Pendahuluan Dabiq 4 :
PERANG
SALIB YANG GAGAL
The Failed Crusade
Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurah atas
Rasul-Nya Muhammad, keluarganya dan parat shahabatnya. Amma ba’du:
Walau
perang salib ini dilancarkan terhadap Daulah Islam, namun kita harus ingat
bahwa di antara aqidah seorang Muslim adalah berlaku husnudz-dzann Billah
(prasangka yang baik terhadap Allah). Allah Ta'ala berfirman, seperti dalam
hadits Qudsi, "Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Maka biarkan dia
berprasangka pada-Ku sesuai apa yang ia inginkan" [Sahih: Ahmad, Ibnu
Hibban, dan al- Hakim].
Sedangkan
kebalikan dari sikap ini berarti berayun di antara kesesatan dan kekufuran.
Allah Ta'ala berfirman, { Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa
dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.”} [Al-Hijr: 56]. Dan Allah
Ta’ala juga berfirman, menceritakan ayah Nabi Yusuf alaihissalam, {“Wahai
anak-anakku! Pergilah kalian, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari
rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”} [Yūsuf: 87].
Sikap
ini merupakan salah satu penyakit hati, karena mereka adalah orang-orang
yang Allah ta'ala sebutkan dalam pernyataan-Nya, {"Bahkan (semula) kamu
menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin sekali-kali tidak akan kembali
lagi kepada keluarga mereka selama-lamanya, dan dijadikan terasa indah yang
demikian itu di dalam hatimu, dan kamu telah berprasangka dengan prasangka yang
buruk, karena itu kamu menjadi kaum yang binasa. "} [Al-Fath: 12].
Sikap
ini juga termasuk zhan (persangkaan) jahiliyyah. Ini adalah sikap keraguan akan
pertolongan Allah bagi agama-Nya dan pengikutnya.
Kita
memiliki janji dari Allah bahwa agama ini pasti menang, dan agama ini yang
dimaksud adalah agama dijelaskan oleh salah seorang Khulafaur Rasyidin
Mahdiyin; 'Umar Ibn al-Khattab (Radiyallahu 'Anh) yang mengatakan, "Tidak
ada Islam kecuali dengan Jama'ah, dan tidak ada jama'ah kecuali dengan Imarah
(kepemimpinan), dan tidak ada Imarah kecuali dengan tā'ah (ketaatan)"
[Sunan ad-Darimi]. Agama yang telah dibawa oleh Rasulullah (sallallahu 'alaihi
wa sallam), seperti dalam hadits, "Aku memerintahkanmu dengan lima hal
yang Allah telah memerintahkanku dengannya: jama'ah, sam'u (mendengarkan), tā'ah,
hijrah, dan jihad fi sabilillah, barangsiapa meninggalkan jama'ah walau satu
jengkal maka dia telah menanggalkan ikatan Islam dari lehernya hingga ia kembali"
[Sahih: Ahmad dan di- Tirmidzi].
Agama
ini adalah agama yang dijanjikan dengan kemenangan, bukan agama perpecahan,
bergolong-golongan, membuat-buat, dan berbangga dengan pendapat pribadi, bukan
juga agama yang kosong dari bai'at, Imarah, dan khilafah. Ini adalah agama yang
benar-benar diwujudkan di tingkat individu, masyarakat, dan bangsa. Ini adalah
agama yang di-janjikan dengan: {Dialah Allah yang telah mengutus Rasul-Nya
dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala
agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.} [At Taubah: 33] {Dan
cukuplah Allah sebagai saksi} [Al- Fath: 28].
Keyakinan dan sikap ini telah dipelihara oleh para pemimpin
dan tentara Daulah Islam sejak hari-hari di mana Abu Mus'ab az-Zarqawi (semoga
Allah menerima dia) merintis jalan bagi pembentukan Daulah ini. Karena itulah,
kalian dapati kata-kata para imam penuh keyakinan mutlak akan pertolongan Allah
terhadap Daulah Islam. Mereka tidak memiliki keraguan mengenai hal ini walau
sebesar biji sawi.
Abu
Mus'ab az-Zarqawi (rahimahullah) berkata, "Orang-orang munafik dan
orang-orang yang menghalangi jalan menuju Allah akan berkata kepadamu, 'Apakah
kamu berpikir apa yang kamu inginkan akan bisa tercapai? Apakah kamu
benar-benar berpikir bahwa Khilafah Islam atau bahkan hanya negara Islam akan
bisa didirikan? Ini sesuatu yang tidak pernah bisa terjadi dan itu semua lebih
dekat kepada khayalan daripada kenyataan”. Maka, jika mereka mengatakan seperti
itu kepadamu, maka ingatlah pernyataan Allah ta'ala, {(Ingatlah), ketika
orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata,
“Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya.” (Allah berfir-man), “Barangsiapa
bertawakal kepada Allah, keta-huilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”}
[Al-Anfal: 49]. Dan juga katakan kepada mereka, 'Sesungguhnya, Allah akan
mengabulkan bagi kaum Muslimin penaklukan Roma, sebagaimana Rasulul-lah
(sallallahu 'alayhi wa sallam) telah berjanji '"[Wasāyā Hāmmah Lil
Mujahidin].
Beliau
juga mengatakan, "Kami melakukan jihad di sini sementara mata kami tertuju
pada al-Quds. Kami berjuang di sini, sementara tujuan kami adalah Roma dengan
harapan yang baik kepada Allah bahwa Dia menjadikan kita kunci bagi bisyarah
(kabar gembira) Nabi dan keputusan Ilahi" [Riyah anNasr].
Sikap
ini kemudian diwariskan oleh penggantinya, Abu Hamzah al-Muhajir
(rahimahullah), yang mengatakan, "Wahai muwahhidīn, terimalah kabar gembira,
demi Allah, kita tidak akan beristirahat dari jihad kita sampai kita berada di
bawah pohon-pohon zaitun Roma, setelah kita menghancurkan rumah kotor yang
disebut Gedung Putih" [inil hukmu Illa Lillah].
Sikap
ini juga bergema oleh manusia pegunungan, Abu Umar al-Baghdadi (rahimahullah),
yang berkata, "Wahai tentara Daulah Islam, wahai pemuda Muhammad
(sallallahu 'alaihi wa sallam) ... Hari ini kita di ambang pintu menuju sebuah
era baru, sebuah titik balik bukan sekedar untuk peta wilayah, tetapi dunia.
Hari ini kita menyaksikan akhir kebohongan yang disebut ‘Peradaban Barat’ dan
bangkitnya rak-sasa Islam. Ini adalah apa yang telah diperingatkan oleh Bush
dalam pidato terakhirnya di depan veteran ketika ia berkata, 'Daerah ini
berubah menjadi salah satu yang mengancam peradaban dengan kehancuran, ‘yang
dimaksud peradaban adalah peradaban syirik dan kufur, peradaban riba dan
prostitusi, peradaban penghinaan dan penaklukan. Dan dia mengatakan tentang
tentara Daulah Islam di Mesopotamia, "Mereka berusaha untuk membangun
kembali Khilafah yang akan meluas dari Spanyol ke Indonesia." Ini terjadi
setelah dia membuat ancaman satu-satunya kaum Sunni adalah Amerika dan
peradabannya". [Wa Yamkurūna Wa Yamkurullāh].
Dan
dia berkata, "Hal ini mendorong musuh Allah - Bush - mengatakan setelah
deklarasi Daulah Islam yang penuh berkah, "Mereka berusaha untuk
mendirikan sebuah Negara Islam yang membentang dari Cina ke Spanyol." Dia
berbicara kebenaran meskipun ia adalah pembohong" [Wa Qul Jā'al Haqqu Wa
Zahaqal Batil].
Dan kepastian ini adalah janji Allah yang diminta oleh Abu
Umar al-Baghdadi saat dia mengatakan dengan penuh keyakinan, "Inna Dawlatal-Islami Bāqiyah" (Sungguh, Daulah Islam ini akan tetap ber-tahan...)
[Hashad as-Sinin].
Dan
juga berkata, "Pada akhirnya, aku katakan kepada kaum muslimin di mana pun
berada, yang menyaksikan kerasnya serangan militer dan propaganda-kalian media
terhadap Daulah Islam di Mesopotamia, jangan takut atau khawatir tentang jihad
yang ada di Irak. Berprasangka baiklah, karena kerasnya gelombang itu telah
pecah. Sungguh, bangunan yang dibangun di atas tengkorak Syuhada dan yang
disirami dengan darah orang-orang yang saleh, adalah bangunan kebenaran yang
lebih kuat dari-pada gunung yang kokoh, dan tegak lebih tinggi dan lebih mulia
dari bintang-bintang. Dan karena kesempurnaan-Nya di atas dan di luar kesalahan
apapun, Dia al-Karīm, ar-Rahman, ar-Rahim Yang tidak akan pernah membiarkan
pengorbanan mereka pergi sia-sia". [Hashad al-Khayr].
Kepastian
ini senada dengan apa yang disampikan oleh Syaikh Abu Muhammad al-'Adnānī
(hafidhahullāh) dalam pidato terakhirnya ketika ia berkata, "Dan kami
berjanji [wahai salib] dengan izin Allah bahwa operasi militer ini akan menjadi
operasi militer terakhir kalian. Ia akan hancur dan dikalahkan, sebagaimana
semua operasi militer sebelumnya yang hancur dan dikalahkan, bahkan kini
saatnya bagi kami untuk menyerang kalian setelah ini, dan kalian tidak akan
pernah menyerang kami lagi. Kami akan menaklukkan Roma kalian, mematahkan
salib, dan memperbudak wanita kalian, dengan izin Allah Ta'ala. ini adalah
Janji-Nya kepada kita; Dia Mahamulia dan Dia tidak tidak pernah menyelisihi
janji-Nya. Jika kita tidak mencapai itu waktu, maka anak-anak dan cucu-cucu
kita akan mencapainya, dan mereka akan menjual anak-anakmu sebagai budak di
pasar budak". [Inna Rab-baka la bil Mirshad].
source: DABIQ 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar