Al-Baqarah,
ayat 259
“Atau apakah
(kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya)
telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan
kembali negeri ini setelah roboh?" Maka Allah mematikan orang itu seratus
tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya, "Berapa lamakah
kamu tinggal di sini?" Ia menjawab, "Saya tinggal di sini sehari atau
setengah hari." Allah berfirman, "Sebenarnya kamu telah tinggal di
sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum
lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang
belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan
lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu, bagaimana Kami menyusunnya
kembali, kemudian Kami menutupnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata
kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati), dia pun berkata,
"Saya yakin bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
***********
Menurut suatu
pendapat, negeri tersebut diramaikan kembali setelah tujuh puluh tahun kematian
lelaki itu, penduduknya lengkap seperti semula, dan kaum Bani Israil kembali
lagi ke negeri itu. Ketika Allah membangkitkannya sesudah ia mati, maka anggota
tubuhnya yang mula-mula dihidupkan oleh Allah adalah kedua matanya. Dengan
demikian, maka ia dapat menyaksikan perbuatan Allah, bagaimana Allah
menghidupkan kembali dirinya. Setelah seluruh tubuh lelaki itu hidup seperti
sediakala, maka Allah berfirman kepadanya melalui malaikat:
Berapakah lamanya
kamu tinggal? Ia menjawab, "Saya telah tinggal di sini sehari atau
setengah hari." (Al-Baqarah: 259)
Dia merasakan
bahwa dirinya mati pada permulaan siang hari, kemudian dihidupkan kembali pada
petang harinya. Akan tetapi, ketika ia melihat matahari masih tetap ada, ia
menduga bahwa ia dibangkitkan dalam hari yang sama. Karena itulah ia berkata,
"Atau setengah hari." Maka Allah Swt. menjawab dengan melalui
firman-Nya:
Allah berfirman,
"Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah
kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah." (Al-Baqarah: 259)
Demikian itu
karena menurut kisahnya disebutkan bahwa lelaki itu membawa buah anggur, buah
tin, dan minuman jus. Maka ia melihatnya masih utuh seperti semula, tiada
sesuatu pun yang berubah; minuman jusnya tidak berubah, buah tinnya tidak masam
dan tidak busuk, serta buah anggurnya tidak berkurang barang sedikit pun.
dan lihatlah kepada
keledai kamu (yang telah menjadi tulang-belulang). (Al-Baqarah: 259)
Yakni bagaimana
Allah Swt. menghidupkannya kembali dengan disaksikan oleh kedua matamu.
Kami
akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia. (Al-Baqarah: 259)
Yaitu sebagai dalil yang membuktikan adanya hari berbangkit.
Dan lihatlah kepada
tulang-belulang keledai itu, bagaimana Kami menyusunnya kembali. (Al-Baqarah: 259)
Maksudnya,
bagaimana Kami mengangkatnya dan menyusun sebagian darinya atas sebagian yang
lain hingga seperti bentuk semula.
kemudian Kami
menutupinya dengan daging. (Al-Baqarah: 259)
As-Saddi dan
lain-lainnya mengatakan bahwa tulang-belulang keledainya telah bercerai-berai
di sebelah kanan dan kirinya. Lalu ia memandang ke tulang-belulang itu yang
berkilauan karena putihnya. Kemudian Allah mengirimkan angin, lalu angin itu
menghimpun kembali tulang-belulang itu ke tempat semula. Kemudian masing-masing
tulang tersusun pada tempatnya masing-masing, hingga jadilah seekor keledai
yang berdiri berbentuk rangka tulang tanpa daging. Selanjutnya Allah memakaikan
kepadanya daging, otot, urat, dan kulit, lalu Allah mengirim malaikat yang
ditugaskan untuk meniupkan roh ke dalam tubuh keledai itu melalui kedua lubang
hidungnya. Maka dengan serta merta keledai itu meringkik dan hidup kembali
dengan seizin Allah Swt. Semuanya itu terjadi di hadapan pandangan mata Uzair.
Setelah ia menyaksikan hal itu dengan jelas dan kini ia mengerti, maka ia
berkata yang perkataannya disitir oleh firman-Nya:
Dia berkata,
"Saya yakin bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (Al-Baqarah: 259)
YAKNI
SAYA YAKIN AKAN HAL INI KARENA SAYA TELAH MENYAKSIKAN DENGAN MATA KEPALA SAYA
SENDIRI, DAN SAYA ADALAH ORANG YANG PALING MENGETAHUI HAL INI DI ANTARA SEMUA
MANUSIA YANG HIDUP DI ZAMAN SAYA.
Source: Tafsir Ibnu Katsir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar