7/03/2019

PERANG SALIB YANG GAGAL; DABIQ 4


Pendahuluan Dabiq 4 :

PERANG SALIB YANG GAGAL
The Failed Crusade



Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurah atas Rasul-Nya Muhammad, keluarganya dan parat shahabatnya. Amma ba’du:

Walau perang salib ini dilancarkan terhadap Daulah Islam, namun kita harus ingat bahwa di antara aqidah seorang Muslim adalah berlaku husnudz-dzann Billah (prasangka yang baik terhadap Allah). Allah Ta'ala berfirman, seperti dalam hadits Qudsi, "Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Maka biarkan dia berprasangka pada-Ku sesuai apa yang ia inginkan" [Sahih: Ahmad, Ibnu Hibban, dan al- Hakim].

Sedangkan kebalikan dari sikap ini berarti berayun di antara kesesatan dan kekufuran. Allah Ta'ala berfirman, { Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.”} [Al-Hijr: 56]. Dan Allah Ta’ala juga berfirman, menceritakan ayah Nabi Yusuf alaihissalam, {“Wahai anak-anakku! Pergilah kalian, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”} [Yūsuf: 87].

Sikap ini merupakan salah satu penyakit hati, karena mereka adalah orang-orang yang Allah ta'ala sebutkan dalam pernyataan-Nya, {"Bahkan (semula) kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin sekali-kali tidak akan kembali lagi kepada keluarga mereka selama-lamanya, dan dijadikan terasa indah yang demikian itu di dalam hatimu, dan kamu telah berprasangka dengan prasangka yang buruk, karena itu kamu menjadi kaum yang binasa. "} [Al-Fath: 12].

Sikap ini juga termasuk zhan (persangkaan) jahiliyyah. Ini adalah sikap keraguan akan pertolongan Allah bagi agama-Nya dan pengikutnya.

Kita memiliki janji dari Allah bahwa agama ini pasti menang, dan agama ini yang dimaksud adalah agama dijelaskan oleh salah seorang Khulafaur Rasyidin Mahdiyin; 'Umar Ibn al-Khattab (Radiyallahu 'Anh) yang mengatakan, "Tidak ada Islam kecuali dengan Jama'ah, dan tidak ada jama'ah kecuali dengan Imarah (kepemimpinan), dan tidak ada Imarah kecuali dengan tā'ah (ketaatan)" [Sunan ad-Darimi]. Agama yang telah dibawa oleh Rasulullah (sallallahu 'alaihi wa sallam), seperti dalam hadits, "Aku memerintahkanmu dengan lima hal yang Allah telah memerintahkanku dengannya: jama'ah, sam'u (mendengarkan), tā'ah, hijrah, dan jihad fi sabilillah, barangsiapa meninggalkan jama'ah walau satu jengkal maka dia telah menanggalkan ikatan Islam dari lehernya hingga ia kembali" [Sahih: Ahmad dan di- Tirmidzi].

Agama ini adalah agama yang dijanjikan dengan kemenangan, bukan agama perpecahan, bergolong-golongan, membuat-buat, dan berbangga dengan pendapat pribadi, bukan juga agama yang kosong dari bai'at, Imarah, dan khilafah. Ini adalah agama yang benar-benar diwujudkan di tingkat individu, masyarakat, dan bangsa. Ini adalah agama yang di-janjikan dengan: {Dialah Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.} [At Taubah: 33] {Dan cukuplah Allah sebagai saksi} [Al- Fath: 28].

Keyakinan dan sikap ini telah dipelihara oleh para pemimpin dan tentara Daulah Islam sejak hari-hari di mana Abu Mus'ab az-Zarqawi (semoga Allah menerima dia) merintis jalan bagi pembentukan Daulah ini. Karena itulah, kalian dapati kata-kata para imam penuh keyakinan mutlak akan pertolongan Allah terhadap Daulah Islam. Mereka tidak memiliki keraguan mengenai hal ini walau sebesar biji sawi.

Abu Mus'ab az-Zarqawi (rahimahullah) berkata, "Orang-orang munafik dan orang-orang yang menghalangi jalan menuju Allah akan berkata kepadamu, 'Apakah kamu berpikir apa yang kamu inginkan akan bisa tercapai? Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa Khilafah Islam atau bahkan hanya negara Islam akan bisa didirikan? Ini sesuatu yang tidak pernah bisa terjadi dan itu semua lebih dekat kepada khayalan daripada kenyataan”. Maka, jika mereka mengatakan seperti itu kepadamu, maka ingatlah pernyataan Allah ta'ala, {(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, “Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya.” (Allah berfir-man), “Barangsiapa bertawakal kepada Allah, keta-huilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”} [Al-Anfal: 49]. Dan juga katakan kepada mereka, 'Sesungguhnya, Allah akan mengabulkan bagi kaum Muslimin penaklukan Roma, sebagaimana Rasulul-lah (sallallahu 'alayhi wa sallam) telah berjanji '"[Wasāyā Hāmmah Lil Mujahidin].


Beliau juga mengatakan, "Kami melakukan jihad di sini sementara mata kami tertuju pada al-Quds. Kami berjuang di sini, sementara tujuan kami adalah Roma dengan harapan yang baik kepada Allah bahwa Dia menjadikan kita kunci bagi bisyarah (kabar gembira) Nabi dan keputusan Ilahi" [Riyah anNasr]. 

Sikap ini kemudian diwariskan oleh penggantinya, Abu Hamzah al-Muhajir (rahimahullah), yang mengatakan, "Wahai muwahhidīn, terimalah kabar gembira, demi Allah, kita tidak akan beristirahat dari jihad kita sampai kita berada di bawah pohon-pohon zaitun Roma, setelah kita menghancurkan rumah kotor yang disebut Gedung Putih" [inil hukmu Illa Lillah].

Sikap ini juga bergema oleh manusia pegunungan, Abu Umar al-Baghdadi (rahimahullah), yang berkata, "Wahai tentara Daulah Islam, wahai pemuda Muhammad (sallallahu 'alaihi wa sallam) ... Hari ini kita di ambang pintu menuju sebuah era baru, sebuah titik balik bukan sekedar untuk peta wilayah, tetapi dunia. Hari ini kita menyaksikan akhir kebohongan yang disebut ‘Peradaban Barat’ dan bangkitnya rak-sasa Islam. Ini adalah apa yang telah diperingatkan oleh Bush dalam pidato terakhirnya di depan veteran ketika ia berkata, 'Daerah ini berubah menjadi salah satu yang mengancam peradaban dengan kehancuran, ‘yang dimaksud peradaban adalah peradaban syirik dan kufur, peradaban riba dan prostitusi, peradaban penghinaan dan penaklukan. Dan dia mengatakan tentang tentara Daulah Islam di Mesopotamia, "Mereka berusaha untuk membangun kembali Khilafah yang akan meluas dari Spanyol ke Indonesia." Ini terjadi setelah dia membuat ancaman satu-satunya kaum Sunni adalah Amerika dan peradabannya". [Wa Yamkurūna Wa Yamkurullāh].

Dan dia berkata, "Hal ini mendorong musuh Allah - Bush - mengatakan setelah deklarasi Daulah Islam yang penuh berkah, "Mereka berusaha untuk mendirikan sebuah Negara Islam yang membentang dari Cina ke Spanyol." Dia berbicara kebenaran meskipun ia adalah pembohong" [Wa Qul Jā'al Haqqu Wa Zahaqal Batil].

Dan kepastian ini adalah janji Allah yang diminta oleh Abu Umar al-Baghdadi saat dia mengatakan dengan penuh keyakinan, "Inna Dawlatal-Islami Bāqiyah" (Sungguh, Daulah Islam ini akan tetap ber-tahan...) [Hashad as-Sinin].

Dan juga berkata, "Pada akhirnya, aku katakan kepada kaum muslimin di mana pun berada, yang menyaksikan kerasnya serangan militer dan propaganda-kalian media terhadap Daulah Islam di Mesopotamia, jangan takut atau khawatir tentang jihad yang ada di Irak. Berprasangka baiklah, karena kerasnya gelombang itu telah pecah. Sungguh, bangunan yang dibangun di atas tengkorak Syuhada dan yang disirami dengan darah orang-orang yang saleh, adalah bangunan kebenaran yang lebih kuat dari-pada gunung yang kokoh, dan tegak lebih tinggi dan lebih mulia dari bintang-bintang. Dan karena kesempurnaan-Nya di atas dan di luar kesalahan apapun, Dia al-Karīm, ar-Rahman, ar-Rahim Yang tidak akan pernah membiarkan pengorbanan mereka pergi sia-sia". [Hashad al-Khayr]. 


Kepastian ini senada dengan apa yang disampikan oleh Syaikh Abu Muhammad al-'Adnānī (hafidhahullāh) dalam pidato terakhirnya ketika ia berkata, "Dan kami berjanji [wahai salib] dengan izin Allah bahwa operasi militer ini akan menjadi operasi militer terakhir kalian. Ia akan hancur dan dikalahkan, sebagaimana semua operasi militer sebelumnya yang hancur dan dikalahkan, bahkan kini saatnya bagi kami untuk menyerang kalian setelah ini, dan kalian tidak akan pernah menyerang kami lagi. Kami akan menaklukkan Roma kalian, mematahkan salib, dan memperbudak wanita kalian, dengan izin Allah Ta'ala. ini adalah Janji-Nya kepada kita; Dia Mahamulia dan Dia tidak tidak pernah menyelisihi janji-Nya. Jika kita tidak mencapai itu waktu, maka anak-anak dan cucu-cucu kita akan mencapainya, dan mereka akan menjual anak-anakmu sebagai budak di pasar budak". [Inna Rab-baka la bil Mirshad].

Akhirnya, kepastian akan hal ini menjadi satu hal yang terus berdenyut di hati setiap mujahid Daulah Islam dan setiap pendukungnya di luar sana, hingga tiba saatnya nanti memerangi tentara salib Romawi di dekat Dabiq.

source: DABIQ 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ

TALBIS IBLIS Terhadap Golongan KHAWARIJ Oleh: Ibnul Jauzi Orang Khawarij yang pertama kali dan yang paling buruk keadaannya ada...