk mataku… Pujilah Alloh,
karena engkau dilahirkan di bumi peperangan, desa kaum ibumu dihancurkan,
mereka membela agama dan kehormatan mereka sampai titik penghabisan.
Separo dari mereka keluar berperang bersama
ayahmu melancarkan pembalasan, dan separo lagi harus mengenyam pahitnya penjara
dan mati terkubur di bawah tanah, mereka syuhada…Insya Alloh.
Merekalah yang pertama kali memproklamirkan
syariat Islam di Dagestan, sebuah negeri para budak, pemerintahan atheis dan
kafir di Kar Makhi. Aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu, ketika mereka
dikepung kekuatan militer dzalim dari empat penjuru dan desa-desa mereka
dibombardir, maka kami berdiri bersama tentara tauhid untuk membela diri, dan
pecahlah pertempuran-pertempuran yang belum pernah kusaksikan, ketika itu
dihinakanlah bangsa zalim dan atheis. Ketika kamu masih dalam perut ibumu,
pesawat-pesawat membumi hanguskan bumi dan manusia yang ada di atasnya, yaitu
di bumi Cechnya. Pujilah Alloh, karena engkau sudah mendengar suara peluru dan
rudal ketika engkau masih di perut ibumu. Ibumu sendiri harus lari dari satu
tempat ke tempat lain.
Anakku yang mulia… Jangan mimpi untuk hidup
senang, lezat, dan damai-damai saja. Karena dunia kafir akan mengejar di belakangmu.
Demi dosa ayahmu, pilihlah untuk dirimu kehidupan izzah (harga diri) dan
kemuliaan, sebelum engkau dijebloskan di penjara kafir. Sebab teman-teman
ayahmu telah diperlakukan seperti itu, sedangkan engkau tidak jauh berbeda
dengan mereka, dan aku tidak lebih baik daripada teman-teman ayahmu. Ambillah
keputusan hidup yang tegas lalu teguhlah di atasnya, percayalah kepada taufik Alloh,
jangan dengar katanya-katanya, dan pertanyaan yang masih kira-kira.
Hendaknya engkau mencari ilmu dan menghafal
kitab Alloh ketika masih kecil, setelah itu ber-I’dad dan berjihad di jalan
Alloh.
Anakku, aku tidak tahu apakah kita nanti
akan bersama-sama dalam medan pertempuran, engkau jadi komandanku dan aku prajuritmu
yang memberi minum pasukan lain yang haus serta mengobati yang terluka. Atau
barangkali, engkau akan sendirian sementara aku sudah terkubur di bawah tanah,
maka inilah nasehat seorang prajurit untuk komandannya: Jadilah sedekah jariyah
(yang terus mengalir pahalanya) buat ayahmu dan anak sholeh yang mendoakanku,
wahai Sholeh. Sebab tidak ada lagi setelah mati bagi seorang hamba selain itu,
sebagaimana disabdakan oleh manusia pilihan, Muhammad SAW.
Ini saja, tak lupa aku memohon kepada robb
semua manusia, agar menjagamu untuk menjadi orang yang berkhidmad buat agama ini
di manapun kamu berada, memberikan anugerah agungnya kepadamu, tidak memberi
kesempatan musuh-musuh Alloh untuk menangkapmu, tidak melebihkan keutamaan dan
pemberian orang lain di atas yang diberikan kepadamu, dan memberimu rezeki
berupa kesyahidan di jalan-Nya, sehingga engkau bisa memberi syafaat buat ayahmu,
ibumu, dan orang-orang miskin.
Semoga Alloh membekalimu dengan ilmu dan
kekuatan untuk menghadapi orang-orang kafir. Allohu Akbar!
Ayahmu, Khotthob.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar