7/02/2019

MARI BELAJAR SEJARAH KEJAYAAN UMAT ISLAM DAHULU

Jika dulu Sukarno sering mengatakan Jas merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah), maka sesungguhnya Allah lebih dahulu mengingatkan hal itu kepada kita. Mengingatkan sejarah perjuangan para Rasul dan pengikutnya yang setia.

Allah SWT berfirman:

وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَ  ۚ وَجَآءَكَ فِى هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِينَ

"Dan semua kisah Rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalam kisah itu telah datang kepadamu kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang yang beriman." (QS. Hud 11: 120)

Di dalam kisah para Nabi dan para pengikutnya terdapat nilai kebenaran yang mesti kita ambil.

Mereka dahulu telah berjuang untuk meraih kemenangan, dengan cara menegakkan tauhid dan menerapkan syari'at yang Allah turunkan kepada ummat mereka. Mereka lah orang yang telah meraih kemenangan (Fauzul 'adzim). Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَا  ۚ وَذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

"Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung." (QS. An-Nisa' 4: 13)

Kemenangan yang mereka raih ini dengan mewujudkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Maknanya, kemenangan itu adalah tatkala melaksanakan syari'at (hukum) Islam, bukan syari'at manusia, sebagaimana yang Allah perintahkan.
Firman-Nya dalam Al Qur'an :

ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلٰى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

"Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. Al-Jasiyah 45: 18)

Mengikuti syariat Allah yang dimaksud ayat ini adalah apa saja yang di perintahkan Allah dalam Qur'an dan perintah Rasulullah dalam Sunnahnya wajib dilaksanakan, dan yang di larang dalam Qur'an dan Sunnah Rasulullah wajib di tinggalkan. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dimaksud tersebut haruslah total (kaaffah). Jika masih mengikuti selain dua sumber hukum Islam itu atau mengikutinya tetapi parsial (sebagian-sebagian saja) maka termasuk mengikuti langkah syetan.
Karena itu Allah SWT berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2: 208)

Mengikuti langkah (tatacara) syetan diantaranya adalah tatacara demokrasi, suatu prinsip bahwa rakyatlah yang berdaulat (bukan Allah) untuk mengatur kehidupan ini. Jika memposisikan Allah dan rakyat sama-sama berdaulat, berarti mengambil sebagian ajaran Kitab Allah, sebagian di tinggalkan, hal itu juga termasuk mengikuti langkah-langkah syetan. Ini adalah langkah yang menjadikan manusia dihinakan oleh Allah dan ancaman adzab dari-Nya.
Allah SWT berfirman:

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتٰبِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ  ۚ فَمَا جَزَآءُ مَنْ يَفْعَلُ ذٰلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْىٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۖ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يُرَدُّونَ إِلٰىٓ أَشَدِّ الْعَذَابِ  ۗ وَمَا اللَّهُ بِغٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

"Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Baqarah 2: 85)
Solusi agar tidak dihinakan di dunia ini, atau dengan kata lain, agar umat manjadi jaya/ mulya di dunia ini adalah dengan mengembalikan berlakunya syariat Islam di
muka bumi ini. Dan ini tentu bukan dengan angan-angan, tetapi mesti dengan perjuangan, yakni berjuang untuk tegaknya Syariat Allah. Bukan berjuang untuk menegakkan syariat buatan manusia.

Sekali lagi, umat akan jaya hanya dengan melaksanakan Syariat Islam dan menjadi hina jika meninggalkannya, titik !!!!
Itulah sebabnya Rasulullah Saw dan sahabat2 beliau, tabi'in dan para tabi'ut-tabi'in dan semua pengikut agama ini yang baik dan lurus mesti berjuang untuk menegakkan Syariat Allah (tegaknya kekuasaan Allah/ Khilafah Islam). Mereka dahulu telah berhasil menegakkannya lebih dari sepuluh abad, dan mereka menjadi mulia di dunia ini. Ini bukan hoax lho!, Sejarah telah membuktikannya.

Setelah syariat ditinggalkan (Khilafah Islam runtuh), menjadikan umat ini hina dan dihinakan sampai hari ini.

Umat ini telah meninggalkan jejak kejayaan Islam dahulu menuju kehancuran, tatkala perjuangan yang ditempuh bertujuan untuk tegaknya kekuasaan manusia, bukan kekuasaan Allah, - untuk terlaksananya hukum manusia, bukan hukum Allah.-

Lihatlah sejarah orang dahulu yang telah Allah muliakan.
Para sejarahwan membagi sejarah Khilafah Islam menjadi empat masa:
(1) Khulafaur Rasyidin (632-661 M);
(2) Khilafah Bani Umayah (661-750 M);
(3) Khilafah Bani Abbasiyah (750-1517 M);
(4) Khilafah Utsmaniyah (1517-1924 M).

Walhasil, Kekhilafahan Islam berlangsung kurang-lebih 13 abad; sebuah usia yang sangat panjang untuk ukuran sebuah negara ideologis yang sangat besar, yang wilayah kekuasaannya pernah meliputi hampir 2/3 bagian dunia mencakup seluruh Timur Tengah, sebagian Afrika, dan Asia Tengah; di sebelah timur sampai ke negeri Cina; di sebelah barat sampai ke Andalusia (Spanyol), selatan Prancis, serta Eropa Timur (meliputi Hungaria, Beograd, Albania, Yunani, Rumania, Serbia, Bulgaria, serta seluruh kepulauan di Laut Tengah).

Para ahli sejarah sepakat, bahwa zaman Khalifah Sulaiman al-Qanuni (926-974 H/1520-1566 M) merupakan zaman kejayaan dan kebesaran Khilafah Utsmaniyah. Pada masa ini, Khilafah Utsmaniyah telah jauh meninggalkan negara-negara Eropa di bidang militer, sains, dan politik (maksudnya negara2 Eropa tertinggal). Namun sayang, setelah Sulaiman al-Qanuni meninggal dunia, Khilafah mulai mengalami kemerosotan terus-menerus.

Ini sejarah, bukan hoax, saudara. Semoga kita bisa mengambil ibroh/pelajaran dari sejarah kejayaan umat Islam tersebut. 

Semoga manfaat.

By: #Al_Ghazaburry
 
pasteFrom_ISLAMIC STATE INSTITUTE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...