7/10/2019

ALLAH MEMERINTAHKAN BERBUAT ADIL DAN BAIK


Sungguh Allah
Memerintahkan Berbuat
ADIL dan BAIK

“Ihsan” (berbuat baik) adalah antonim (lawan) dari “al-isa`ah” (berbuat buruk). Ihsan mencakup segala sesuatu yang disukai, segala hal yang menyenangkan jiwa, berupa kenikmatan yang didapat manusia pada badan, jiwa, dan kondisinya. (Mu'jam Maqayis Al-Lughah, karya Ibnu Faris) Definisi ihsan dalam terminologi syariat ada dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jikapun engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)

Allah Ta'ala memerintahkan hal itu. Dia berfirman, Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,” (An-Nahl: 90).

Allah juga berfirman, Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya,” (Yunus: 26). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda menafsirkan ayat ini, Al-husna adalah surga dan 'tambahannya' adalah melihat wajah Allah Ta'ala.” (HR. Abu Harim dan Ath-Thabari)

Ihsan Ada Dua Macam.
Pertama, terkait dengan ibadah kepada Allah. Kedua, terkait dengan manusia dan segenap makhluk lainnya.

Pertama: ia adalah tingkatan agama tertinggi, di mana seorang muslim mendaki dan naik ke tingkatan iman tertinggi.

Pasalnya, seseorang tidak mungkin sampai ke tingkatan ihsan kecuali dia telah mencapai Islam dan iman. Dia akan beribadah kepada Allah sembari merasakan bahwa pengawasan-Nya. Seakan-akan Allah melihatnya, sehingga dia akan mengelokkan amalan dan memperbaiki ibadahnya. Dia menjadikan semua harapan dari amalannya adalah ridha Allah. Sehingga kondisi lahirnya seperti kondisi batinnya, dia tidak terpengaruh celaan dan terlena oleh pujian.

Kedua: berbuat baik kepada manusia dan seluruh makhluk lainnya.

Cabangnya sangat banyak, seperti berbakti kepada kedua orangtua, berbakti kepada pasanganya satu sama lain (suami dan istri), berbuat baik kepada keluarga dan kerabat, kepada janda, anak yaim, dan fakir miskin, dan berbuat baik kepada manusia secara umum. Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Ali 'Imran: 134)

Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata, “Sungguh aku memenuhi kebutuhan saudaraku, maka lebih aku cintai daripada beri’tikaf selama setahun.” ('Uyun Al-Akbar, karya Ibnu Taimiyah)

Akhi Mujahid, termasuk ke dalam ihsan adalah membantu manusia dalam segala keutamaan yang diperintahkan Islam, semisal menunaikan kebutuhan-kebutuhan, menolong dengan harta, meringankan penderitaan, menjenguk orang sakit, dan berinteraksi dengan akhlak baik bersama mereka, dan melakukan semua itu sembari merasakan pengawasan Allah Ta'ala terhadap kita, dan mengharap ridha-Nya.

Di antara pintu ihsan terbesar kepada sesama manusia adalah ihsan dengan memberikan nasihat, mengajarkan ilmu, amar makruf nahi mungkar. Tiada hal paling agung dari menyampaikan nasihat atau amar makruf nahi mungkar, sehingga manusia mendapatkan kebaikan dalam agama dan akhirat mereka.

Orang pertama yang merasakan manfaat ihsan adalah mereka yang berbuat ihsan pada diri mereka sendiri. Mereka menyaksikan buah ihsan dari diri mereka, sehingga mereka mendapatkan kelegaan dan ketenangan.

Ibnul Qayyim –Rahimahullah berkata- “Barangsiapa berbuat lembut kepada para hamba-Nya, maka Dia akan berbuat lembut kepadanya, barangsiapa mengasihi hamba-Nya, maka Dia akan mengasihinya. Barangsiapa berbuat baik kepada hamba-Nya, maka Dia akan berbuat baik kepadanya. Barangsiapa menutupi aib mereka, maka Dia akan menutupi aibnya. Barangsiapa mencari-cari aib hamba-Nya, maka Dia akan mengorek aibnya. Barangsiapa yang mempersulit hamba-Nya, maka Dia akan mempersulitnya dan mengeksposnya.

Barangsiapa yang menghalangi kebaikan dari-Nya, maka Dia akan menghalangi kebaikan-Nya untuk dirinya. Barangsiapa memperdaya hamba-Nya, maka Dia akan memperdayanya. Barangsiapa yang mempergauli hamba-Nya dengan sifat tertentu, maka dengan itu pula Allah akan memperlakukannya di dunia dan akhirat.” (Al-Wabil Ash-Shayib Min Al-Kalim Ath-Thayib)

Hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah oleh kalian prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah ucapan paling dusta. Janganlah kalian saling memata-matai, jangan saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

source: AL FATIHIN 05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...