7/12/2019

SAMPAI KAMU BERIMAN KEPADA ALLAH SAJA


Sampai Kamu Beriman
KEPADA ALLAH SAJA


Betapa banyaknya nama tanzhim (organisasi) dan faksi yang muncul di Syam selama beberapa tahun ini. Betapa banyak juga perpecahan yang terjadi, peleburan, koalisi, dan front yang dibentuk. Kebanyakannya, kondisi persatuan dan perpecahan faksi-faksi tersebut tidaklah berbeda. Perubahan hanya terjadi pada gambar dan nama, namun tidak menyentuh hakikat dan tuntutan.
Kita menyaksikan bagaimana sekelompok orang murtad memisahkan diri dari Jabhah Jaulani, setelah mereka membersamainya dalam setiap kerusakan yang dilakukan Jabhah selama beberapa tahun silam. Mulai dari memecah-belah barisan kaum muslimin, membantu kaum musyrik menyerang muwahidin, sampai menolak menegakkan agama, untuk kemudian membangun pemerintahan berhukum dengan selain syariat Rabb Semesta Alam. Mereka yang memisahkan diri tadi membentuk faksi baru, menamai diri mereka dengan nama “Hurras Ad-Din” (Penjaga Agama). Padahal mereka belum lagi bertaubat dari menjaga kesyirikan dan mengawal orang-orang musyrik. Sebagaimana banyak bukti menegaskan, mereka meninggalkan geng Jaulani sebab menampakkan afiliasi mereka kepada gerakan murtad Taliban, yang mana mereka masih setia membaiat amirnya, dan loyal kepada para individu murtadnya.
Bagi para pembelot, segenap kerusakan itu tidak meniscayakan persoalan memerintahkan kebaikan atau melarang kemungkaran. Namun lebih karena Si Murtad Jaulani menguak kedunguan mereka, memperlihatkan dirinya mempermainkan mereka dan syaikh mereka, Azh-Zhawahiri, sebagaimana seorang anak kecil bermain-main dengan bola. Hal demikian tidak diterima akal sakit mereka yang sangat mencintai popularitas dan keuntungan, serta berupaya menjaga image (citra) penuh hikmat, berwawasan, dan terpuji.
Orang-orang murtad mengira, mereka otomatis menjadi muslim hanya dengan keluar dari salah satu kelompok murtad. Mereka pura-pura lupa –mereka padahal mengklaim berilmu—bahwa meninggalkan kelompok kafir hanyalah indikator yang menunjukkan kebenaran orang si pengklaim taubat. Jadi ia adalah prolog (pembukaan) dari taubat, dan bukan hakikat taubat itu sendiri. Orang murtad mesti mengumumkan taubatnya dari tindak kekafiran yang menyebabkannya keluar dari agama Islam, sebelum dia mengumumkan kembali kepadanya.
Dalam konteks mereka, keluarnya mereka dari kelompok murtad “Haiah Tahrir Syam” haruslah dibarengi dengan pengumuman keberlepasan diri mereka darinya, dari segenap individu murtadnya, dan dari semua kekafiran yang melekat padanya. Serta menahan diri untuk tidak masuk ke dalam kelompok murtad lainnya, semisal “Gerakan Nasionalis Taliban”. Lalu mengumumkan pembaruan Islam mereka dari kekafiran yang mereka lakoni. Dengan demikian, mereka menjadi para pengikut milllah (agama) Ibrahim, yang mengatakan kepada kaum musyrik, “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja…” (Al-Mumtahanah: 4), namun hal itu tidak terwujud pada orang-orang murtad itu.
Keluarnya mereka dari kelompok murtad yang sebelumnya mereka menjadi bala tentaranya, tiada berbeda dengan keluarnya sebagian tentara militer Nushairiyah murtad yang mereka sebut sebagai “desertir”, tanpa bertaubat dari kekafiran yang melekat dengan mereka. Mereka kekal dalam pokok kemurtadan mereka, sampai mereka menampakkan kebalikannya. Status hukum mereka sama seperti hukum individu militer Nushairiyah, sampai mereka bertaubat kepada Allah dari kekafiran yang mereka ikuti, serta bertaubat dari mereka dan dari kesyirikan mereka, lalu memusuhi mereka disebabkan kekafiran mereka kepada Allah Yang Maha Agung.
Adapun sebutan kami untuk mereka, yaitu “para penjaga kesyirikan”, adalah sebuah hakikat yang menempel pada mereka. Ditambah lagi kesyirikan mereka dengan berafiliasinya mereka kepada kelompok kafir yang mereka ketahui kondisinya, yaitu Jabhah Jaulani murtad. Para pengikut tanzhim ini mengklaim memerangi Daulah Islam, seandainya mereka menjajah negeri-negeri kafir yang dikuasai saudara-saudara murtad mereka. Kendati bertujuan melenyapkan kesyirikan yang mendominasi di negeri-negeri itu, dan menegakkan agama di dalamnya, hanya saja mereka rela menjadi “para penjaga kesyirikan” yang menghegemoni negeri itu. Maka mereka pun tidak menegakkan syariat Allah di dalamnya, tidak membiarkan pihak yang menghendaki hal itu (penegakan syariat), dan akan menangkap orang yang melakukannya. Mereka menyebut peperangan melawannya sebagai “menghalau serangan”, merespons salah seorang murtad dari kalangan ulama durjana yang memerintahkan mereka membantu kelompok Jabhah Jaulani murtad melawan kaum muwahid. Padahal dia mengetahui apa yang terjadi di dalamnya berupa kekafiran nyata.
Bahkan, di antara petinggi dan bala tentara organisasi ini ada yang benar-benar memerangi kaum muwahid bersama orang-orang yang divonis kafir oleh mereka. Kemudian mereka menyiksa kaum muslimin di dalam penjara-penjara mereka, membunuh mereka dengan cara disiksa, muslihat, makar dan tidak diberi makan. Sebagaimana mereka lakukan di kawasan Hawran, Hamah, Qalamun, dan pinggiran Aleppo Utara. Di saat mereka kini enggan “menghalau serangan” pasukan murtad Jaisyul Hurr (FSA) terhadap saudara mereka, si Jaulani dan bala tentaranya, guna menjaga darah apa yang mereka sebut sebagai kaum “muslimin”.
Kami memperingatkan kaum muslimin agar tidak membela mereka dalam bentuk apa pun, sampai mereka bertaubat dari kemurtadan mereka, dan berlepas diri dari kekafiran yang mereka lakoni. Dan dari kekafiran yang masih mereka perbuat saat ini, dan dari saudara-saudara mereka yang melakukan kekafiran, lalu memusuhi mereka disebabkan kekafiran mereka kepada Allah, serta berjihad di jalan Allah Rabb Semesta Alam. Sehingga dengan hal itu mereka menjadi orang-orang yang beruntung. Allah berfirman, Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui,(At-Taubah: 11)

Source: AL FATIHIN 08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...